46. Pindah Sekolah

115 18 12
                                    

“Tenanglah, saya tidak akan mengganggu anda lagi, berbahagialah bersama dia”
-Tiara-


🐇Happy Reading🐇

"Ngantuk ya?" Daffa menyelipkan rambut Alia yang menutupi mata sang empu.

Alia mengangguk. Dengan cepat, Daffa menarik lembut tangan Alia.

"Gue pulang duluan yaa," Daffa masih menggenggam tangan Alia.

"Tumben,"

Daffa melirik Alia sekilas yang sudah menguap sedaritadi.

Teman-temannya pun mengerti dan mengiyakan.

Daffa dan Alia keluar dari basecamp menuju motor Daffa.

"Dingin gak?"

Lagi-lagi Alia hanya mengangguk.

Daffa melepaskan jaket yang ia kenakan, kemudian ia sampirkan di bahu Alia.

"Kalau malam, udara di sini dingin," ucapnya setelah menyampirkan jaketnya.

Sekitar 20 menit menunggu perjalanan, Alia sangat kesal lantaran dirinya sudah mengantuk tetapi malah di buat kesal dengan lampu merah.

Daffa melihat Alia dari kaca spion. Sungguh, Daffa tak tega melihat Alia yang sudah sangat lelah.

"Kalau ngantuk tidur aja ya,"

"Nanti jatuh lagi," kata Alia dengan suara kecilnya.

"Pegangan yang kencang,"

Alia menuruti dan mengeratkan dekapannya.

Tak lama kemudian, Alia sudah tertidur pulas di bahu Daffa. Daffa menoleh sekejap lalu tersenyum.

Kini mereka sudah sampai di rumah Alia. Jam menunjukkan pukul 09.15.

Daffa memberhentikan motornya, ia langsung membangunkan Alia dengan lembut.

"Al, udah sampai."

Tak kunjung mendapat respon, Daffa menggenggam tangan Alia yang berada di pinggangnya.

"Al.."

Alia sontak hampir terjatuh, untung saja tadi Daffa sempat menggenggam tangannya.

"Pelan-pelan," Daffa menuntun Alia turun dari motornya dengan kondisi Alia yang belum sepenuhnya sadar.

"Gue langsung pulang ya. Selamat tidur," Daffa memeluk Alia sekilas.

Daffa tak langsung pulang, ia memastikan gadisnya itu masuk rumah dengan selamat.

Alia masuk ke dalam rumahnya. Sebelum menutup pintu, Alia menyempatkan diri untuk tersenyum kepada Daffa yang masih memantaunya.

***

"Gue kesiangan, astagaa!" teriak Alia dari dalam kamarnya.

Ia langsung berjalan menuju kamar mandi dan setelah siap, ia langsung turun ke bawah.

Hampir saja ia terjatuh lantaran terburu-buru.

"Non, hati-hati non."

"Bi, kok gak bangunin Alia sih?" protes Alia.

"Kan non biasanya bangun sendiri. Dan bibi juga baru rapi masak. Maaf ya non," bi Surti menunduk.

Alia berpikir, "benar sih apa yang di bilang sama bi Surti."

"Udah lupain aja bi, Alia berangkat dulu yaa."

"Enggak sarapan dulu non?"

"Di kantin aja bi, udah telat banget ini."

My Name Is Alya (Alia?)Where stories live. Discover now