꒰⛄꒱ 6 일

410 84 15
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°

➹ Dengan langkah riang Seungmin berjalan di lorong menuju kelasnya, sesekali ia bersenandung kecil mengikuti lagu dari hari enam, grup band kesukaannya.

Bukan tanpa alasan ia merasa senang hari ini, sebab tadi saat berangkat sekolah ia bareng dengan kakak kelasnyaㅡ Lee Minho, sudah tau kan kenapa suasana si manis hari ini lagi sedang cerah.

Sebenarnya semalam Hyunjin memberikan dirinya pesan, namun ia abaikan. Masih kepalang tidak suka saat mengingat kejadian kemarin. Persetan dengan Hyunjin, hari ini Seungmin tidak mau bikin suasana hatinya yang sedang cerah langsung mendung jika mengingat hal yang tidak berguna itu.

Ingin membuka pintu kelas namun tangannya ditarik oleh oknum yang tidak ingin Seungmin temui, siapa lagi kalo bukan Hwang Hyunjin.

"Ish, apaan sih jin! Lepas ga!"

Seolah tuli Hyunjin tidak mengindahkan teriakan Seungmin yang sebenarnya bikin telinganya sakit, si manis menggurutu kecil dirinya mencoba untuk melepaskan cengkraman erat dari laki-laki tinggi itu namun hasilnya nihil. Hyunjin malah makin kencang mencengkram tangannya, sampai Seungmin dibuat meringis.

Pasrah saja sudah terserah mau laki-laki itu membawanya kemana. Ahh.. ternyata laki-laki ini membawanya ke atap, Seungmin merasa aura gelap yang Hyunjin pancarkan saat ini itu membuat si manis ciut seketika. Di dobrak lah pintu yang mengakses ke atap itu dengan kaki panjangnya, tak lupa laki-laki itu menguncinya.

Brakk

Di dorong lah juga tubuh ringkih Seungmin ke dinding, membuat si manis memekik kaget sekaligus merasakan nyeri di sekujur punggungnya. Kedua tangan Hyunjin berada di samping kanan-kiri kepala Seungmin, memojokkan dirinya. Seungmin menahan napasnya saat wajah laki-laki itu mendekatkan ke arahnya, Seungmin dapat merasakan deru napas laki-laki itu yang memburu, tatapan matanya tajam Seungmin merasa ditelanjangi hanya tatapan yang lebih tua darinya. Seungmin tidak suka di situasi seperti ini.

"Kenapa lo ga dateng, hum?"

Seungmin mengalihkan pandangannya enggan melihat netra gelap si pemilik laki-laki jangkung itu. "A-aku ada urusan." Cicitnya pelan.

Hyunjin mengangguk pelan, "urusan ya?" Setelahnya ia menyeringai kecil. Lebih mendekatkan lagi ke pemuda kecil di depannya, wajahnya sekarang sudah berada di telinga si manis.

"Urusan nonton ya ama kakak kelas itu?" Seungmin menegang, dalam benaknya ia bertanya-tanya bagaimana bisa tau?

Dan Seungmin menyesal saat ia berbalik wajahnya serta Hyunjin benar-benar sangat dekat sekali. Tangan besar Hyunjin menyusuri lekuk wajah si manis, bohong jikalau Seungmin tidak menyukainya, nyatanya ia menikmati saat jari-jari panjang Hyunjin menyusuri wajahnya dari dahi menuju ke kedua matanya, hidung mancungnya dan berhenti tepat di ranum tipisnya.

trinta dias ; seungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang