Oma Belanda

1 0 0
                                    

ini adalah cerita , pertama kali ke sebuah hotel bintang empat di kota sumatera. Aku disambut wanita bergaun merah yang sudah memunculkan diri di Jakarta ( merahnya bukan warna baju ya, itu energi kematian dia) . Aku tidak melihatnya secara langsung, tapi aku melihat diantara bangun dan tidur.
.
Sebelumnya, aku berterimakasih sekali buat adikku disini. Hotel ini sangat nyaman, harganya juga lumayan banget. Pasti tau cerita dulu ya, tentang pesta mereka di lobby dan utusan pulau kemarau.
.
Tapi saat itu aku tidak bisa faham, apa maksud mereka. Mereka senang maksudnya sudah tersampaikan. Kedua kalinya aku kesini dengan tim yang berbeda ( interferensi yang berbeda).
Akhirnya setelah semalam temanku dikunjungi 6 wanita  belanda , dan memberikan pesan :
- Kami tau dirimu, memiliki energi besar, tapi kenapa kamu ragu.
-Saat kamu bertemu kami, jangan pernah mencari tau manusia atau bukan.
- Kami ingin kamu kembali lagi kesini, kamu akan memiliki banyak kenangan disini bersama orang-orang yang baru kamu kenal pun.

disitu aku tertegun, aku sama sekali tidak keberatan jika hotelnya pindah.

-itu lah kenapa kamu balik lagi kesini.

aku tidak bisa membayar terus disini. rencana kami tidak semahal disini.

- iya tapi akhirnya kemarin ada yang membayar kan? itu harapan kami yang menyertaimu.
- kamu jangan melelahkan badan sendiri ya, antara hati dan pikiran harus sejalan.

kasur yang bergeser dari tadi terus-terusan membuat kita terjatuh.
sampai akhirnya mereka pergi di dini hari,
begitulah setiap malam.. penuh kejutan disini. Selain nona dan -oma belanda, beberap dari mereka yang meninggal di tanah komplek samping hotel meminta doa.. untuk disempurnakan.

~ ends

The-Gold-ribbonWhere stories live. Discover now