Storia d'amore sequel

863 75 3
                                    

Happy Reading













********

Renjun tersenyum melihat Jeno dan Yuren sedang bermain bersama di ruang keluarga. Sesekali Renjun melirik mereka yang sedang tertawa. Renjun segera menyelesaikan masakannya. Ini sudah hampir siang, suami dan anaknya pasti sudah merasa lapar.

"Baba, Yuren mari makan siang!" Teriak Renjun dari arah dapur. Pria manis itu sedang menata nasi dan beberapa lauk di meja makan.

"Iyaa mama. " Suara anak kecil menyaut disusul tubuh mungilnya yang berlarian menghampiri sang mama.

"Cuci tangan dahulu ya. " Ucap Renjun. Yuren mengangguk lalu berlari ke wastafel mini yang di khususkan untuknya. Dia mencuci tangan lalu menuju ke meja makan.

"Jeno, cuci tangan dulu. " Renjun mengintruksi Jeno yang sudah siap mengambil sepotong ayam goreng tanpa cuci tangan.

"Nee mama. " Jeno tersenyum lalu mencuci tangan. Setelahnya mereka bertiga bergabung di meja makan.

Mereka semua makan dengan khidmat. Tidak ada yang berbicara karena Renjun mengajarkan jika tidak boleh berbicara saat makan. Beberapa menit berlalu makanan yang ada di piring sudah tandas. Renjun segera membereskannya dan mencucinya.

"Baba! Yulen ingin beltanya!" Yuren berpindah duduk di pangkuan Jeno.

"Nee? Ingin bertanya apa?" Jeno mengecup pucuk kepala Yuren. Sungguh Jeno merasa bersalah karena ia selalu sibuk bekerja dan hanya bisa bermain dengan Yuren ketika hari libur saja.

"Mengapa mata Baba dan Mama kecil. Tetapi mataku besal seperti ini. " Tanya Yuren dengan polosnya.

Renjun yang mendengar itu menghentikan aktivitasnya. Tentu saja ia terkejut, mengapa anaknya tiba-tiba mengatakan hal itu. Jeno pun sama. Ia hanya terdiam tidak tahu harus menjelaskan bagaimana.

Renjun berbalik setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia mendekati Yuren yang berada di pangkuan Jeno.

"Kata siapa mata Yuren besar ?" Tanya Renjun dengan tersenyum.

"Kata Jisungie! Jisung bilang mata Yulen indah kalena tellihat bulat dan besal. " Jawab Yuren dengan semangat.

Renjun tersenyum, anak-anak tidak bisa berbohong. Tubuh mungil Yuren, pipi yang tembam, dan mata bulat itu jelas dapat dinilai dengan mudah oleh orang di sekitarnya. Terlebih anak kecil yang masih polos.

"Itu karena mama sering mengkonsumsi tomat dan wortel saat hamil Yuren. Jadi Yuren memiliki mata yang indah dan bulat." Jeno menyambung. Ia kehabisan kata-kata.

"Benal! Kata bu gulu kita halus makan tomat dan woltel agal mata nya sehat. " Yuren segera memeluk Renjun dengan erat.

"Telima kasih mama. Sudah memakan makanan sehat saat Yulen di pelut mama. Yulen menjadi anak yang sehat dan belmata bulat!" Ucap Yuren membuat Renjun tak bisa menahan tangisnya. Bagaimana tidak, sebenarnya mata Yuren itu menurun dari Lucas. Bukan karena makanan apapun.

"Nee sama sama sayang. Ini waktunya tidur siang, kita ke kamar ya. " Renjun segera mengusap air matanya dan menggendong Yuren.

Jeno hanya terdiam melihat semua itu. Perlahan anaknya pasti akan mengetahui jika Jeno bukanlah ayah kandungnya. Terlebih Lucas dan Jeno itu orang yang berbeda. Tidak ada kesamaan apapun membuat Yuren sama sekali tak mirip dengan Jeno. Apalagi darah yang mengalir di tubuh Yuren tidak ada setitik pun darah Korea.

Storia d'Amore • LurenWhere stories live. Discover now