Chp 5.

122 18 0
                                    

Aku ingin kau menjadi milik ku, tapi aku sendiri pun tau tau apakah alam semesta merestui nya atau tidak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku ingin kau menjadi milik ku, tapi aku sendiri pun tau tau apakah alam semesta merestui nya atau tidak.

16/06/21

.

Pagi hari ini cuaca lumayan memburuk. Awan hitam kelam menodai warna biru dari cakrawala.
Bodoh nya (name) tidak membawa payung padahal langit sedang hitam kelam begini.
Kamu melajukan sepeda mu kearah sekolah sambil menggigit satu slice roti yang di oles oleh selai.

Di keranjang mu masih ada novel buku yang kemarin Mitsuya berikan, aku berniat membaca nya nanti.

Bulir air masih ditampung diatas awan dan belum turun membasahi seluruh tanah dibumi.
Suara petir sedang beradu diatas cakrawala.

Kamu melajukan sepeda mu dengan cepat supaya bulir air pada awan tidak turun membasahi mu.

Sesampaimu di sekolah kamu memarkirkan sepedamu di parkiran dan masuk menuju pintu masuk sekolah dan menuju ke lantai atas dimana kelasmu berada.

Oh (name)! Kau tidak kebasahan kan? Tanya Mitsuya dengan khawatir.
Kamu hanya menggelengkan kepalaku dan menaruh tas mu di mana tempatnya berada.
Lalu Mitsuya mengelus dada bidang nya itu dan menunjukan wajah yang sedang senang sambil menunjukan gigi berderet nya.

Setelah itu bulir air mulai membasahi tanah pertiwi yang berada di bumi.
Yabe..untung aku sudah masuk ke kelas /batinmu
Kalau tidak, bisa basah kuyup seluruh baju sekolah yang mu gunakan saat ini atau mungkin gerbang sekolah sudah ditutup oleh penjaga sekolah?

Arus deras dari cakrawala sedang membanjiri jalanan yang kering dan berdebu.
Yah.. sepertinya sensei akan telad.

[AYO JAMKOS BUK!]

Yah ada sekitar 10 sampai 15 menitan mungkin mereka ada jam kosong karena guru mereka terlambat.
Mitsuya mengobrol dengan ku soal kemarin paman nya (name).
Ku hanya bisa menunjukan ekspresi malas dan hanya bisa menggerutu kecil.
Kamu malas mendengar pasal bibi dan pamanmu yang sangat tak sopan kepada tamu kami.

Kamu mengeluarkan buku novel mu yang kemarin ia berikan kepada mu.
Ada satu manik yang mengarah kepadamu saat kamu membaca novel itu, kamu menoleh kearah manik nya.
Dan terlihat senyum tipis yang ia keluarkan dari wajah nya itu.

Aku ingin membaca jangan melihatku Mitsuya.
Ia lalu menoleh ke arah buku pelajaran nya.
Kamu menoleh ke arah jendela yang basah kuyup akibat hujan itu.
Seperti nya akan seharian kita basah kuyup begini. Gumam mu.

Yah.. akhirnya sensei datang lalu mengajar bla bla bla. Hampir buku novel mu disita karena kamu yang keasikan membaca buku novel bukannya membaca buku pelajaran yang membuat kepala pusing itu.
Sejujur nya (name) termasuk orang pintar karena ia sering membaca buku seiring waktu berjalan, detik, menit, bahkan jam, bulan, dan tahun berjalan.

Huff mana aku tidak bawa payung.
Dan benar rintik hujan semakin deras dan.. sampai guru guru selesai mengajar, bahkan sampai pulang sekolah .
Kamu kebingungan karena kamu tidak membawa payung
A..no.. (name)? Boleh menumpang? Tanya Mitsuya
A.. ku tidak membawa payung.

Bukan nya Mitsuya ada motor? Tanya mu
Ada sih. Di bengkel, kemarin ban nya bocor hehe.. Mitsuya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu.
Ia juga memegangi payung yang tembus pandang itu.

Hm boleh boleh.. aku dapet payung dia numpang sepeda /batinmu
Oke deh, kamu bawa payung ya.
Ia mengangguk setuju dan menaiki tempat duduk yang ada di belakang.

Bukan hanya itu halang rintang mereka, ternyata hujan semakin lebat. Jadi mereka berteduh di gazebo kecil. Ada tempat duduk yang mengelilingi mereka.
Mitsuya melirik ke jalan yang mengelilingi nya. Ia sedang mengecek sesuatu.
Ano (name). Mau ke musashi shrine?
Sepertinya itu satu tempat kuil yang berada dekat sini. /batinmu

Oh kuil? Dekat sini?
Di jawab oleh Mitsuya anggukan kecil
Kami balik menaiki sepeda dan menuju arah jalan yang Mitsuya berikan sebagai arah petunjuk.
Dan sampai lah kita. Di suatu kuil yang dipenuhi orang berjubah hitam.

Apakah ini geng motor? Bisik ku kepada Mitsuya yang dijawab anggukan.
Yo Mitsuya! Eh dare da omae wa? Salah satu orang dari geng itu memanggil nya.
He.. mereka kenal dengan dia. /batinmu
Ano.. (name) kamu ambil payung ini aku akan kembali. Katanya berbisik kepadamu.

Kau bagaimana? Basah kuyup?
Dijawab dengan kekehan kecil dari lelaki itu dan ia meminjamkan payung nya kepadamu. Lalu ia buru buru pergi menghilang dengan orang yang memanggilnya.
Entah apa urusan nya, kamu menunggu di pinggiran jalan kuil itu dan lagi lagi yah membaca karena kamu bosan dan sama sekali tak mengenal orang yang berada disini.

Sampai akhirnya ada yang memanggilmu.
Kenapa kamu berada di area kuil ini? Tanya orang itu dengan suara yang lumayan berat.
Kamu mendongak kearah sumber suara itu.
Oh! Kenchin ka?! Tanya mu
Hee.. (name) san?! Kenapa kau ada disini?
Kamu hanya bisa menunjuk lurus kemana Mitsuya menghilang.

Oh Mitsuya toh yang membawamu? Tanya nya sambil tersenyum tipis.
He.. udh lama ga ketemu. Bagaimana kabarmu (name)?
Yah.. biasa saja. Jawabmu singkat.

Oh, Draken sudah bertemu (name) toh? Tanya suara itu. Kamu menoleh kearah sumber nya dan menemukan Mitsuya berdiri.

Orang orang yang ada disekitar situ pun bingung dan mendengarkan percakapan kami.
Kamu segera mengembalikan payung Mitsuya. Dan kamu ikutan basah.
Air hujan menerpa wajahmu lalu turun berjatuhan ke tanah.
Lalu orang yang berambut blond itu pun datang.. menanyakan dirimu kepada Kenchin temannya.
A, ore wa Mikey. Katanya antusias
Ano aku (name).

Draken menjelaskan bahwa dirimu adalah teman kecil  nya dulu, masa dimana pertama kali mereka bertemu gegara Mitsuya yang mencoret coret dinding dengan cat hitam pekat. Ku kira cuma Mitsuya ternyata ada (name) san toh?
Kamu yang mendengar itu menanyakan kepada Draken kenapa yang disebut dalam cerita nya hanya Mitsuya dan dia.

He.. pertama kali kamu cerita aku dianggep ga ada gitu?!
Aha.. gomen gomen (name) san. Draken beralasan lupa tentang kejadian itu bahwa ada (name) dalam cerita itu.
Dalang nya ga bener. Jawab ku
Lalu mereka hening sejenak dan tertawa.
Ne.. (name) chan, jadi temanku yah!! Kata Mikey tiba tiba.

Kau hanya bisa mengangguk setuju dan memperkenalkan dirimu pada setengah anggota Touman.
Ore Baji.

Oh (name) san!
Fuyu kun?
Owaa ketemu lagi!

Flashback on*

Ada kucing hitam yang berlari kearah tempat duduk taman dimana aku duduk.
Kamu yang sedang membaca itu pun teralihkan padangan ku kepada kucing hitam pekat yang sedang mengolet.
Dan ada satu bocah yang berlari kearahmu sambil bernafas terengah engah. Kurasa napas nya sesak dikarena kan ia berlari dengan kencang mengarah mu.

Lalu ia tunduk dan mengambil kucing hitam itu.
A. Arigatou sudah menjaga kucingku.
Kata demi kata ia beri jeda karena sesak setelah berlari.
Aku tidak melakukan apapun, kucing ini yang berlari kearahku. Jawab ku menjelaskan situasi.

A... sokka kucing ku mengarah kepadamu.
A.. perkenalkan Aku Chifuyu Matsuno.
Panggil saja aku Chifuyu.
Aku (name) (last name). Hajinemasite fuyu kun.
He.. fuyu? Nama baru? /batin Chifuyu
Ano ga papa kan aku panggil fuyu? Tanya mu sambil menutup buku.

A ie daijobu. Jawab bocah itu.

Flashback off*

Sejak itu kami sering bermain bersama. Jelas mu.
Chifuyu mengangguk dengan semangat dengan maniknya yang berwarna biru muda.

Author POV:
sorry ada typo typo.
A.. rada ganti bahasa.. dan yang chp sebelum sebelum ny blom ku benerin jadi  (name) sorry hehe :"[
Hm.. gitu aja.
Jangan lupa vote.
Banyakin comment juga ga papa

Happy reading :)

1150 Words

Books is our story | Mitsuya TakashiWhere stories live. Discover now