17. Banyak Pertanyaan

958 210 7
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan tiba-tiba turun, sebelumnya Sasi tidak tahu bahwa hujan akan turun karena langit mendung dikira efek sudah sore menjelang malam.

"Gini banget nasib orang cantik," ucap Sasi sambil berjalan masuk ke gedungnya lagi. Tidak banyak orang seperti saat siang, tapi ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

"Anak kost yang segedung sama gue siapa-HAH JAGUAR BINA??"

Sasi syok ketika melihat Jaguar dan Bina berjalan berdua keluar gedung. Tawa dikeduanya juga terlihat membuat Sasi terheran-heran.

"Mau gue ikutin, tapi gue mager. Nggak gue ikutin, nanti jadi penasaran." Sasi memainkan kukunya, pandangan mata terus tertuju pada Jaguar dan Bina.

"Nggak usah ngurusin hidup orang," ucap Arjan dari belakang.

Sasi syok yang kedua kalinya. "Ngagetin! Salam dulu kali bos."

Arjan tersenyum, sebenarnya dia tidak sengaja melihat Sasi. Gadis itu terlihat kebingungan sambil berbicara sendiri. Takutnya ketempelan makhluk yang aneh-aneh, jadi Arjan menghampiri Sasi.

"Assalamu'alaikum." Sesuai perintah Sasi.

Sasi mendelik, "wa'alaikumsalam. Telat!"

"Nggak masalah telat, daripada nggak sama sekali..." Arjan kembali melihat posisi Jaguar dan Bina, "...lo mau pulang apa ngintilin mereka?" tanya Arjan.

Sasi diam sebentar melihat Arjan.

"Gue pengen ngikutin mereka. Lo tau gak? Jiwa-jiwa detektif gue lagi mencuat ke permukaan," ucap Sasi penuh semangat.

Sedetik kemudian ekspresi Sasi jadi berubah; tidak semangat, "mendingan pulang sih. Udah mau magrib, gue juga laper banget."

Arjan tersenyum geli. Tidak tahu mengapa setiap mendengar Sasi berbicara, rasanya jadi menyenangkan. Padahal hanya hal sepele.

"Gaya lo detektif, lihat gorden di jendela goyang sendiri aja parno."

"Kok tahu?"

Arjan menggelengkan kepala, "kita ke mobil tapi sambil hujan-hujanan, gapapa?"

"Elo kira gue putri duyung yang lagi jadi manusia terus kalau kena air bakal berubah jadi duyung, gitu?"

"Cerewet..."

"Gue emang cerewet sih," Sasi mengerling, "no problem! So, mari kita main hujan!" seru Sasi. Dia sudah berlari kecil meninggalkan Arjan.

Begitu sampai di luar gedung dan hendak menuju tempat parkir, Arjan justru melarang Sasi ikut ke tempat parkir. Dia malah meminta Sasi untuk menjaga tasnya.

Menurut Sasi, Arjan ini aneh. Tadi saja bertanya apakah dia mau terkena hujan untuk tempat parkir. Eh, sekarang tidak diizinkan ikut ke tempat parkir.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang