15

52 9 2
                                    

❣️  H A P P Y R E A D I N G ❣️

Setelah beberapa menit menangis akhirnya Dewi kenyang juga menangis.

"Udah nangisnya?" ujar Dika pada Dewi yang sudah melepaskan pelukannya.

"Sudah kak, Dewi tidak mau lagi menangis, takut air matanya hilang" ujar Dewi sambil tersenyum.

Dika tersenyum melihat Dewi dan dia menghapus air mata yang ada di pipi Dewi.

"Terima kasih bang" ujar Dewi.

"Sama sama" ujar Dika.

"Dewi, mau bang Dika bantu lupain Dewa?" tanya Dika.

"Bagaimana caranya bang?" tanya balik Dewi.

"Jadi pacarnya Abang" ujar Dika.

Dewi terkejut mendengar ucapan Dika barusan, bisa-bisanya Dika mengatakan hal itu.

"Tapi Salsa bang" ujar Dewi.

"Salsa kenapa?" tanya Dika pura-pura tak mengerti.

Dika tahu sangat Salsa menyukainya tapi Dika tidak bisa membalas perasaan Salsa. Dika masih amat sangat suka Dewi.

"Tidak bang, pulang yu bang!" ajak Dewi mencoba mengalihkan pembicaraan.

Dewi tidak ingin merebut Dika dari Salsa. Dewi tidak ingin juga persahabatannya hancur karena seorang laki-laki.

"Gimana wi, mau?" tanya Dika.

"Mau apa bang?" tanya Dewi sambil menaiki sepedanya.

"Jadi pacar Abang" ujar Dika.

"Dewi tidak bisa bang" ujar Dewi yang sudah duduk di atas sepeda.

"Kenapa?" tanya Dika bingung.

"Tidak bisa Dewi jelaskan bang" ujar Dewi.

"Gini aja, gimana kalau kita pura-pura pacaran?" tawar Dika.

"Hm, nanti deh Dewi pikirkan dahulu, ayo bang pulang!" ujar Dewi.

"Iya ayo" ujar Dika dan dia menaiki sepeda.

Lalu mereka berdua pergi keluar dari hutan.

"Abang terima kasih ya!" ujar Dewi tanpa menatap Dika yang ada di belakangnya.

"Kenapa bilang makasih terus sih?" tanya Dika yang sudah mengimbangi sepeda Dewi.

"Dewi bersyukur ternyata masih ada orang yang baik sama Dewi" ujar Dewi sambil tersenyum kearah Dika.

"Dewi juga orang baik makannya orang yang di sekitar Dewi baik-baik" ujar Dika.

"Oh iya Abang, Dewi baik?" tanya Dewi tak percaya.

"Iya Dewi baik, lucu, cantik, Abang bersyukur karena mamah Dewi ngelahirin Dewi" gombal Dika.

"Ih Abang, jangan buat hidung Dewi terbang" ujar Dewi salah tingkah.

"Hahahaha, iya iya Abang gak gitu lagi" ujar Dika dan Dika kembali membuat sepedanya berada di belakang Dewi.

D D D D

Mereka berdua telah sampai di depan rumah eyang. Dewi menyimpan sepeda di depan rumah begitu juga Dika.

"Dewi udah siap masuk ke rumah?" tanya Dika.

"Dewi siap bang" jawab Dewi sambil tersenyum.

"Kalau Dewi takut, pegang tangan Abang aja" ujar Dika.

Dewa & Dewi 2Où les histoires vivent. Découvrez maintenant