1O ㅡ perang dingin

365 54 2
                                    

"Rhea. Rey! Lo kenapa, ih? Ya maap atuh, gue gak sengaja nendang Tori. Sumpah, kelepasan. Ih jangan ngamuk atuh!" Jungwon daritadi ngikutin Rhea yang lagi jalan pulang dari gerbang depan kompleks menuju rumahnya. Tapi Rhea gak kunjung jawab. Cuma asyik makan es krim, gak menghiraukan Jungwon sama sekali.

Tapi baru sadar apa yang Jungwon bilang terutama di kalimat terakhir.

Tori=pohon toge kesayangan Rhea.

Rip Jungwon. Semoga masih bisa pergi ke sekolah besok ya, Won😌🙏

"APA?!!! LO NENDANG TORI?!" Rhea segera berbalik, menyengkram kerah kemeja Jungwon kuat-kuat.

Nah kan. Ngamuk.

Jungwon malah mamerin senyum polosnya, cengengesan. "Enggak, Rey. Gue bercanda. Tori sehat walafiat kok. Serius. Gak bo'ong hayati." kali ini dia mengedip-kedipkan mata centilnya itu.

"Ish! Jijik!" Rhea mendorong Jungwon, kembali jalan cepat ke rumahnya.

"Tapi serius, Rhea. Jangan marah tanpa sebab gini. Emang gue kenapa sih? Maapin atuh, beb. Aku tuh salah apasih sama kamu?"

Nah kan. Berulah lagi nih buaya satu.

"Ih apasih, Jungwon?! Gue gak marah sama lo. Udah sana pulang! Bau keringet!" Rhea segera lari ke rumahnya, menghindari Jungwon yang semakin menjadi di luar sana.

Rhea segera nutup pintu rumahnya. Jantungnya racing parah. Takut.

Jujur aja dia gak marah sama Jungwon. Gak sama sekali. Tapi dia takut ketahuan sama Noah. Kemarin itu kayak mimpi buruk. Rhea gak bisa leluasa interaksi sama Jungwon karena takut Noah bakal ngehajar Jungwon.

Ya walaupun kemungkinannya kecil banget sih karena Noah penakut. Tapi tetep aja.

Rhea ngintip dari jendela depan. Jungwon masih membeku di depan halaman rumah Rhea. Rhea jadi gak tega. Rasanya bersalah banget. Jungwon gak salah apa-apa tapi kenapa harus ikut ngerasain rasa sakitnya juga?

...

"Pengumuman buat yang namanya Yang Jungwon, ditunggu di meja piket segera. Kalau lama saya potong gajinya. Sekian."

Suara dari meja piket itu membangunkan Jungwon yang ketiduran pas lagi ngerjain tugas matematika.

"Noh dipanggil Pak Kumis. Gece! Jangan ngegalau terus!" Sunoo narik Jungwon bangun dari bangkunya.

Seharian ini Jungwon menggalau aja di mejanya. Gak berkutik. Dia yang biasanya semangat banget di mapel favoritnya sekarang bener-bener lemes aja kayak gak sarapan. Padahal tadi dia udah sarapan nasi uduk dua bungkus, bahkan nasi uduk yang dibeli Maman Suraman, temennya dari eskul basket pun jadi korban perut Jungwon yang kelaparan itu.

Kalau ada yang penasaran mapel favorit Jungwon, jawabannya sudah pasti dan sudah jelas, ✨JAM ISTIRAHAT✨

Jungwon berjalan gontai keluar kelas, menemui Pak Kumis di meja piket.

...

"Nah. Minta tolong ya. Kalian kan anak murid tercinta kesayangan precious bapak. Ya?"

"T-tapi pak, anu. Saya-"

"Makasih banyak, Rhea, Jungwon. Senang berbisnis dengan anda berdua. Babai." Pak Kumis dengan cepat memotong ucapan Rhea dan kabur dengan sisir kesayangan yang dia pegang erat-erat di tangannya. Suka heran gitu. Pak Kumis kan gak ada rambut alias botak. Kenapa bawa sisir?ㅠㅠ

Turtledove | Jungwon [EN-]✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ