S1 Chapter 30: Derita Keysha dan 5 Sahabat

47 13 6
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ...

Happy Reading^^

*****

Keysha sudah berada di kelasnya XII IPS 1. Baru beberapa jam di sekolah namanya sudah dikenal banyak murid lain.

Tapi Keysha sungguh kesal karena banyak cewek centil plus aneh menghampirinya. Bahkan saat ini dia sedang bersembunyi di kamar mandi laki-laki. Hanya di sana tempat paling aman yang Keysha pikirkan sekarang.

"Sumpah, capek gue kalo tiap hari gini terus! Nasib gue nggak baik banget sih! Padahal di Jakarta gue cowok yang paling dibenci banyak cewek. Apes emang ..." batin Keysha merasa kesal.

➷♡♡

Reno yang bolos sekolah hari ini pergi ke rumah pohon dengan baju yang sudah lumayan kering. Soal tas, Reno meninggalkannya di rumah. Aneh bukan.

Jadi ... Reno sengaja membuka jendela kamarnya sebelum pergi sekolah. Setelah keluar dari rumah, Reno mengelilingi rumahnya terlebih dahulu lalu memasukan tasnya dari luar ke dalam kamar melalui jendela yang sengaja dibukanya, setelah itu Reno menutupnya kembali. Rencana yang simpel, yang penting adalah situasi. DIMOHON ABAIKAN SAJA KARENA TIDAK UNTUK DI TIRU!

"Huh ... gue kangen sama Joko, Parjo, Didi, Juna. Cih, lo emang nyebelin No!" ujar Reno memarahi diri sendiri. "Gue harus minta maaf sama mereka."

Tak lama Reno mengulas senyum. Bagaimana pun rumah pohon abal-abal itu adalah kenangan terindah 5 sahabat lama. R-J-J-D-P.

➷♡♡

Di sinilah Parjo, diam-diam mengendap-endap bak pencuri. "Alhamdulillah si mbah lagi tidur, si abang juga nggak ada di rumah."

Parjo pun masuk ke dalam kamar abangnya. Dan menaruh PS yang dia ambil ke tempat asalnya. Parjo tahu abangnya sudah sadar PS-nya hilang, tapi Parjo yakin abangnya akan mingkem kalau PS-nya sudah kembali dengan kondisi tanpa lecet.

➷♡♡

Beralih ke Didi, anak pertama dari 2 bersaudara. Mempunyai adik bernama Dena dan ... mempunyai mak galak yang suka menyuruhnya pergi ke warung, tapi yang lebih parah adalah mak menyuruhnya belanja ke pasar.

Didi sama halnya dengan Parjo, dia mengendap-endap, tapi naas maknya melihat hal itu.

"DIDI KAMU NGGAK SEKOLAH! BOLOS KAMU YA!!! MANA SEMALEM ENGGAK PULANG! POKOKNYA HARI INI MAK MAU KAMU BELAJAR MATEMATIKA SEHARI FULL!!! MAK DIOMONGIN SAMA GURU KAMU PAS KETEMU DI JALAN WAKTU ITU! NILAI KAMU MATEMATIKANYA TELOR CEPLOK SEMUA! MAKSUDNYA APA ITU DIDI! MAK NGGAK MAU TAU POKOKNYA HARUS BELAJAR! SAMPAI DAPET NILAI SEMPURNA. PAHAM!?" oceh Mak galak, sangar, dan sadis. Ngeri pokoknya!!!

Belajar matematika seharian? Itu adalah hukuman paling berat bagi Didi!!! "Gue harus buat surat wasiat sebelum gue kehilangan ingatan dan cuma ada matematika yang gue inget. Untuk mak yang aku sayangi, Didi ini laki-laki bukan perempuan ... please jangan suruh Didi ke warung cuma buat beli garem. Dan untuk adikku tersayang juga, kenapa sih lo selalu bo'ong ngomongnya mau kerkel! Liat aja nanti, nggak akan gue ajarin lagi lo kalo ada PR-" batin Didi panjang plus lebar.

"DIDI DENGERIN NGGAK?" Mak menekankan setiap kalimatnya.

Didi manggut-manggut takut.

➷♡♡

Lain Parjo, lain Didi, lain juga Joko. Baru juga masuk ke dalam rumah, Joko sudah disuguhi pelukan lembut ibunya.

"Joko ... hiks, Ibu kira kamu ilang Nak! Jangan kabur lagi dari Ibu. Hiks ... kamu satu-satunya anak Ibu, huwa!!!" tangis Ibu pecah seketika.

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Where stories live. Discover now