spring's symphony › oukawa kohaku

𓄷 O6.

"Soulmate bukan hanya membuat sebuah keajaiban, namun Ia dapat mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik lagi."

"Ka ... Kata Bou, kau menghancurkan sisi keras dan egoisku. Mengajariku cara lebih menghargai perasaan dan perjuangan. Niki-han dan HiMERU-han mengatakan bahwa emosiku lebih baik jika berada di dekatmu."

"S–segitunya? Padahal kau kelihatan lebih dewasa jika tidak ada aku di sana."

"Memang, sih. Tapi entah mengapa mereka berdua merasa sebaliknya."

"Kalau Rinne-san?"

"Apa yang kau harapkan dari idiot satu itu."

"Siapa tahu Rinne-san serius saat mengatakannya." kata [Name] dengan senyuman.

Kemudian canggung. [Name] membenci situasi ini.

"Ngomong-ngomong, apa tanggapan Rinne-san terhadapku?"

"Kurang lebih sama dengan milikku."

Dahi [Name] mengerut, "Kurang lebih sama?"

"Ya."

"Kau gadis cantik paling bodoh, ceroboh, berisik, dan paling indah yang pernah kutemui."

Setelah semua kecanggungan terkikis, Kohaku mendatangi Tsukasa yang mengunyah dango terakhirnya, mencubit pipi chubby kemerahan milik sepupunya itu.

"Bou! Mengapa kau membuat kebohongan seperti ini?! Kau ingin menyiksa mentalku?!"

"Ahh, twenanglah, Kohakwun! S-saat itu aku– lepwaskan dulu!!"

Kohaku melepaskan cubitannya dengan berat. Sekarang mereka saling bertatapan, cemberut kepada sesamanya seperti anak kecil yang berebut manisan.

"Huh, kenapa kau tiba-tiba seperti itu, Oukawa? Ah sudahlah, kau bertanya mengapa aku dan [Name]-san berbuat seperti itu?" Ujung bibir Tsukasa ditarik, "Karena kami menyayangimu, kami ingin menguji dan membuat suprise yang tak akan pernah kau lupakan seumur hidup."

Kohaku terdiam, ternyata bukan karena jahil atau semacamnya seperti yang dipikirkannya selama ini.

"Bou..."

"Tenang, semuanya yang dulu percaya bualan palsu itu sudah tahu yang sebenarnya. Fufu, sekarang kau dan [Name]-san terbebas. Tapi jangan sampai kalian berbuat yang tidak tidak, atau aku akan marah!" sambung Tsukasa dengan tegas.

"Kau bisa percaya pada kami, Tsukasa. Terima kasih.."

"Seharusnya aku yang berterima kasih padamu, [Name]-san. Terima kasih sudah membuat adik kecilku ini menjadi orang yang lebih baik." Lalu Tsukasa berdiri dari duduknya. "Dangonya juga sangat marvelous!"

[Name], Kohaku dan Tsukasa tertawa bersama untuk beberapa saat, hingga akhirnya Tsukasa memutuskan untuk pulang ke rumah karena sudah dijemput.

"Kau tidak pulang?" tanya [Name] sembari menutup pintu pada Kohaku.

"Sebenarnya daku bisa pulang duluan sebelum Bou jika Madara-han tidak ada urusan. Jun-han akan menemaniku setelah urusannya selesai."

"Oh, baiklah." [Name] berjalan ke ruang tengah, menyalakan televisi untuk mengisi kegiatan. Kohaku juga ikut duduk di sampingnya. Namun [Name] merasa bosan karena tidak ada satupun saluran televisi yang menarik perhatiannya.

Sekilas, [Name] mengingat bahwa sepulang dari kafe kemarin Ia membeli catur papan, serta ingat permintaannya dulu saat kecil kepada Kohaku.

"Kohaku, ayo bermain catur. Yang kalah harus traktir makan siang!"

"Ko ko ko, kau ingin daku memenuhi permintaanmu saat itu, hm~? Baiklah, ayo lakukan."

──❬🌸 441 kata