Bab 15 | 🌸Meresahkan🌸

1.7K 225 25
                                    

15. Meresahkan

"Mereka sama lho itu ibarat stratifikasi tertutup, mereka ditingkat tertinggi dan lho ditingkat terendah dan tak bisa melangkah lagi karena mereka sudah ada yang punya."

-Marisa Rahma Alifah-
From: TRUE UKHTY
.
.
.

Beberapa hari setelah olimpiade campuran. Nizam sedang makan di kantin bersama Ilham dan Jordan dengan tenangnya. Namun, tiba-tiba Vina datang.

"Wah ... ketemu kak Nizam, kak Ilham, dan kak Jordan nih," ucap Vina yang langsung duduk di samping Nizam.

"Eh, iya dek Vina. Kenapa?" tanya Nizam.

"Hehe, engga kok Kak. Vina mau nyapa aja," ucap Vina tersenyum ramah.

"Panas gue," ucap batin Ilham.

"Zam! Gue sama Jordan pergi dulu ke kelas," ucap Ilham sambil menarik kerah baju belakang milik Jordan.

"Eh?" ucap Jordan kaget dan mengikuti tarikan Ilham.

"Ih ... kok kak Ilham pergi sih," ucap Vina sambil mengerutkan bibirnya.

"Emang kenapa?" tanya Nizam heran.

Vina menangkupkan kedua tangannya ke wajahnya, lalu menatap Nizam. "Kak! Kakak harus bantuin aku deket sama kak Ilham. Plis ...," ucap Vina berbinar-binar.

"Eh? Kenapa tiba-tiba?"

"Ih ... kak Nizam engga peka ih. Vina 'kan suka sama kak Ilham. Dia itu Cold banget tauk," jelas Vina.

Nizam menghela nafas kasar. "Astaga naga. Gue kira lho suka sama gue, karena ngikutin gue Mulu kek benalu," ucap batin Nizam.

Di sisi lain Almira sedang duduk nyaman di perpustakaan sambil membaca dan mendengarkan musik. Kakinya ia hentakkan beberapa kali seolah mengikuti ayunan nada.

"AL ...!" pekik Jihan sambil menggebrak meja. Sontak membuat Almira kaget.

Almira melepas headsetnya. "Aduh Han, pelan dikit napa ngomongnya. Inikan di perpustakaan. Liat tuh bu perpus liatin kita," ucap Almira dengan nada pelan.

Jihan duduk mengikuti arahan tangan Almira. "Ini penting banget tauk! Sumpah dah," ucap Jihan kesal.

"Iya kenapa? Tapi sebelum lho cerita di mana Marisa?" tanya Almira kala menengok kanan kiri, tapi tak kunjung melihat Marisa.

Baru saja dibicarakan Marisa datang dengan terengah-engah. "Hosh ... hosh ... bangk* lho, Han! Kenceng amat larinya. Mana gue ditinggal," ucap Marisa kesal dan segera duduk serta menangkupkan wajahnya ke meja.

"Lho tuh lari kek siput aja!" Jihan kembali menatap Almira. "Gilak sumpah gue mau cabik-cabik wajah adik kelas yang engga ada akhlak itu," ucap Jihan.

"Vina?" tanya Almira memastikan. Ia kembali memasang headsetnya.

"Iya dia, siapa lagi coba adik kelas kek cabe-cabean. Gue denger tadi di kantin. Dia bilang dia suka ama Ilham," ucap Jihan tegas.

Almira sontak bangkit dan menggebrak mejanya. "Ilham?"

"Iya Ilham do'i gue," ucap Jihan.

"Gilak! Kemarin dia deketin Nizam sekarang Ilham," ucap Almira tak sangka.

Jihan menarik tangan Almira agar kembali duduk. " Iya nih Al! Entar Jordan pula diembat---"

Marisa menutup cepat mulut Jihan. "Ucapan adalah do'a. Jangan asal ngomong! Kalau sampai itu terjadi bisa mampus beneran si cabe itu," ucap Marisa.

True Ukhty | Telah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang