Disaat semuanya semakin memburuk dan menuju akhir dari perjalanan, maka kesempatan terakhir akan muncul seperti keajaiban.
Aku Bolliva Prima. Aku Melvano Byakta Ephraim.
Kami berdua adalah seseorang yang sudah mengalami kejamnya masa depan yang akan...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Saat ini suasananya kurang baik, Matteo dengan cepatnya mengetahui keadaanku sekarang. Entah ia dapat pengetahuan dan informasi dari mana, aku tidak tahu.
Aku menunduk diam menatap lurus kebawah, sangat terkejut dengan kejadian tak terduga ini. Seketika kepalaku lambat mencerna situasi.
Keringat turun perlahan dari pelipis ku, susah payah aku menelan Saliva ku sendiri.
"...Kak...?"
"Kak....?
"....kak Vano?"
"Kak Vano!!"
Aku langsung tersadar, menatap sekitar. Begitu sudah terkoneksi sekarang aku sadar kalau saat ini sedang berdiri di ruang makan bersama Matteo. Posisi awal ketika aku baru datang setelah bertemu dengan ayah di balkon.
Tunggu, apa yang terjadi?
Tanganku refleks langsung meraba raba pakaianku, dan tidak ada yang sobek, pakaian ku masih utuh tidak rusak sama sekali. Pandangan selanjutnya langsung tertuju pada Matteo, ia menatapku dengan wajah bingungnya.
Aku terpelongo menatap Matteo sedikit lama, "A.... Euh... Itu... Apa-- kenapa...?" Aku gelagapan.
"Kak Vano!" Tangan Matteo terulur menepuk pundak ku, ia nampak khawatir.
Ia menghela nafas, "Sepertinya keadaan kakak belum pulih sepenuhnya. Sekarang lebih baik kakak pergi istirahat, kita bertemu lagi besok pagi saja" Matteo mendorong ku keluar ruang makan lalu ia menuntun ku berjalan ke kamarku yang ada dilantai dua rumah. Aku mengikuti Matteo tanpa membantah dan hanya diam menurut.
Setelah kami tiba tepat didepan pintu kamar ia langsung berkata, "Ingat, kakak harus banyak istirahat!" Peringat nya lalu berpamitan dan berlalu pergi kearah kamarnya yang ada disebelah.
Tanpa pikir panjang aku memegang gagang pintu membukanya dan berjalan masuk kedalam kamar.
Saat ini kepalaku masih mencerna, aku bingung, aku tidak mengerti. Tadi jelas jelas aku dan Matteo ada di lorong lantai dua rumah ini dan sedikit berdebat dengan keadaan tubuhku yang berubah, tapi sekarang aku baru saja keluar dari ruang makan dan berjalan kelantai dua dan memasuki kamarku.
