p r o l o g

1K 137 24
                                    

Budayakan untuk Vote dan Comment ya! Cerita ini ramai, aku semakin semangat update nya^^

Oh iya, ini lapak antiplagiat. Aku dan semua pembaca males ketemu plagiat. Jadi yang berniat untuk plagiat cerita ini, silahkan angkat kaki sebelum diusir. Inget juga ya sama pasal pasal tentang larangan plagiat. Duh serem kan bisa dibawa ke jalur hukum loh.

📜

GADIS bergaun bunga bunga baru saja keluar dari istana megahnya. Di Samping kiri dan kanannya terdapat seorang pengawal dan pelayan pribadi yang setia mengikutinya kemanapun gadis itu pergi. Gadis dengan surai coklat bergelombang itu memilih duduk di tepi danau dengan teh ditangannya.

"Mira, bisakah kau tambahkan setengah sendok gula di teh ini? rasanya agak hambar." Tanpa ragu, pelayan yang sedari tadi berdiri dibelakangnya mengambil alih secangkir teh tersebut lalu berbalik ke dalam istana.

Suasana hening yang dari awal menyelimuti kini berganti dengan suara gemerusuk di semak-semak. Pengawal itu meminta izin untuk mengecek keadaan sepuluh meter didepan. Setelah beberapa saat memastikannya, pengawal bertubuh jangkung itu kembali dengan buku tebal di genggamannya.

"Zero, buku apa yang ada digenggaman mu?," dengan penasaran, gadis itu menjulurkan tangannya meminta buku yang baru saja ditemukan oleh pengawal yang ia panggil Zero.

"Entahlah, nona. Apakah Nona Kimberlee akan membacanya?" tanya Zero sembari memberikan buku pada gadis bernama Kimberlee itu.

"Emh! Sepertinya buku ini menarik," jawab Kimberlee dengan segera membaca buku itu hingga langit senja menyapa. Buku itu selesai dibaca olehnya dan diberi respon senyuman manis pertanda ia menyukai bagaimana seseorang menulis akhir manis itu bagi tokoh utama.

"Nona, sepertinya kita harus kembali. Sebentar lagi acara makan malam tiba. Nona akan diomeli oleh Duke jika melewatkan makan malam," peringat Mira yang tak lain adalah pelayan pribadi Kimberlee.

Dengan anggukan paham, Kimberlee berdiri dan berjalan menuju istana dengan buku yang berada di pelukannya. Para pelayan dan pengawal yang berpapasan menundukkan kepala hormat padanya. Kimberlee adalah putri Duke yang sangat disegani. Watak Kimberlee menyenangkan walau terkadang ia akan menjadi sombong jika sedang dalam mood yang buruk.

Ia memasuki kamarnya diikuti Mira. Buku yang sedari tadi ia peluk ditaruhnya diatas meja dekat jendela. Kimberlee pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan bersiap makan malam. Perlu menghabiskan waktu selama satu jam hingga semua nya siap. Ia berjalan santai menuju ruang makan dengan gaun putih simpel yang melekat ditubuhnya.

Suasana meja makan sangat sepi. Etika makan sangat penting bagi para bangsawan. Semua anggota keluarga Kimberlee menghabiskan makanan dengan khidmat. Tak ada percakapan yang terlontar hingga makanan dimeja makan habis. Setelahnya, semua orang pergi meninggalkan Kimberlee sendirian dimeja makan.

Kimberlee cukup bosan dengan kehidupan yang seperti ini saja. Tidaklah menyenangkan apabila menjadi rakyat biasa? Wah pasti sangat menyenangkan! Kimberlee menginginkan hal mustahil itu.

Dengan langkah anggunnya, Kimberlee kembali ke kamarnya. Niat yang awalnya hendak merebahkan tubuh di ranjang ia urungkan kala melihat buku di meja terbuka dengan sendirinya.

Ia memberanikan diri untuk mendekat kearah buku itu sebelum cahaya terang menguar seakan hendak membuat matanya buta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia memberanikan diri untuk mendekat kearah buku itu sebelum cahaya terang menguar seakan hendak membuat matanya buta. Tak mau ambil resiko buta dan menjadi gadis cacat, Kimberlee memejamkan matanya.

Dirasa cahaya yang masuk ke dalam netranya tak lagi semenyilaukan sebelumnya ia membuka matanya perlahan. Kimberlee merasa ada yang mengetok kencang pintu didekatnya.

Tok

Tok

Tok

Semakin lama suara itu mengusik ketenangannya.

"Aishh, pelayan mana yang tidak sopan mengetuk pintu ku seperti itu?!" batin Kimberlee.

Ia menapakkan kakinya di lantai lalu berjalan menuju pintu. Jujur, Kimberlee merasa aneh. Pintu itu bukan pintu kamarnya yang identik dengan warna emas. Ia dengan ragu membuka pintu itu dan menemukan gadis berambut sebahu yang menatapnya dengan galak.

"Hei cewek pemalas! Bisa-bisanya lo baru bangun jam segini?!" marah gadis itu dengan omelan menggunakan bahasa yang asing bagi Kimberlee.

"Kau siapa?" Kimberlee menutup mulutnya panik. Bahasa apa yang ia lontarkan? Lagipula, Kimberlee merasa tak pernah bertemu dengan pelayan didepannya.

"Hah?! Kau? Abis mimpi dari zaman mana lo neng? Biasa juga lo-gue," sahut gadis berambut sebahu yang menjadi lawan bicara Kimberlee dengan ketus.

Kimberlee terhuyung kebelakang saat kepalanya tiba tiba pusing bagai dipukul kencang. Memori terus berdesakan masuk kedalam ruang pikirnya. Spontan Kimberlee berlari kearah cermin yang berada ujung ruangan sempit ini.

Kimberlee memelototkan matanya dan meraba pahatan wajahnya yang sangat berubah. Pipi yang kini menjadi berisi dan wajah yang terlihat lebih muda.

"B-bagaimana bisa?" tanya Kimberlee entah pada siapa dengan bibir yang bergetar.

📜

Dor!

Kaget dong please, biar ga garing.

Okey maaf aku belum bikin bookmark nya, jadi nanti bookmark nya nyusul aja ya.

Selesai ditulis pada: 27 Mei 2021
Dipublish pada: 27 Mei 2021

Transmigration: Why Did The Plot Change?! [ON GOING]Where stories live. Discover now