Ch. 32: Camp

572 54 1
                                    

"Hai," sapa Riku canggung setelah sekian lama tidak berinteraksi. Hayato hanya menunjukkan wajah datarnya, membalas pelan, "Hai."

Riku tidak tahu harus melanjutkan obrolan seperti apa karena terlalu gugup, berbeda dengan Hayato yang berjalan ke arah bagasi untuk mengambil barang-barang mereka.

Yui dan Yamada sudah pergi untuk mengurus pendaftaran camping, namun tidak butuh waktu lama bagi sepasang kakak adik itu untuk kembali.

"Jadi, kita sudah check in dan kita memesan empat tenda camp. Untuk pembagian pasangan camp, aku sudah mengatur hal ini. Edward dan Carol, aku dan kakakku, Kaito dan Yoshi, serta Hayato dan Riku," jelas Yui, "Kaito memang lebih dekat dengan Riku, tetapi akan canggung jika menempatkan Yoshi dengan Hayato karena mereka belum saling mengenal."

Baik Yoshi dan Hayato hanya terdiam mendengarnya, berpura-pura tidak mengenal satu sama lain. Hayato sudah pernah memperingati Yoshi untuk berhati-hati agar tidak ada yang tahu bahwa Hayato-lah yang diam-diam memasukkan Yoshi ke sekolah mereka. Berkat Yoshi jugalah Hayato berhasil mendapatkan bukti-bukti Tatsuo menudung Riku, berkesempatan untuk menuntut pemuda itu bersama teman-teman sekelompoknya. Itulah mengapa Tatsuo dan teman-temannya tidak pernah lagi terlihat di sekolah.

"Karena tendanya belum dipasang, kurasa sebaiknya kita memasangnya sekarang," saran Edward melihat gulungan tenda yang dibawa oleh Yamada.

"Lomba, yuk? Tim terakhir yang menyelesaikan tendanya akan mendapat hukuman dare dari tim yang pertama selesai. Gimana?" usul Yui.

"Oke, siapa takut? Ayo, Edward!" seru Carol yang langsung lari menarik tangan Edward setelah mengambil salah satu gulungan tenda dari Yamada.

Kelompok Kaito dan Yamada juga segera melesat pergi, meninggalkan Hayato dan Riku dalam keadaan canggung. Hayato berdeham sejenak, sebelum bersuara, "Ikut, yuk?"

Riku tersenyum. "Ayo."

Beberapa kali Riku mencoba membantu membangun tenda, tetapi tampaknya pemuda yang tidak mengerti apa-apa mengenai kemah itu malah seperti merusuh saja. Setiap Hayato sudah berhasil memasang kemahnya, tidak lama kemudian pasti akan terjatuh begitu Riku tanpa sengaja salah menarik talinya.

"Maaf," ucap Riku untuk kesekian kalinya. Hayato hanya kembali mengangguk, dilanjuti helaan nafas pelan setelahnya, "Kamu duduk saja, ya? Biar aku saja yang memasangnya."

Mau tidak mau Riku harus menurut, mengingat ia tidak mau semakin merusuh.

***

Langit sudah berubah gelap saat sekumpulan anak muda itu menyalakan api unggun untuk membakar makanan mereka seraya meminum alkohol. Tidak lupa juga membahas dare yang telah dijanjikan tadi.

Sesuai dugaan, kelompok Riku kalah cepat dalam memasang tenda itu, sedangkan kelompok Yui dan Yamada mendapat peringkat pertama.

Edward menuangkan alkohol ke gelas-gelas plastik kecil yang sudah mereka bawa dari rumah, disusul dengan Carol yang membaginya ke semua orang.

Tepat saat Carol hendak memberikannya ke Riku, Hayato merebut gelas berisi alkohol itu, "Tidak, Riku."

"Ayolah, Hayato! Lagipula kita sedang bersenang-senang, kenapa pula kau melarangnya?" protes Carol mewakili isi hati Riku. Hayato menatap tajam ke arah Carol, "Ia belum cukup umur."

Mendengar itu, Edward tertawa. "Seingatku, kau sendiri juga belum cukup umur saat meminum alkohol untuk pertama kalinya. Lalu, mengapa kau melarang Riku sekarang?"

Hayato berdeham, menatap tajam Edward yang sedang tertawa terbahak-bahak, "Pokoknya tidak boleh."

"Tidak adil!" seru Riku cemberut, yang disahut tawa susulan oleh Carol.

[BL] Audi Me - Listen to Me 🔞 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang