15. Jimin dan ayah.

2.2K 399 45
                                    

Taehyung itu makannya banyak sekali.

Roti gandum yang dibeli tiga hari yang lalu saja sudah habis, ia sangat suka roti gandum. Ia akan terus meminta roti gandum pada Jin, dia juga menyukai sereal yang dimakan dengan susu hangat.

Setiap pulang sekolah anak itu pasti mencari snack kentang kesukaannya, jadinya Namjoon harus menyetok banyak snack dan biskuit untuk adik bungsu.

"Taehyung! Suapi aku satu kali!" Taehyung menoleh, ia sedang menikmati udang tepung tapi Jimin malah mengacaukannya.

"Enak saja! Ini punya Tae!" Jimin mendelik kesal.

"Pelit!" Taehyung mengabaikan Jimin, ia memegang udang ditangannya lalu menggigitnya dengan wajah yang ia buat-buat. Jimin jadinya kesal, ia mengambil posisi disamping Taehyung

"Aku lapar aish." ujar Jimin. Taehyung menoleh, ie mengambil satu udang miliknya lalu menyodorkannya pada Jimin

"Ini." Jimin terkekeh senang lalu melahap udang itu. "Terima kasih alien!" Taehyung menghela nafas kesal.

"Kenapa tidak minta di ayahmu? Bapak direktorkan ada disini." Jimin terdiam. Ia terseyum.

"Malu." Taehyung menatap Sepupunya.

"Malu kenapa?"

"Appa terlihat sibuk, Yoongi hyung juga. Eomma sedang fokus pada Jeno, dia masih SD." Taehyung memutar matanya malas.

"Sebenarnya anak kandungnya itu kau atau Jeno? Kenapa terlalu mementingkan anak itu?" Tanya Taehyung jimin terkekeh. "Jangan bilang begitu, dia tidak salah kok."

Taehyung mendesah kesal. Ia memberikan bekalnya kepada Jimin, "Aku sudah kenyang, kau makanlah." ujar Taehyung.

Jimin dengan senang hati menerimanya.

Taehyung tidak bohong, ia memang sudah kenyang. Entah kenapa sejak pagi tubuhnya terasa tidak enak, dia sedikit pusing dan terasa mual. Mungkin karena sarapannya tadi pagi telat ya?

Taehyung menghela nafasnya pelan.

"Kau tidak ingin bicara dengan ayahmu?" Jimin menggeleng.

"Tidak, kasihan appa sangat sibuk." Ujar Jimin. Taehyung mengernyit.

"Aku bahkan belum melihat kau jalan dengan ayahmu sejak dia datang. Aku selalu makan siang dengannya dirumah, tapi kenapa aku tidak perna melihat kau berbagi waktu dengannya?"  Jimin menundukkan kepalanya.

"Entahlah, kukira mungkin appa sibuk. Dia tidak lagi mencariku hehe." ujarnya.

"Memangnya waktu datang paman tidak mencarimu?" Jimin menggeleng. "Saat datang dia hanya menatapku sambil tersenyum."

"Tidak memeluk?" Jimin menggeleng lalu tersenyum.

Taehyung menepuk pundak Jimin, ia tau betul bagaimana rasanya.

"Padahal aku sangat ingin memeluknya. Terakhir dia ke korea lima tahun yang lalu tepat saat menjemputmu. Mungkin appa sibuk saat hari kedatangannya waktu itu jadi belum sempat mengunjungiku." Taehyung mengangguk

"Kalau begitu bicaralah pada paman, dia pasti menunggumu." Jimim menggeleng.

"Aku juga mengira mungkin appa merasa tersinggung. Dua tahun yang lalu appa menelponku, dia bertanya mengenai marga Park yang ku gunakan." Taeyung mengernyit.

"Tapi kan kau tidak ingin menggunakan marga ibumu? Ibumu yang memaksa, bukan?" Jimin mengangguk.

"Tapi bodohnya aku bilang pada appa jika aku ingin menggunakan nama depan Park pada namaku, atas keinginanku sendiri tanpa paksaan dari eomma." Taehyung menghela nafasnya. Ia bangkit dari duduknya.

Happier [Kim Brothers]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora