06 ✎*ೃ Rembulan dengan perasaan kedua insan

2.1K 374 48
                                    

"Kak Biru ih! Katanya mau jalan?!"

Yedam melirik malas sosok Doyoung yang mengerucutkan bibirnya kesal dengan kaki yang dihentak-hentak.

"Capek Al. Lagian udah jam 7 malam."

Makin cemberut Doyoungnya. "Tapi kan udah janji?" kesalnya.

Mau gak mau Yedam nge-iyain aja daripada ribut malam-malam. Ia segera menutup bukunya dan memakai jaket milik Doyoung yang nganggur di atas kasur.

Melihat Yedam yang mau diajak keluar, senyuman Doyoung merekah. Dengan cepat tangannya menggandeng jemari mungil milik Yedam dan menarik pemuda itu keluar dari kamarnya.

Yedam tersenyum kecil melirik genggaman keduanya. Yah, pada dasarnya ia emang gak pernah bisa menang lawan Doyoung.

"Putar lagu!" seru Doyoung begitu girang usai memasuki mobilnya.

Dengan tangan kanan yang menyetir serta tangan kiri yang mengamit jemari Yedam, Doyoung bernyanyi mengikuti alunan musik.

I was born to love you~

Yedam tersenyum mendengar lantunan halus yang keluar dari bibir sang kekasih. Matanya menatap jalanan luar yang gelap disertai sinar-sinar bulan bintang malam hari.

Malam ini tampak indah.

Yedam suka melakukan apapun bersama Doyoung walau sekedar jalan-jalan keliling kota di mobil seperti saat ini.

Masa seperti ini seolah semesta sedang berbaik hati menciptakan dunia sendiri untuk mereka. Saling berbagi canda tawa, genggaman hangat, saluran perasaan nyaman. Memori kecil yang indah dan berharga.

"Aku sayang banget sama kamu."

Tanpa sadar, di jalanan sepi ini Doyoung menginjak rem secara mendadak begitu mendengar ujaran Yedam.

"Aduh kak! Tolong kasih tanda-tanda dulu dong kalau mau ngungkapin rasa. Gak siap nih hati Al dengernya. Bawaannya deg-degan!"

Yedan melotot kaget. Ia sontak memukul pundak Doyoung, "Kenapa tiba-tiba rem sih?!"

Doyoung merengut, namun sedetik kemudian bibirnya merekah menciptakan senyuman manis favorite Yedam. "Habis Kak Biru tiba-tiba bilang sayang. Al kan jadi kaget!"

Yedam terkekeh. "Dasar lebay," cibirnya sesaat kemudian memalingkan wajahnya ke jendela, malu karena gumaman kecilnya ternyata didengar Doyoung.

"Kak telinganya merah," goda Doyoung berbisik pelan.

"Diem Al!"

Doyoung terkikik geli. "Al juga sayang banget sama Kak Biru."

Dua ujung bibir Yedam tertarik ke atas dibalik punggung tegap di hadapan Doyoung. Ia tertawa geli merasa konyol dengan tingkahnya sendiri. Mereka menjalin hubungan bukan setahun dua tahun, tapi ajaibnya setiap orang yang melihat mereka akan merasa seolah mereka adalah pasangan yang sedang dimabuk asmara alias pasangan yang baru jadian.

Doyoung memarkirkan mobilnya di tepi jembatan. Banyak bintang bertebrangan di langit dengan sinar rembulan yang memantul ke arah laut.

Mungkin karena ini bukan malam minggu jadi tempat indah seperti ini sedang sepi.

Mereka berdua masih di dalam mobil. Hanya saja—ehm kursi Yedam kosong karena sang pemilik tengah dipangku sang pengemudi.

Sepasang tangan melingkar di pinggang Yedam. Keduanya terdiam untuk beberapa saat.

"Bintangnya banyak banget," gumam Doyoung memecahkan keheningan.

Yedam tersenyum. Entahlah, bersama Doyoung membuatnya sering tersenyum bak orang gila.

"Iya, bintang gak pernah habis. Sama kayak rasa sayang aku ke Al."

"KAK?" Doyoung melotot kaget. Tangannya menangkup kedua pipi Yedam merasa takjub dengan kalimat yang baru dilontarkan sang tunangan beberapa saat lalu, "ini Kak Biru? Kakak gak kerasukan kan?!"

Yedam mendengus, "Gak usah lebay."

"Gimana gak lebay? Oh my God ini yang baru gombalin Al tadi Kak Biru! Kak Biru yang terkenal muka sangar sama hobi adu jatos!"

Mata Yedam menatap sinis sosok Doyoung yang tampak tertawa melihatnya. "Bercanda Kak! Jangan marah ih!"

"Bircindi kik," ujarnya sinis membalas kalimat Doyoung tadi, "jingin mirih ih!"

"KAK BIRU IH!"

Yedam memutar bola mata malas. Dalam hati kembali mencibir sang pujaan hati, "Dasar bayi."

Burung berkicau menjadi bukti betapa sepi tempat yang mereka kunjungi sekarang.

Malam ini milik mereka.

Saling mendekap satu sama lain menyalurkan perasaan hangat yang tidak pernah pudar.

ANYWAY! dodam banyakkk banget momen hari ini demi apapun jantungku rasanya kayak merosot ke pankreas tembus ampe ginjal alias MAU MATI

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



ANYWAY! dodam banyakkk banget momen hari ini demi apapun jantungku rasanya kayak merosot ke pankreas tembus ampe ginjal alias MAU MATI.

ANYWAY! dodam banyakkk banget momen hari ini demi apapun jantungku rasanya kayak merosot ke pankreas tembus ampe ginjal alias MAU MATI

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

terus juga selca! nangsiss bangett.

"pangeran doyoung bekerja keras." (emot lope merah) iya dam iya kamu princessnya—ALIAS INI GEMES BANGET.

-sabtu, 19 juni 2021

FlawlessWhere stories live. Discover now