[TELAH DIBUKUKAN] pemesanan bisa melalui shopee @metabookstore.id
❝Sampaikan puisiku ini untuknya, Jaemin.❞
Aku suka menuliskan segala bait-bait puisi. Apalagi mengirimkan puisi cinta kepada seseorang yang sekian lama kusukai. Nadira Jaemin, namany...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Song Recommended
Pelukku Untuk Pelikmu - Fiersa Besari
Menyentuh kalau dengarkan sambil baca :')
HAPPY READING ♡
Entah ini membuatku heran dan bertanya-tanya. Kenapa? Kenapa pandangan semua orang menatapku sinis? Mereka seperti ada dendam padaku selama aku hidup di dunia ini. Aku terus melangkahkan kakiku menelusuri koridor, kudengar suara bisik-bisikan sarkas dari murid lain yang berdiri di pinggir koridor itu terdengar jelas di telingaku.
"Jadi dia, cewek yang ingin selalu dekat sama Jaemin?"
"Kayaknya sih gitu, di videonya aja pernah ditolongi sama Jaemin saat dia tenggelam."
"Cih, tuh cewek mau nyari sensasi yee?"
"Dasar jalang."
Tak tahan mendengar kalimat-kalimat hinaan itu, aku memutuskan untuk berlari. Menjauh dari mereka yang terus menggosipkan diriku. Tadi pagi juga begitu. Tatapan dan ucapan sarkas mereka sama saja, khususnya para murid perempuan di sekolah ini.
Memangnya aku salah apa?
Memangnya video apa yang mereka lihat?
Hatiku merasa pedih. Aku tak tahu apa yang terjadi, pangkal kakiku menjadi lemas setelah berlarian dengan pikiran dan hati yang kalut.
"Heh jalang!!"
Aku tercekat saat 3 gadis itu datang dan berdiri tegak di hadapanku. Mereka menatapku nyalang. "K-Karina?
Bibir Karina tersungging miring menatapku. "Sepertinya, di sekolah ini bakalan banyak harters yang ngehujat lo."
Apa maksudnya? Aku tak mengerti.
"... Gue nggak ngerti lo ngomong apa, Kar." Aku menatap murung wajah Karina yang tampak sinis itu.
Ningning melengos dan memutar bola matanya malas. "Masa lo nggak tau sih anjimm! Video dah viral loh di publik sekolah ini! Nih, lo liat!" Dia menampilkan putaran video di Instagram akun sekolah Naga Emas dari ponselnya padaku.
Sepasang mataku terbelalak tak sangka saat melihat video di bagian detik per detik itu. Bukankah itu video waktu di pestanya Karina tempo lalu? Di saat aku jatuh tenggelam ke kolam renang dan ditolong oleh Jaemin? Itu peristiwa sudah lama. Dan kenapa adegan itu menyebar di kalangan sekolah?
"Ke-kenapa? K-kenapa bisa?" tanyaku tak yakin dengan tatapan nanar. "Hapus video itu." Inginku rebut ponsel Ningning, namun ia mengelak cepat.
Tidak, aku tidak ingin video itu banyak yang lihat. Tapi harus bagaimana lagi? Tayangannya sudah terlalu banyak. Sial, aku yakin ini pasti ulah mereka bertiga, terutama Karina yang mengunggah videoku bersama Jaemin.
