"Rasa Yang Aneh"

1.6K 167 4
                                    

Sasuke tidak berharap banyak saat ia membuka mata tapi memandang terkejut ketika mendapati jarak antara bibirnya yang satu sentimeter lagi akan bersentuhan dengan bibir putranya, Sasuke juga ternyata sepenuhnya terkurung di dalam pelukan putranya.

'Naruto? I-ini tidak benar'

Disisi lain Naruto yang juga membuka mata beberapa saat setelahnnya melihat sang ayah yang menutup mulutnya dengan tangan disertai wajah yang merona.

'Hn?'

"Ayah?",panggil Naruto heran.

Sasuke pun secara refleks menatap mata putranya dan terdiam membeku. Naruto pun hanya tersenyum memandang ayahnya.

Setelah menatap mata putranya, Sasuke buru-buru menatap ke bawah, samping kiri.

"Bisakah kau lepaskan ayah Naruto?"

"Tentu ayah"

Setelah ayahnya pergi sendiri, Naruto baru teringat jika mereka baru sampai di desa dan rasa waspada kembali menyelimutinya.

'Aku lupa!',batin Naruto panik, segera berlari menyusul ayahnya.

*****

Sasuke melirik putranya yang nampak membasuh badannya setelah mandi.

"Naruto? Bagaimana jika kau ikut ayah memilihkan sekolah untukmu pindah?"

"Ha? Aku? Bisakah.. waktu sekolahnya diundur? Kita, kau tahu? Ayah bilang ingin menghabiskan waktu lebih bersamaku"

Sasuke mengangguk, masih merasa aneh sejak menatap Naruto tadi pagi.

"Apa ayah berubah pikiran? Jadi apa ayah berniat menikah lagi?",tanya Naruto bertanya-tanya.

'Menikah? Mungkin itu jalan keluarnya',pikir Sasuke tiba-tiba mendapatkan ide.

"Ayah?",panggil Naruto memegang pundak ayahnya dengan kedua tangannya.

"Huhh, baik! Ayo kita cari sekolah untukku di sini",ucap Naruto setelahnya.

Setelahnya, keduanya pun pergi. Sasuke yang lagi-lagi masih merasa aneh, berusaha melepaskan genggaman tangan putranya.

"Hai! Kalian pasti orang baru disini, perlukah aku menunjukkan jalan untuk kalian?",tanya pria muda ramah.

"Ide bagus",ucap Naruto senang, tanpa sadar mengeratkan genggaman tangannya.

"..."

Selama perjalanan pria muda menjelaskan, tiba-tiba pria muda itu berhenti dan mulai bertanya karena penasaran.

"Ngomong-ngomong apa kalian pasangan?"

"Tidak, dia ini-?!",balas Sasuke ingin membantah.

"...um~"

"?!"

Sasuke memandang terkejut Naruto yang tiba-tiba menciumnya.

"Ahh~"

Setelah Naruto melepaskan pangutannya, barulah Naruto berucap,"bisa dibilang begitu, kami pindah ke sini untuk hidup bahagia berdua" menggantikan sang ayah yang masih kaget.

Sasuke yang sejak tadi merasa aneh, merasakan debaran aneh kembali merasukinya.

"Naruto, apa yang kau lakukan?",tanya Sasuke sesampainya mereka kembali ke rumah.

"Huh?",balas Naruto menggumam bingung.

"Ayah?",panggil Naruto hendak menggapai sang ayah.

"Plakk!"

Naruto memandang tangannya yang mendadak ditepis.

"Mengapa kau mengatakan itu?",tanya Sasuke dengan pupil mata bergetar.

"...bukankah memang benar? Kita pasangan ayah dan anak dan kita pindah ke sini untuk menikmati waktu bersama, untuk hidup bahagia berdua"

"...?"

"Jadi untuk apa ciuman itu?",tanya Sasuke masih shock.

"Ciuman itu melambangkan kasih sayangku pada ayah, orang-orang luar negeri pun biasanya seperti itu"

"Disaat seperti itu?"

"Ya",balas Naruto langsung mengangguk.

"H-huh?"

Sasuke mendadak jatuh terduduk ke bawah, merasa sangat asing dengan debaran jantungnya yang berdetak semakin kencang.

"Apa ada yang salah ayah?",tanya Naruto penasaran.

"Tidak...",bantah Sasuke pelan.

Saat malam tiba, Naruto masih memeluk Sasuke dalam tidurnya.

'Aku harus bagaimana?',tanya Sasuke bingung pada dirinya sendiri.

"Ayah?",gumam Naruto dalam tidurnya.

Disisi lain Sasuke sama sekali tidak bisa tidur karena pelukan, gumaman putranya saat tidur yang menyebut namanya dan kejadian beberapa jam sebelumnya sama sekali tak membuat Sasuke tenang.









Selasa, 1 Juni 2021
9:37

Sugar Daddy (Completed)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant