04 ✎*ೃ Skripsian atau enggak, tetap aja sama

2.1K 398 35
                                    

Sesuai dugaan, mau Doyoung sedang sibuk skripsi ataupun engga, semuanya tetap sama.

Beda banget saat pas Yedam skripsian, jarang komunikasi sekali ketemu lengket banget. Sedangkan ketika Doyoung skripsian ...

"Males ah! Lulus jalur dalam aja, pokoknya mau cuddle seharian sama Kak Biru!" Doyoung berujar antusias di akhir kalimat. Ia menarik Yedam ke atas kasur dan memeluk erat tubuh mungil tunangannya.

Yedam menghela nafas, skripsi Doyoung telah jalan sebulan lebih dan pemuda itu mengerjakan ketika niat dan cenderung tak peduli. Sial! Kenapa meskipun terlihat acuh, sejauh ini skripsi hasil karya lelaki itu tidak melenceng? Bukannya bermaksud doain, hanya saja ia dulu stress parah ngurusin skripsi dan mengapa DOYOUNG SANTAI BANGET SIH?!

Yedam pasrah aja dipeluk Doyoung, mau marah tapi anaknya gemesin.

Ia melirik ponsel sang kekasih yang muncul notif. Yedam mengeleng pelan, "Roomchat kamu udah kayak asrama cewek."

Doyoung mengangguk, "Iya nih."

Detik selanjutnya bola mata Yedam hampir keluar dari tempatnya begitu Doyoung membanting ponselnya yang MAHAL BANGET PLISS ke teras lantai satu. Mereka lagi di balkon kamar lantai dua btw.

"Kok dilempar?!"

"Ganti hp baru aja. Males nomor di hp itu disebar-sebar!"

"KAN TINGGAL GANTI NOMOR?"

Doyoung cemberut lagi mendengar teriakan Yedam, "Nanggung ah. Sekalian aja ganti hp."

Yedam mendengus, "Kan sayang banget Al!"

"Kak Biru mau hp baru juga? Gak apa-apa, nanti kita ke California beli pabrik aipon-nya langsung aja gimana?"

Bugh!

Yedam melempari Doyoung dengan bantal di kamar lelaki itu secara brutal. Ia lantas bangkirtdari kasur Doyoung dan keluar dari kamar pemuda itu.

"Jangan ngomong sama aku sampai skripsimu kelar! Jangan ke kamar aku juga!" teriam Yedam kesal.

Di dalam kamar, Doyoung melotot mendengar teriakan Yedam yang melarangnya menemui sang kekasih sampai skripsinya usai. Itu menyebalkan!

Doyoung segera keluar dari kamarnya dan berjalan ke kamar Yedam yang tepat di sebelahnya. Ia menggedor-gedor pintu dengan cat warna putih itu.

"KAK GAK BISA GITU DONG? IH!"

***

Omongan Yedam benar-benar gak main-main.

Sedari pagi sampai malam, Yedam tidak membuka mulut sama sekali kepada Doyoung meskipun pemuda itu merengek dan menempelinya bak perangko.

"Kak Biru ish! Kalau Kak Biru masih diemin Al, Al keluar nih sama Aletha?!" ancamnya menakuti Yedam.

Yedam menatap tajam Doyoung, tetapi ia tak menghiraukan pemuda itu. Yedam tetap lanjut membaca novelnya di depan TV dan menganggap Doyoung seolah angin lalu.

Doyoung bergerak mengambil kunci mobilnya yang terletak di nakas sebelah Yedam. "Al beneran jalan sama Aletha ya?!"

Yedam meliriknya sesaat, "Aletha-mu kakinya udah dipatahin, jadi percuma ngajak dia jalan."

Doyoung melongo nyaris menjatuhkan rahangnya, matanya menatap terkejut punggung Yedam yang perlahan menghilang masuk ke kamarnya sendiri.

Kak Biru-nya nyeremin.

Dan hari-hari selanjutnya hanya dipenuhi dengan Doyoung yang sibuk skripsi serta Yedam yang bagaikan seorang pengawas memerhatikannya setiap saat.

Dan hari-hari selanjutnya hanya dipenuhi dengan Doyoung yang sibuk skripsi serta Yedam yang bagaikan seorang pengawas memerhatikannya setiap saat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



-minggu, 6 juni 2021

FlawlessWhere stories live. Discover now