Part 1

28K 759 34
                                    

Happy Reading.









Kenzie Adams,  pria berusia 40 tahun. Bagi Kenzie, hidupnya hanya tentang bekerja, bekerja, dan bekerja. Rasanya tidak bekerja satu hari saja sangat sulit, karena weekend pun ponselnya masih terus berbunyi. Entah itu telepon, pesan, atau email masuk.

Seperti sekarang, Kenzie sangat serius membaca berkas yang ada di meja kerjanya, sampai mengabaikan pintu ruangannya yang terus diketuk. Bukan tidak mendengar, tapi Kenzie sedang tidak ingin diganggu, dan dirinya sudah mengatakan itu pada secretary-nya.

Sementara di luar ruangan, seorang gadis cantik menatap perempuan berpakaian layaknya secretary dengan tatapan curiga. Gadis itu membaca name tag di dada sebelah kiri perempuan di hadapannya. Eliza, itulah nama secretary itu.

"Apa Uncle-ku benar-benar sendirian di dalam?" tanyanya dengan wajah serius.

"Iya, Miss... Mr. Adams di dalam sendiri," jawab Eliza ketakutan.

Gadis cantik itu berdecak kesal, dirinya kembali mengetuk pintu dengan kencang, tapi tetap tidak ada jawaban. Akhirnya gadis cantik itu langsung membuka pintu dengan kencang, membuat Eliza semakin ketakutan.

Saat pintu ruangannya dibuka dengan kencang, Kenzie sangat marah. Tapi saat mendongak untuk melihat siapa yang membuka pintu ruangannya, kemarahan Kenzie langsung hilang seketika setelah melihat siapa pelakunya.

Kenzie meminta secretary-nya untuk kembali bekerja, membiarkan gadis cantik yang kini menatapnya dengan wajah cemberut bercampur kesal masuk ke dalam ruangannya.

"Aku rasa, Uncle harus memeriksa telinga Uncle ke dokter," ucap gadis cantik itu.

Kenzie bangun dari duduknya, lalu melangkah mendekat. Hingga berhenti tepat di hadapan gadis cantik itu, Kenzie langsung memeluk gadis cantik itu.

"Kenapa kau ke sini tidak mengabari Uncle lebih dulu?" tanya Kenzie dengan suara lembut.

"Flo sudah menghubungi Uncle seratus kali, tapi tidak ada jawaban," jawabnya ketus, membuat Kenzie tersenyum sambil melepaskan pelukan.

Florencia Williams, akrab dipanggil Flo. Gadis berusia 23 tahun itu merupakan keponakan Kenzie, anak dari kakak perempuan Kenzie.

"Sorry, Princess. Uncle sangat jarang mengecek ponsel pribadi," ucap Kenzie sambil mengajak Flo untuk duduk di sofa.

Memang Kenzie memiliki dua ponsel. Dirinya sengaja memisahkan ponsel pribadi dengan ponsel pekerjaan, untuk menghindari beberapa hal. Seperti penyadapan dan hal-hal lainnya.

"Kasihan sekali ponsel itu dibiarkan tidak berguna." Flo berucap dengan nada mencibir, membuat Kenzie tertawa mendengarnya.

"Ada perlu apa keponakan Uncle yang cantik ini sampai datang ke kantor? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Kenzie menatap Flo.

Flo langsung mengangguk sebelum menjawab. "Minggu depan sahabat Flo mau menginap, karena Mom akan pergi ke rumah Grandpa. Flo akan kesepian kalau sendiri di mansion selama dua minggu. Jadi, bolehkan sahabat Flo menginap?" Flo menatap Kenzie penuh harapan.

Memang sejak 4 tahun lalu, setelah suami kakaknya wafat, Kenzie meminta kakaknya dan Flo tinggal di mansion miliknya, agar bisa memastikan keamanan kakak dan keponakannya, karena hanya mereka yang Kenzie punya.

Grandpa yang dimaksud Flo adalah orang tua dari mendiang Daddy Flo. Kakaknya, satu bulan sekali akan pergi ke New York untuk menemui mertua satu-satunya itu. Flo sangat jarang ikut, karena kesibukan kuliah. Kini Flo sedang menempuh pendidikan S2.

"Sahabat?" Kenzie bertanya dengan tatapan memastikan. Karena yang Kenzie tahu, Flo hanya mempunyai satu sahabat.

"Yes. Ghena yang akan menginap. Sudah lama 'kan Uncle tidak bertemu dengan Ghena? Dia selalu menolak datang ke mansion, dan sekarang Flo memaksanya, sampai akhirnya dia setuju untuk menginap," jawab Flo dengan wajah sangat senang.

Berbeda dengan wajah Flo yang terlihat sangat senang, wajah Kenzie justru terlihat tegang sesaat, tapi Flo tidak menyadari itu. Kenzie mengumpat dalam hatinya mendengar nama Ghena.

Ghena Ava Smith, gadis berusia 23 tahun, keponakan Alesya Smith, sahabat Kenzie. Ghena adalah sahabat Flo sejak mereka kuliah di Universitas yang sama.

Ghena.

Satu nama yang sudah berhasil membuat Kenzie kehilangan akal 3 tahun yang lalu. Gadis yang membuat Kenzie selalu teringat wajah cantik yang sangat polos itu. Bukan hanya wajah, tapi Kenzie juga mengingat lekuk tubuh gadis itu, dan seluruh titik sensitifnya.

Ingatan 3 tahun seketika muncul dalam pikiran Kenzie, membuat Kenzie tidak sadar Flo sedang berbicara dengannya. Sampai Flo menepuk bahu Kenzie dengan kencang, baru Kenzie tersadar dari lamunannya.

"Aku sedang berbicara, Uncle. Kenapa Uncle malah melamun?" Flo berucap dengan wajah kesal.

"Sorry, Princess. Uncle sedang memikirkan pekerjaan." Kenzie mengumpat dalam hatinya, karena mengucapkan kebohongan pada Flo.

Flo berdecak pelan, lalu kembali bersuara. "Jadi, bolehkan Ghena menginap di mansion?" tanya Flo dengan mata penuh harapan.

"Boleh, Princess. Seharusnya kau tidak perlu izin dengan Uncle, karena itu juga mansion-mu," jawab Kenzie sambil mengelus rambut Flo.

Flo langsung berseru senang, dirinya mendekat ke arah Kenzie, lalu memeluk Kenzie erat. Kenzie terkekeh, sambil membalas pelukan Flo.

Pikiran Kenzie seketika kembali mengingat Ghena. Lagi-lagi, Kenzie mengumpat dalam hatinya. Kenzie berpikir, apa dirinya tidak usah pulang ke mansion saat Ghena menginap? Agar dirinya tidak bertemu dengan Ghena.

Kenzie bukan tidak mau bertemu dengan Ghena, tapi Kenzie tahu, bahwa Ghena yang tidak mau bertemu dengannya. Ghena selalu menghindari dirinya selama 3 tahun ini.









Gimana part 1 nya?

Hot Sweet [END]Where stories live. Discover now