6

0 1 0
                                    

Happy reading 🎉

Hari sudah semakin Sore, dan Ayunda masih berada di dalam UKS. Sudah dari satu jam yang lalu ketiga sahabatnya sudah pergi dari ruangan UKS.

Angga yang sedari tadi menunggu waktu yang pas, untuk masuk dan menemui Ayunda. Entah apa tujuannya, seorang Angga cowok yang memang terkadang susah untuk di tebak mau nya.

Ayunda menyadari kedatangan Angga, yang membuatnya semakin senang. Walau masih dalam keadaan lemah Ayunda memperlihatkan senyumnya.

"Hai"sapa Angga.

Ayunda hanya mengangguk.

"Gimana keadaan Lo, udah mendingan?" Tanya Angga.

"Udah kok" lirih Ayunda.

Setelah Angga duduk di dekat Ayunda ia mengluarkan setumpuk coklat dan buket bunga dari belakang punggungnya.

"Nih buat Lo, semoga Lo suka ya" ucap Angga canggung.

Melihat setumpuk coklat dan buket bunga Ayunda tampak mengembangkan senyumnya.

"Emm sebenernya gue ga suka coklat" tutur Ayunda. "Tapi gapapa, makasih ya"

"Iya sama², btw maaf ya gue ga tau kalo Lo ga suka coklat"

Suasana kini seketika hening, Ayunda yang sedari tadi hanya memandangi bunga² pemberian Angga, tersadar jika terdapat surat di sela² tangkai bunga tersebut.
Niat Ayunda ingin membacanya nanti ketika dirumah dan menunjukkannya kepada kakaknya itu.

Namun saat perjalanan pulang ia bertemu dengan Maura, gadis cantik yang terkenal seantero sekolah karena parasnya itu.
Maura Memang cantik tapi sifatnya tak sesuai dengan parasnya. Ia juga suka sekali membuat keributan dengan Ayunda. Sama seperti saat ini Ayunda tengah ribut dengan Maura.

"Wah ada anak cupu!" seru Maura penuh ejekan.

Ayunda tak ingin mendengarkan Maura, karena itu akan membuang banyak waktu sedangkan hari sudah semakin sore, ia takut jika orangtuanya mencarinya nanti.

"Hey anak cupu Lo bideg ya!" Maura kembali berseru.

"Wah bener² ngajak ribut nih" ucap kacungnya yaitu Liana.

"Ayunda!"seru Liana.

Ayunda pun menengok karena merasa terpanggil.

"Kenapa?" Sahut Ayunda.

"Lo ga denger tadi Maura bilang apa"ucap liana.

"Hem, itu gue denger kok"sahut Ayunda lagi.

Maura melangkah mendekatkan jarak di antara Ayunda. Lalu emasangkan senyum sinis nya.

"Dasar bolos!" Seru Maura sambil mendorong tubuh Ayunda hingga terhempas.

Untung saja Angga datang tepat waktu dan menangkap tubuh Ayunda yang hampir terjatuh.
Ayunda meliahat buket bunga yang ikut terhempas dan jatuh tepat di atas pohon membuatnya semakin marah.

"Maura!. Lo kenapa sih tuh liat bunga gue jadi nyangkut" kesal Ayunda.

Maura lalu menengok kerah yang di tunjuk Ayunda.

"Ups, sorry gue sengaja" Ucap Maura dan kembali menertawakan Ayunda.

"Udah² nanti kita beli lagi" lirih Angga.

"Hey Lo!? Jadi elo yang namanya Maura?" Seru Angga.

"Gila ya cantik banget" ucap Angga

Mendengar ucapan Angga Maura pun merasa terpuji.

"Tapi sayang ga sesua sama sifatnya!" seru Angga.

Mendengar kata-kata Angga seketika raut wajah Maura berubah. Ia tak menyangka baru kali ini ada cowok yang mengatainya dengan kata² seperti itu. Tapi mau bagai mana lagi memang itu kenyataannya bukan?.

>>Skip di rumah Ayunda

Mereka sudah samapai di depen rumah Ayunda , karena jaran yang searah dengan rumah Angga. Angga pun memberikan tawaran pulang bareng tadi sewaktu di sekolah.

"Nah udah sampe deh" ucap Angga.
Ayunda pun turun dari motor Angga.

"Gue masuk dulu" ucap Ayunda.

Lalu di balas anggukan oleh Angga.
Saat beberapa langgkah Ayunda terhenti lalu berbalik badan mengarah dimana posisi Angga.

"Angga!" Seru Ayunda.

"Hem, kenapa" sahut Angga.

"Thanks ya buat hari ini, Lo udah bantuin gue udah nemenin gue trus Lo bawain gue bunga sama coklat"

"Santai aja"

"Tapi sorry gara² keributan tadi"

"Udah² mending sekarang Lo masuk, obrolan ini bisa di lanjut besok kan?"tutur Angga
"Gu pamit pulang"sambungnya.

"Ya udah hati²" ucap Ayunda.

Ayunda masih terpaku dalam senyumnya, memandangi punggung Angga yang semakin jauh.

































Segini dulu ajalah ya author nya lagi sibuk😅
Maaf lama ga update 🙏
Typo bertebaran😭😅
Pokoknya jangan lupa tinggalkan jejak 🙏😅💬⭐

Dear Airlangga ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang