8. Tersetrum

54 15 0
                                    

         Terlihat banyak kerumunan orang mengantri di depan kamar mandi. Defan memilih menyikat gigi dan mencuci muka saja di wastafel untuk menghemat waktu. Melihat wajahnya di cermin, timbul senyum tipis Defan seraya menyentuh pucuk rambutnya dan kemudian melihat pergelangan tangannya. Ada rasa seperti tersetrum saat ia merasakan tangan halus itu menyentuh dirinya.

   "Wooii! Mikirin apa lo?" Sapa Ditho menepuk pundak Defan yang terlihat senyum-senyum sendiri.
   
   "Apaansih!!" Teriak Defan terkejut dengan kehadiran Ditho yang tiba-tiba.
   
   "Woilaah lo, segitunya ngelamun ampe nggak sadar gue dateng. Ngelamunin siapaaa siih sampe senyam-senyum sendiri?? Seorang Defan senyum? Hah!! Pasti ada apa-apa!" Celoteh Ditho yang mulai menggoda sahabatnya itu.

Defan tak menanggapinya karena malas, ia melanjutkan kegiatannya menyikat gigi dan mencuci mukanya.
  
   "Lo suka sama Freya?" Pertanyaan singkat Ditho yang spontan itu berhasil membuat Defan terkejut mendengarnya. Ia yang sedang berkumur sontak menyemburkannya ke wastafel.
   
   "Ahahahahahahahaaaa, tebakan Anandhito tidak pernah salah bung." ledek Ditho yang melihat Defan gelagapan dengan pertanyaannya itu.
     
   "Sejak kapan cuy?" Lanjut Ditho mengintrogasi.
    
   "Apaan sih! Jangan ngaco deh lo!" Bantah Defan.
     
   "Ngaku aja susah amat sih! Emangnya gue nggak tau?" Ditho berusaha membuat Defan mengakui perasaannya.
    
   "Tau apa emang lo?" Nada bicara Defan mulai kesal.
     
   "Tadi pagi gue liat lo perhatiin wajahnya Freya, beehh tatapannya daleeeemmmm banget. Eh pas baru nyentuh rambut nya, Freya keburu kebangun. Terus lo pura-pura tidur lagi, ahahahaaa" Ditho menjelaskan dengan nada jahil apa yang ia lihat tadi pagi.

Rupanya sebelum Freya bangun, Defan sudah lebih dulu terbangun dan memperhatikan perempuan itu. Tentu saja mendengar perkataan Ditho, Defan bingung bukan kepalang harus berdalih apa.
   
  "Nggak, lo salah liat kali." Defan mulai membasuh wajahnya, menghindar dari pertanyaan selanjutnya yang mungkin muncul.
    
  "Semalem gue kebangun pas lo gebrak meja gara-gara berhasil nemuin rumus coding programnya. Habis lo beresin laptop, lo tidur di sofa samping Freya. Hellooooooo, sebanyak itu sofa kosong kenapa milih di samping Freyaa hah?" Ditho memasang muka jahilnya.
   
  "Lo juga nyelimutin Freya pake kemeja lo. Tapi paginya pas Freya kebangun lo langsung tarik kemeja lo." sambung Ditho menjabarkan semua yang ia lihat.

Mengetahui Ditho sudah melihat semua yang ia lakukan pada Freya, membuat Defan tidak tahu harus membantah apa. Ia menunduk memejamkan matanya dalam-dalam seraya mengepalkan tangannya gemas, kenapa Ditho harus bangun semalam?

Defan melangkahkan kaki meninggalkan tempatnya. Baru saja dua langkah ia berjalan, langkahnya terhenti dan ia membalikkan badannya ke arah Ditho.
   
   "Iya gue suka sama dia!" ujar Defan dengan jelas.

***

     
   "Nih guys, sarapan dulu..." Pasya datang membawa sekantong belajaan dari minimarket berisi telur rebus, onigiri, gorengan, dan minuman.
      
   "Aaahh..! thank you Syaa tau aja gue laper." Sahut Ditho seraya menggigit gorengannya, begitu juga dengan ketiga orang lainnya yang mulai melahap makanan itu.
     
   "Lo ngerjain apa Frey?" Tanya Pasya yang melihat Freya pagi-pagi sudah menatap layar laptop nya.
     
   "Desain untuk presentasi nanti." Jawab Freya seraya mengunyah onigiri rasa tuna mayo.
     
   "Udah gue kerjain nih di laptop gue. Semalem pas kalian baru tidur, gue udah kebangun. Jadi gue nyoba bikin desain nya deh." Jelas Pasya menunjukkan desain di laptopnya yang sudah ia buat.
    
   "Waaahhh kereen Sya Desainnya!" puji Firly yang ikut melihat.
     
   "Thank you Syaa! Suka bangeett!" Freya menyilangkan ibu jari dan telunjuknya membentuk tanda hati dan menunjukkannya pada Pasya.

Meet YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora