33. Kalung Teristimewa

101 28 151
                                    

❝Terima kasih telah mengisi hari-hariku yang kelam ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih telah mengisi hari-hariku yang kelam ini. Rupa tawamu, senyummu, semuanya telah membuatku terus melangkah. Hanya dirimu satu-satunya yang teristimewa bagiku. —Jaemin

Song Recommended
Ini Aku - Devano Danendra

HAPPY READING ♡

Suara tetesan air menggema memenuhi kamar mandi berinterior minimalis, tepat di sudut kamarnya. Jaemin baru saja mengguyur tubuh kekarnya dengan air shower yang memancur di atasnya. Dengan kepala merunduk, Jaemin sedikit termenung menatap keramik kamar mandi yang basah dengan aliran air yang mengalir masuk ke saluran lubang.

I'm stuck with you, stuck with you, stuck with you~~

Mendadak nada dering ponsel Jaemin berbunyi keras hingga terdengar jelas dirungunya dan tersadar dari lamunannya. Cepat-cepat mengambil handuk merah yang menggantung, guna menutupi bagian pusatnya, kemudian beranjak keluar dari kamar mandi.

Berjalan cergas mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur masih dengan nada berdering, lalu Jaemin menekan ikon berwarna hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinga. "Halo, sayang?"

"Na, jadikan hari ini jalan?"

Mendengar suara kekasihnya dari seberang sana yang seakan ragu, lalu Jaemin mendengus geli. "Jadi, dong. Kamu pikir aku bohong? Kamu siap-siap, ya, nanti aku jemput ke rumahmu."

Dalam komunikasi mereka berdua. Samar-samar, suara tawa Tiara terdengar renyah di gendang telinga Jaemin, seolah dirinya sangat tak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya itu. Masih berinteraksi dengan gelakan tawa dalam telepon. Jaemin beralih menatap dirinya di depan cermin besar yang berada di sudut kamarnya, lantas menyingkap surai legamnya yang basah itu menggunakan sisi tangan satunya.

Tepat ketika melihat telapak tangannya setelah mengurai poni, Jaemin terbeliak dan tercengang kaget, bersamaan dengan bibirnya langsung terkatup rapat. Ditelapak tangannya, ada beberapa banyak helaian rambutnya yang rontok.

"Baiklah, hati-hati di jalan nanti. Aku menunggumu, Na."

Suara gadis itu terdengar ceria dalam komunikasi tersebut, namun sesaat Jaemin mengabaikannya. Tetap terdiam dan menatap gentar helaian rambutnya yang mudah rontok begitu saja. Kenapa .... Jaemin berbicara dalam hatinya dengan perasaan kalut.

"Na? Nana?"

"I-iya, Tiara?" Jaemin langsung tersadar ketika bias suara dari seberang sana terdengar cukup keras.

"Kamu kenapa?"

Terdiam cukup lama, lalu Jaemin menggeleng lemah meski gadis yang berada di telepon tak tahu. "Enggak, nggak apa-apa. Hng ... yaudah kamu siap-siap, ya? Aku mau berangkat. Kamu tutup dulu teleponnya," pintanya, menghela samar.

Poetry Love For JaeminWhere stories live. Discover now