Sebuah Waktu

24 3 0
                                    

"Ketika waktu adalah hal paling berharga. Di situlah sebuah dewasa mulai menghampiri keputusan kita."

-Sekedar Kata

***


Kurasakan embusan angin malam, semerbak harum dari tanah yang terguyur air hujan, rasanya benar-benar menenangkan. Adakah yang pernah merasakan hal tersebut?

Kulangkahkan kaki menuju sebuah lemari yang berisi beberapa helai pakaian yang tak pernah tersusun rapi, kucari sebuah bungkusan kecil yang benar-benar cocok untuk menemani suasana seperti ini.

Yap! Kuambil sebungkus kopi instan yang terlingat dari bungkusnya saja sudah menawan. Ya ... walaupun, setelah diseduh hasil tampilannya tak sama dengan yang terpampang di bungkusan tersebut.

Sekedar menyimpan beberapa sachet kopi instan di lemari pakaian memang terlihat konyol, bahkan jorok? Hihi ... tapi inilah cara agar dompetku yang bersejarah tak terlalu kering kerontang. Tak apa pelit, selagi masih dermawan hihi ... ya pada intinya tetap pelit.

Kuseduh secangkir kopi dengan harum semerbak yang menambah ketenangan. Mungkin ... aku bukanlah seseorang yang teramat sibuk? Tapi rasanya aku sendiri benar-benar bisa menikmati masa-masa seperti ini.

Kadang ... dunia terlalu lembutkah pada mental kita? Terasa benar-benar berat ketika waktu menjadi sebuah hal paling berharga di kehidupan yang tengah aku jalani.

"Naskah ini sudah diselesaikan?"
"Deadline besok, lho!"
"Gimana? Udah selesai?"

Argh ... rasanya ingin memecahkan kepala dan meninggalkan hal yang kubuat seolah aku adalah manusia paling sibuk di dunia ini.

"Idih! Sok sibuk!"

Apalagi ditambah kata-kata tersebut yang seolah menyepelekan hal yang tengah kita jalani dengan sungguh selama ini.

Kadang semapat pula aku berpikir untuk meninggalkan segala hal yang menurutku menambahkan kesibukan dalam keseharianku.

"Ngapain si kayak gitu? Buang-buang waktu. Mending ini aja."

Ujar manusia yang selalu fokus pada diri sendiri dengan keegoisan yang setinggi tower listrik?

Manusia yang tiba-tiba diam dan seolah membisu dari sekeliling? Dan pada akhirnya manusia yang terlalu peduli dengan gerak gerik seseorang akan mengatakan,

"Aku salah apaan yak? Kok tiba-tiba ngejauh?"

Aduh ... rasanya gak enak, tapi ya gimana ya ... ujung-ujungnya hati ini ngga kuat buat minta maaf, padahal bingung juga sebenernya apa yang udah aku lakuin? Perasaan udah lama ngga ketemu?

"Maaf ya, kalo selama ini ada salah sama kamu. Siapa tau ada kata-kata yang ngga sengaja keucap."

Ujarku walau hanya dijawab dengan kebisuaan manusia yang memiliki suara.

Dan pada akhirnya kita yang harus bisa membagi waktu akan lebih banyak menjauh dari interaksi manusia yang memiliki sifat tiba-tiba diam? Seolah ....

"Mending menjauh daripada sok dekat tapi ujungnya bingung sama apa yang sebenermya udah kita lakuin?"

Dan di titik itulah dirimu mulai merasa, menjadi diri sendiri itu jauh lebih penting dari segalanya.

Ketika kamu adalah seseorang yang tengah memikirkan berjuta persoalan dan menuju waktu yang seolah tak berhenti terisi.

Tanpa sadar ... semua itu adalah bukti langkah menuju kedewasaan yang sebenarnya.

Ketika dirimu harus mengatakan tidak pada hal yang benar-benar tidak kamu sukai, dan akan mengatakan iya, jika kamu sendiri yakin dengan jawabanmu saat itu juga.
Karena pada dasarnya, itulah yang akan membawamu pada sebuah masa produktif pada sebuah hal tanpa sebuah hal yang bercabang.

Ketika kamu sendiri harus memilih sebuah hal di mana semua hal tersebut benar-benar sama pentingnya. Kamu sendiri akan menyadari bahwa menentukan pilihan dengan keyakinan itu akan jauh lebih tenang dibandingkan mengatakan "iya" karena ketidak enak hatian.

Dari beribu unsur dewasa, aku sendiri cenderumg lebih memilih untuk bisa membagi waktu dengan kesibukan yang tengah aku buat sendiri.

Keputusan adalah sebuah tanggung jawab, apapun akhir dan prosesnya.

Setidaknya ketika dunia benar-benar seperti membutuhkan dirimu, kamu akan paham perihal yakin dangan sebuah niat dan tujuan.

Dunia tak akan menyesuaikan dirimu, jika dirimu sendiri tak menakar seberapa kuat dirimu menghadapi hasil dari sebuah perkataan yang sudah kamu lontarkan.

-SalamDariDiriYangTerlaluSokSibukUntukHalYangKurangManusiawi

Ruang RasaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ