➳ 04

1.5K 272 17
                                    

Junkyu tanpa sadar meletakkan gelasnya cukup keras diatas meja karena mendengar nama itu disebutkan oleh Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junkyu tanpa sadar meletakkan gelasnya cukup keras diatas meja karena mendengar nama itu disebutkan oleh Jihoon. Bahkan atensi beberapa orang disana langsung teralihkan kepada mereka berdua untuk beberapa detik.

"Sialan." hanya umpatan itu yang keluar dari mulutnya. Bercampur dengan emosi yang tak tertahankan.

"Jun? lo mau kemana?!"

Jihoon berteriak memanggil namun tak dihiraukan oleh Junkyu yang kini berjalan keluar dari club meninggalkannya. Jihoon sendiri tahu betul siapa itu Jia.

Mantan terindah Junkyu. Atau bisa dibilang yang terburuk?

: : :

Junkyu mengendarai motornya kearah sebuah tempat yang tak jauh dari rumah keluarganya. Tempat itu adalah sebuah taman bermain yang sudah tidak terpakai lagi. Taman bermain yang berhadapan langsung dengan pemandangan perkotaan.

Biasanya Junkyu sering ke tempat ini untuk menyendiri. Dulu, ia juga pernah mengajak mantan pacarnya kesini sekedar untuk mengobrol atau menikmati pemandangan malam. Dan, sekarang hanya dirinya seorang.

Ketika melangkah, atensinya terarah pada seseorang yang sedang terduduk di atas pembatas membelakanginya. Junkyu yang tak asing dengan sosok itu, langsung menghampiri.

"Sam? lo ngapain disini?!"

Kim Doyoung menoleh sebentar, lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Terlihat santai dan tidak peduli dengan kehadiran kakaknya.

Junkyu sendiri kaget saat melihat sang adik yang bahkan belum masuk usia legal sudah berani merokok di hadapannya. Seperti bukan Doyoung yang ia kenal.

"Sejak kapan lo kayak gini?" Junkyu mencengkram bahu kanan Doyoung. Memaksa adiknya untuk menatap kearahnya.

"Memangnya cuman lo doang yang bisa bebas?! gue juga pengen, kak!" Doyoung menatap tajam kearah Junkyu, bergerak bangkit dari duduknya. Berniat pergi dari sana.

Junkyu kembali menahan, "gue nanya baik-baik! jangan kurang ajar."

Doyoung membuang wajahnya malas, "lo nggak pernah peduli sama gue kak. Lo juga nggak akan pernah peduli."

Junkyu mengerutkan dahinya, tak suka dengan apa yang di katakan adiknya barusan. "Maksud lo?"

Doyoung menepis cengkraman sang kakak di lengannya, "lo pergi! lo ninggalin gue di rumah itu! lo selalu ninggalin gue disaat papa sama mama berantem! gue capek pura-pura terus. gue pengen pergi, gue pengen bebas kayak lo. gue pengen jadi diri gue sendiri, kak David!"

Junkyu lantas melempar satu pukulan tepat di permukaan wajah Doyoung, "lo pikir gue pergi cuman karena alasan itu, hm?"

Si sulung kembali memaksa adiknya untuk menatap langsung kearah sorot matanya yang tajam, "bukan cuman lo yang capek, Sam. Gue juga capek ngeliat adik gue yang terus-terusan bohong cuman buat mempertahanin rumah tangga orangtuanya yang bahkan udah nggak ada harapan lagi."

Doyoung dibuat terdiam, memandang sorot mata Junkyu dengan tatapan sulit dimengerti.

"Jangan maksain diri jadi anak baik-baik kalau itu bukan diri lo sendiri."

: : :

Mashiho datang terlambat. Sekarang ia sedang berada di toilet kampus. Sang dosen memberikannya hukuman untuk membersihkan toilet di lantai pertama dan kedua. Mau tidak mau ia menjalani hukumannya.

Mashiho terlambat masuk karena bangun kesiangan. Ia bekerja dan menjaga minimarket sampai dini hari. Belum juga dengan tugas kliping yang baru selesai pada pukul empat pagi.

Mashiho benar-benar tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat kemarin hari.

"Ih ngantuk banget.." ia menguap. Masih melanjutkan kegiatannya mengepel lantai toilet. Tak terasa sudah pukul sebelas.

Tanpa sadar seseorang masuk, melangkah begitu saja tidak melihat lantai yang baru saja di pel kembali kotor karena diinjak.

"Kok diinjek sih? kan jadi kotor lagi.." Mashiho mengurucutkan bibirnya, menatap tajam kearah lelaki yang baru saja masuk ke dalam toilet barusan.

Namun setelah melihat siapa lelaki itu, Mashiho langsung merubah raut wajahnya. Tepat saat lelaki itu juga menoleh kearah nya dan menatapnya. Pandangan lelaki itu pun turun kearah lantai yang terdapat jejak sepatunya.

Junkyu mencuci tangannya sebentar, lalu mengambil alih pel dan meletakan benda itu di tempatnya.

"Biarin. Sekarang udah jam makan siang. Gua traktir." Junkyu segera menarik pergelangan tangan Mashiho tanpa mendapat persetujuan sang empu.

"Eh kak Junkyu—tapi.."

Junkyu tak menghiraukan, mendudukkan Mashiho di salah satu kursi di sudut kantin. Lalu ia memesan makanan dan kembali saat makanannya sudah jadi.

"Kenapa diliatin aja?" Junkyu bertanya selagi menatap Mashiho yang hanya memandang makanan di hadapannya.

"Kakak nggak makan?"

"Nggak. Udah makan aja. Gua tau lo habis dihukum karena kesiangan kan?"

Mashiho hanya tertawa renyah, lalu memakan makanannya. Sedangkan Junkyu memalingkan wajahnya kearah salah satu meja yang tak jauh darinya diisi oleh tiga orang perempuan.

Salah satu dari perempuan itu menatapnya teduh, dan Junkyu juga menatap balik. Namun dengan tatapan yang tajam penuh dengan kebencian.

Ia kembali membuang mukanya kearah Mashiho. Memperhatikan pemuda Takata itu makan dengan pipi yang mengembung lucu.

"Lo kenapa manis banget sih?"

"Lo kenapa manis banget sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

Gutted +Junshiho (Disc.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang