Yuuji selalu tahu kalau dia tidak terlalu pintar, ayah dan kakaknya sering memperingatinya untuk tidak terlalu percaya begitu mudah pada orang asing maupun orang yang ia kenal.
Kakeknya juga selalu mengatakan hal yang sama berulang kali, "menjadi baik dan bantulah orang sebisamu."
Yuuji selalu mendengarkan.
Tapi kali ini tidak.
Dan ia menyesali itu.
Kiranya sekitar jam 3 pagi ketika junpei menelpon, waktu itu yuuji tak sempat mengabari siapapun, ia sendirian di kamar, ditatapnya layar yang menunjukan panggilan masuk dari nomor asing itu ragu.
Tidak ada orang lain yang akan menelponnya dengan nomor asing begini, kemungkinan besar hanya junpei.
Itu benar, ketika ia memutuskan untuk mengangkat telpon, suara junpei terdengar.
Entah apa yang dipikirkannya, ia memutuskan untuk menemui junpei, niatnya sih ingin membujuk junpei pulang kalaupun junpei tidak mau yuuji berencana untuk menyeret temannya itu.
Karena ia bodoh.
Ia mempercayai segala rencana yang ada di otaknya, berdiri di pagi buta di tempat yang di janjikan seorang diri dan tiba-tiba seseorang menutup mulutnya dengan kain hingga yuuji kehilangan kesadaran.
Karena ia bodoh dan naif.
Ia menyusahkan semua orang, lagi.
"Yuuji!!" Junpei memeluknya, dan meskipun yuuji sangat merindukan junpei, yuuji merasa sakit hati.
Ia merasa junpei memanfaatkan kebodohannya dengan baik, tidak sia-sia yuuji menghabiskan waktunya bersama junpei, lihat... junpei mengenalinya begitu baik.
Yuuji merasa dikhianati oleh sehabatnya sendiri... dadanya sakit.
"Aku sangat merindukanmu yuuji!!" Junpei mengelus wajahnya, merapikan poninya yang mungkin saja kusut kesana kemari.
Yuuji mengalihkan pandang dengan mata berkaca-kaca, sakit sekali...
Ia mengkhawatirkan junpei siang dan malam, merasa bersalah hidup dengan tenang bersama keluarganya sementara junpei... dia baik-baik saja! Dia terlihat sangat bahagia dan hidup seperti orang gila dalam fantasinya!
"Ada apa yuuji? Apa kau sakit? " tanya junpei khawatir.
Yuuji muak bahkan untuk mendengar suara sahabatnya.
"Pulangkan aku." Jawab yuuji, dingin.
Junpei agak sedikit terhenyak dengan perkataan yuuji, terlebih... baru kali ini yuuji berkata begitu dingin padanya.
"... aku tidak mau memulangkanmu."
Yuuji menatap junpei nyalang, matanya yang berlinang air mata berkilat marah .
"yuuji... gojo satoru, dia membohongimu sejak awal, apakah kau pikir dia benar-benar tulus mencintaimu?"
Yuuji mengeratkan kepalan tangannya, jika saja... jika saja ia bisa memukul junpei, sekali saja.
"Dia melakukannya agar aku tidak membunuh diriku sendiri!!!" Jerit yuuji melengking, kekesalannya meluap-luap rasa sakit hatinya atas tindakan junpei semakin menyulut emosinya yang memang tak stabil berkat kehamilannya.
"Yuuji..."
Tatapan prihatin junpei membuat yuuji muak, bukankah seharusnya junpei berkaca saat ini?! Ia terlihat seperti orang gila yang mengoceh bahwa akan turun hujan uang hari ini!
"Gojo satoru... benar-benar mencuci otakmu..." ucap junpei miris, ia menggigit kuku jarinya menatap yuuji cemas.
Yuuji lelah...

KAMU SEDANG MEMBACA
cinnamon!
Fiksi PenggemarYuuji hanya ingin bebas dari sukuna, karena ia telah mencintai gojo satoru.