Chapter 19 (END)

1.6K 174 55
                                    

Kei duduk bersandar di kasur rumah sakit dengan mata yang masih diperban erat. surai pirangnya dirapikan sejak ia selesai operasi. dipotong rapih tanpa mengurangi estetika wajah nya.

ia memandang ke arah jendela tanpa tau ada hal apa yang mengintip dari luar. samar cahaya matahari menorobos seperti siluet terang dibalik perban tebal di matanya.

ia amat sangat bersyukur karena tuhan masih memberinya kesempatan hidup bersama anak dan suaminya. setelah kejadian tempo hari yang lalu,ia fikir ia tak akan punya kesempatan untuk menimang anaknya.

tapi tuhan memang baik,ia berikan kesempatan untuk kei mewujudkan keinginannya. ia tak apa jika tak bisa melihat,tangannya bisa merasakan dengan baik betapa halus dan hangat kulit putranya.

liquid bening meluncur menembus perban tebal kei,sedikit perih tapi tak apa. itu air mata bahagia. permintaan kei sederhana.

biarkan ia rasakan kebahagiaan bersama keluarga kecilnya hingga maut menjemputnya.

biarkan ia mendengar kata pertama yang akan diucapkan putranya. biarkan ia menjadi orang pertama yang mendampingi segala hal pertama yang dilakukan putranya nanti.

pintu geser ruang rawat terbuka pelan. kei mengusap bekas air mata di pipinya. telinga nya menjadi dua kali lebih bekerja ekstra.

orang itu tersenyum kecil. ia meletakkan shortcake di nakas yang tersedia. kei tersenyum kecil.

"hai kenma."

kenma tersenyum, "kau mengenaliku bahkan sebelum aku buka suara?." tanya nya.

kei terkekeh, "aroma tubuhmu sudah terekam di kepalaku kenma."

"ya aku tahu. otakmu memang tidak bisa dilawan."

kenma meraih kursi plastik,membawanya mendekat pada ranjang kei dan mendudukinya.

"soal operasi mata untukmu,dia sudah siap,tinggal menunggu hasil lab mu,dan operasinya akan dilakukan."

kei mengangguk, "aku tidak tahu lagi bagaimana caraku berterima kasih padamu kenma. kau berbuat banyak hal untukku,apa aku bisa membalas semuanya?."

kenma menggeleng,ia menggenggam lembut jari lentik kei.

"dengar,aku pernah berdosa padamu,yang kulakukan ini bukan apa-apa kei percayalah. kau juga berhak bahagia di dunia ini. bukan tanpa alasan kau diciptakan oleh tuhan,mengerti?."

kei tertawa renyah, "hei kau jadi puitis sekali."

"diamlah." kenma bersemu kecil.

kei manis dilihat dari manapun. dia penebar garam,tapi garam itu tidak akan bertahan saat terkena hujan. dan ia bersyukur karena kiyoomi mau menjadi air hujan itu. melelehkan segala hal buruk yang dipunyai kei.

perlahan pria pirang ini mulai sedikit mengurangi kadar garamnya.

padahal kenma lebih suka dikatai dengan lidah luwesnya. tapi tak apalah, ini perubahan yang baik lagi pula.

"baiklah kei,aku harus menjemput shoyou,kabari aku jika hasil lab mu sudah keluar."

kenma beranjak setelah memeluk tubuh kei singkat.

"ya..thanks kenma."

kenma mengangguk,ia keluar dari ruang rawat. digantikan dengan dokter yang rutin memeriksanya selama ia dirawat di rumah sakit.

"baiklah sakusa-san,bisa sebutkan keluhanmu?."

kei menggeleng kecil, "tidak ada."

dokter mengangguk kecil. terdengar suara gesekan pena dengan kertas yang bertumpu pada papan tipis.

I'm Here [SakuTsuki] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang