𓄷 O5.

308 51 0
                                    

Detak jantung terdengar beradu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Detak jantung terdengar beradu. Tangan terkepal erat menunggu jawaban dari seseorang di depannya, yang menunduk mengusap air mata. Sebenarnya, mengapa Ia menangis?

"Ada apa?"

"Bingung."

[Name] terdiam.

"Bingung dengan kata-kata hati, tentang apa yang sudah daku lakukan selama ini."

Iris ungunya kembali terlihat tanpa adanya air bening yang melapisinya. Kohaku maju, memegang kedua bahu [Name]. "Katakan. Siapa yang kau percayai sebagai soulmatemu?"

"Uhm..." [Name] menengok ke arah Tsukasa yang sibuk dengan dango buatannya tadi. Kohaku sedikit murung dengan reaksi [Name].

Namun, [Name] kembali menatap ke arahnya.

"Begini, selama ini aku merasa sedikit aneh."

"Hm?"

"Suaraku keluar saat bertemu Tsukasa kan? Maka semua orang termasuk dirimu mengira bahwa aku soulmate Tsukasa?"

"Apa reaksiku selama ini belum jelas?"

Alis yang bertautan itu, membuat wajahnya memberi kesan imut. [Name] tersenyum, "Mungkin yang benar adalah, aku baru mengeluarkan suara saat bertemu Tsukasa."

"[Name]-han..." lirih Kohaku. "Jadi, selama ini hanya kesalah pahaman?"

"Kau yang terjebak dalam permainan kami, hehehe."

Rautnya yang tadi tampak lemah, sekarang memanas seperti gunung berapi di tengah pulau bersalju. "Hah?!"

"Setelah diteliti lagi dengan bantuan dokter, sarafku mulai bangun saat bertemu denganmu, tapi aku baru menyadarinya saat berbicara dengan Tsukasa karena sebelumnya memang tak ada yang mengajakku berbicara." jelas [Name]. "Kesimpulannya, kau adalah soulmateku yang sebenarnya."

" ... Uh ..."

"Eh?"

Raut wajah Kohaku seakan ingin meledak di pandangan [Name]. Memanas, terwakilkan dengan munculnya rona merah di kedua pipi. "Sial, jadi selama ini cuma permainan? Kau dan Bou bekerjasama?! Apa maksudmu, apa tujuanmu?! Kau se–"

[Name] hanya pasta tubuhnya diguncang-guncangkan. Percuma menenangkannya, biarkan Ia mengeluarkan semua isi hatinya.

 Percuma menenangkannya, biarkan Ia mengeluarkan semua isi hatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Huh.." Diambilah nafas panjang untuk mendinginkan badan. Tapi mimik wajahnya masih terlukis emosi yang tercampur aduk. Tubuhnya lunglai, jatuh ke dekapan [Name].

"Kohaku?!"

"Hmm~... " Kohaku mengambil nafas tepat di bahu [Name] yang tertutup rambut samping. "Seperti bunga yang mekar di musim semi."

"Kamu ngada apa sih, jelas-jelas aku pake shampo stroberi."

" ... Ya sudah, lain kali daku tidak akan begitu padamu lagi." ujar Kohaku sembari mendorong tubuh [Name] perlahan.

"Plis–" [Name] menyesal telah berkata jujur.  "Ck, kau tidak bisa diajak bercanda. Nanti orang-orang sekitar akan menganggap kita pasangan yang tidak damai bagaimana?"

Pipi Kohaku memerah kembali mendengar kata 'pasangan'. Dirinya tidak mau kalah, "T–tapi kau bercandanya juga tidak mengenal situasi yang justru membuang keniatanku untuk saat itu!"

"Haduh, iya deh. Ulang ya, uhm..." Tangan sang gadis menggapai puncak kepala sendiri, menepuk dan mengelus rambutnya dari atas hingga ke ujung. "Bagaimana–?"

Puk

"Sangat lembut, juga indah. Cocok denganmu." ujar Kohaku sambil tersenyum. "Sepertinya kau harus minum susu lebih banyak lagi agar tidak tampak terlalu pendek hingga membuat daku selalu ingin menepukmu, ko ko ko. ♪"

"Kau menghinaku?!"

"Seperempat, dua per empatnya saran, seperempat lainnya adalah.." Wajahnya dipalingkan menuju samping. "Kenyataan bahwa kau imut dengan tinggi itu, membuat daku– apa harus diulang? Tidak, kan."

──❬🌸 462 kata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

──❬🌸 462 kata

spring's symphony › oukawa kohakuWhere stories live. Discover now