Chapter 2

382 101 21
                                    

Yuuji menghela nafas gusar di saat seorang guru berambut blonde mulai memasuki kelas mereka. Menurutnya guru itu benar benar menyebalkan karena guru itu lah yang membuatnya pusing selama daring.

Pria bersurai blonde itu melayangkan tatapan datarnya ke seisi kelas sembari meletakan buku tebalnya ke atas meja guru.

"Baik, ini pertemuan pertama kita. Silahkan kumpulkan tugas tugas kalian selama daring ini"

Deg

Jantung para murid di sana seketika berhenti sejenak. Mereka bahkan tak mengerjakan satu tugas pun selama daring kecuali megumi tentunya. Megumi beranjak santai ke depan sambil membawa sebuah buku, meletakannya di samping buku tebal yang di bawa sang guru, kento nanami lalu kembali ke tempat duduknya.

"Apakah hanya Fushiguro yang mengerjakan tugas saya?" Tanya nanami dengan suara rendah, mengintimidasi.

Tatapan yang awalnya datar berubah menjadi tatapan dingin namun hanya sebentar. Pria itu menghela nafas, lalu memijit pangkal hidungnya pelan.

"Kalian ini sebenarnya niat sekolah atau tidak?!" kali ini nada bicara guru itu sedikit meninggi, matanya menyiratkan sebuah kekecewaan yang kentara.

Nanami tidak paham apa alasan mereka tidak mengerjakan tugas yang dia berikan. Padahal dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memberatkan para murid, dia hanya menyuruh untuk mencatat 1 bab saja kok di setiap pertemuannya.

Di tengah suasana yang berat itu tiba tiba seorang pria bersurai hitam mengetuk pintu kelas dengan senyuman bak mentari.

"Pak Nanami, apakah saya boleh masuk?" tanya Haibara yu, yang tak lain adalah sahabat nanami. Dia juga salah satu guru yang mengajar di sini.

"Silahkan"

Haibara langsung masuk lalu menyapa anak anak di sana sebentar, dia kemudian mengeluarkan benda pipih dari kantong celananya lalu mengetikan sesuatu di sana. Tujuannya bukan menyampaikan sesuatu dengan para murid namun hanya kepada nanami.

"Apakah kau sudah melihat berita ini?" tanya haibara dengan nada pelan.

"Belum, memangnya itu berita apa?"

"Kerusuhan di kota sebelah, banyak orang yang menggila. Tapi belum ada konfirmasi lebih lanjut dari media. Aku takut jika kerusuhan ini semakin menjadi jadi dan malah meluas ke kota ini"

"Lalu?"

Haibara mendelikan matanya kesal, apakah nanami tidak mempunyai keperdulian sedikit pun?

"Kento, dengarkan aku. Ini adalah permasalahan yang cukup serius. Bisakah kau membujuk kepala sekolah untuk meliburkan para murid untuk sementara waktu lagi? Ini akan jadi berbahaya jika orang orang itu malah masuk kedalam sekolah dan menyerang para murid" jelas haibara.

Nanami terdiam sejenak, ragu. Dia tidak bisa begitu saja membujuk kepala sekolah mereka. Hubungannya dengan kepala sekolah sedang renggang karna suatu masalah.

"Kita tak bisa mengambil resiko, kento"

Menghela nafas lagi, dengan terpaksa nanami mengangguk meng-iyakan.

Sementara nanami dan haibara masih bercakap cakap, yuuji melirik ke arah jendela di sebelahnya yang menampakan pemandangan dari lantai tiga. Langit nampak muram, seolah Ingin memberitahu jika akan ada sesuatu yang besar terjadi setelahnya.

"Ada apa?" tanya megumi.

"Entahlah, aku merasa tidak nyaman" Jawab yuuji, matanya tetap menatap lurus kearah jendela.

"Aku juga" Ucap megumi.

"Megumi bisa kah kau berjanji padaku?"

"Apa?"

ApocalypseWhere stories live. Discover now