Chapter 10

266 38 3
                                    

Hari Sabtu malam berikutnya, rumah Joseph Starbuck terang benderang oleh lampu berbahan bakar minyak ikan paus, sesuatu yang pantas untuk dihormati dari kesuksesan perburuan ikan paus.

Saat Donghyuck melangkah masuk melewati pintu depan, rasanya seolah-olah ia berada di negeri peri dengan suasana terang benderang yang jarang sekali terlihat di rumah yang ada di Nantucket pada malam hari. Lampu berkilauan terpantul di lantai oak yang dipoles dan susunan tangga yang dilapisi lilin. Di atas meja makan terdapat di aula utama, lentera yang lebih kecil memantulkan cahaya ke dalam mangkuk kristal yang berisi bir, diletakkan di samping mangkuk lain berisi krim manis dari anggur.

Jeno lebih pendiam dan ketus sepanjang malam, sejak melihat Donghyuck memakai baju sutra tipis berwarna putih dibalut rompi dan mantel berwarna cokelat gelap dan celana panjang berwarna cokelat terang. Ekspresi masam tampak di wajah Jeno dan sampai sekarang tetap bertahan.

Pakaian yang digunakan Donghyuck terlihat pas bahkan terlihat begitu ketat pada bagian abdomennya, juga celananya yang ketat memerlihatkan bentuk bokong juga pahanya yang berisi namun terlihat sedikit lebar pada bagian bawah kakinya sehingga menampilkan lekuk tubuh. Semua orang pasti akan melihat Donghyuck sebagaimana dirinyaーseorang pria berwajah cantik dengan lekuk tubuh yang menggiurkan di balik pakaiannya.

Meskipun Donghyuck tampak cantik dan tubuhnya terlihat berlekuk indah, baju dan rompi yang ketat membuatnya sedikit tidak nyaman dan menjadikan sikapnya sedikit ketus dan sensitif.

Donghyuck tidak pernah menghadiri acara sosial tanpa mengutuk semua baju resminya yang ketat yang terpaksa harus dipakainya. Namun, acara malam ini menuntutnya untuk tersenyum ramah dan tidak mengeluh karena ini adalah acara makan malam bisnis, begitu kata Jeno. Itu berarti hanya pegawai penting Starbuck yang diundang. Di samping itu, ada juga tamu kehormatan yaitu Kapten Kapal Omega, Kapten Blackwell, juga Johnny Seo, dan Jaehyun Jung yang merupakan arsitek serta tukang kayu yang dikontrak Starbuck untuk membangun Three Bricks untuk putra-putranya.

Percakapan hanya berkisar kesuksesan Kapal Omega dan perkembangan pembangunan perumahan. Donghyuck hanya mendengarkan setengah hati ocehan Jihyo Song, istri agen penjualan Starbuck yang memiliki kebiasaan menyebarkan berita bahkan sebelum termuat di surat kabar lokal. Namun, perhatiannya tersentak saat topik percakapan berubah.

"Mereka bilang, Mr. Starbuck telah menawarkan bagian yang besar pada Mr. Kim muda untuk berlayar lagi dengan Kapal Omega pada perburuan ikan paus selanjutnya." Jihyo menatap lekat wajah Donghyuck dan Jeno saat menyampaikan berita itu.

Donghyuck merasa Jeno mencengkeram sikunya dengan kuat, memaksanya menoleh ke sekeliling untuk mencari kursi santai. Kemudian tangan Jeno meremasnya semakin kuat, dan Donghyuck menyadari bukan penyebutan Minhyung yang membuat suaminya tegang. Jeno menarik sikunya dengan sangat kasar hingga membuat minuman di dalam gelasnya terciprat.

"Ya ampun, Jen! Ada apaー" Donghyuck membuka suara, tersentak mundur agar cipratan minumannya tidak mengotori bajunya.

Donghyuck mengikuti arah pandang Jeno, sepertinya ketidaknyamanan yang dialaminya agar terlihat lebih cantik menjadi pengorbanan yang pantas. Di sana, di pintu, Minhyung sedang disapa oleh pasangan Starbuck. Jantung Donghyuck terlonjak. Ia tidak bisa mencegah dirinya untuk memandangi Minhyung karena pria itu mengenakan setelan resmiーtidak ada sweater atau jaket lusuh.

Minhyung menganakan celana berwarna hitam dengan mantel serasi berleher tinggi, ada penjepit hias di kerahnya. Lengan panjang dan ketat menutup hingga pergelangan tangan pria itu, setengah menutupi telapak tangan yang berwarna putih. Wajah Minhyung yang terbakar matahari terlihat berwarna kecoklatan, di atas dasi putih yang diikat ketat di seputar lehernya dengan membentuk kupu-kupu. Setengah tersembunyi di balik jaket formalnya.

Twice Loved: The Sailor Return || mhWhere stories live. Discover now