43.

19.4K 1.8K 382
                                    

jarang up ya? iya aku tau kalian cape nunggu. aku pun juga cape.

aku lupa jika cerita ini /18+

⚠berbau kissing di akhir







Athala tidak ingat jika hari ini adalah ulang tahunnya. Pria itu bahkan tidak peduli jika ini ulang tahunnya atau bukan. Dia tidak berharap jika ada yang mengucapkannya selamat ulang tahun atau merayakan dengan membuat pesta.

Athala bukan lagi anak muda yang maunya senang-senang. Dia sudah dewasa dan sudah menjadi seorang ayah. Bukan waktunya untuk Athala memikirkan hal yang menurutnya tidak penting.

Toh mau di apakan juga, umurnya hanya bertambah.

Tapi, ulang tahunnya tahun ini mungkin ulang tahun yang cukup menyenangkan bagi Athala. Tahun-tahun sebelumnya tidak ada yang membuatnya merasa spesial selain dulu saat ia masih muda.


Athala tersenyum haru ketika melihat Bella yang tersenyum sambil membawa sebuah kue di tangannya. Di samping dan di belakangnya ada keluarganya.

Athala baru kali ini merasa sangat bahagia dari ulang tahun sebelum-sebelumnya.

"Happy Birthday to you..."

"Happy Birthday to you..."

"Happy Birthday, Happy Birthday..."

"Happy Birthday Papa... YEAYY!!"

Nyanyian yang sangat ramai dan riuh semakin membuat Athala meneteskan air matanya. Ia benar-benar terharu melihat ini.

"Bella..."

Bella tersenyum manis lalu melengkah mendekati Athala. "Sebelum tiup lilin, ayo make a wish dulu." ucap wanita itu menyuruh Athala.

Athala mengangguk, memejamkan matanya beberapa saat. Berdoa dan memohon kepada Tuhan, berharap agar kehidupannya selalu sejahtera.

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga! Sekarang juga! Sekarang juga!"

Athala membuka matanya tersenyum menatap kearah mereka semua lalu meniup lilin berangka '36' itu hingga apinya padam.

"YEAY!!" sorak mereka semua.

"Terima kasih semuanya. Athala nggak bakalan nyangka kalau kalian bakalan ngerayain ulang tahun Athala. Bahkan Athala sendiri pun nggak peduli ini hari ulang tahun Athala atau bukan." ucap Athala terkekeh pelan.

"Papa! Mini mau kuenya, boleh?" tanya Gemini menunjuk kue yang berada di tangan Bella dengan senyum polosnya.

Athala tersenyum, menggendong Gemini lalu mencium kedua pipi gadis kecil itu. "Kenapa nggak boleh?"

Seketika mata Gemini berbinar. Ia turun dari gendongan Athala untuk mengambil pisau plastik guna untuk memotong kue. Saat hendak memotong, Alana sudah melotot kearah anaknya membuat gadis kecil itu merengek.

"Biar Papa dulu yang potong, baru gantian kamu." tegur Alana berkacak pinggang.

Gemini memalingkan wajahnya sambil bersedekap dada membuat mereka tertawa gemas pada gadis kecil yang tengah ngambek itu.

"Udahlah nggak papa, daripada nangis. Gemini sini, Sayang." Athala menyuruh Gemini untuk ke arahnya.

"Iya nggak papa ih, palingan juga Athala nggak makan banyak." Bella ikut menyahut disertai kekehannya.

Sebelum menghampiri Om dan tantenya, Gemini melirik sinis kearah Alana membuat wanita itu melotot lagi.

"Dasar, anak siapa sih?!" gerutu wanita itu kesal. "Ngeselin banget."

Jerk Husband Where stories live. Discover now