𖤘 ˖ Akara

158 29 14
                                    

Alunkan; Feby Putri - Halu

ᨓᨓ

Sehun, pemuda yang paling tampan di komplek, begitu orang-orang bilang. Tak jarang para gadis sengaja melewati rumahnya sekedar mengucapkan selamat pagi atau mencari perhatian.

Semua mengenalnya, begitupun sebaliknya ia mengenal baik tetangganya. Bukan hanya karena tampang yang tampan. Sifat nya yang ramah mudah berteman, siapapun akan nyaman di dekatnya.

Tapi tidak dengan tetangga yang berada di depan rumahnya. Ia sama sekali tak mengenalnya. Hanya tahu ia seorang gadis yang sepertinya seumuran dengannya.

Gadis itu sangat menjauhkan diri dari lingkungan. Tak pernah ia melihat gadis itu berinteraksi dengan siapapun. Dan bahkan gadis itu tinggal sendirian. Tak ada siapapun di rumah itu. Ya walau terkadang ada seorang wanita paruh baya datang ke rumah itu. Namun hanya seminggu sekali.

Padahal parasnya begitu dahayu. Jika gadis itu akrab dengan lingkungan, akan banyak pria lajang di komplek ini mengincarnya jadi kekasih. Termasuk dirinya.

Sudah hampir setengah windu ia perhatikan. Sebab ia sangat penasaran. Bukan bermaksud jahat atau bagaimana. Ia hanya ingin tahu saja ada apa dengan gadis itu. Sebagai tetangga yang baik juga tampan barangkali ia bisa membantu.

Pagi ini, sepertinya memang sudah di atur takdir 'tuk berinya kesempatan agar dapat menyapanya. Gadis itu, sedang duduk di teras rumah dengan wajah datarnya. Tak ingin sia-kan kesempatan langka. Bergegas ia keluar rumah berlagak sedang jalan-jalan yang tak sengaja lewat depan rumahnya.

Tatapan itu sangat kosong sampai si gadis tak sadar ia sudah depan rumah menatapnya. Ia tak bisa menebak apa yang dipikirkannya.

"Halo, selamat pagi."

Beranikan diri ia menyapa walau sebenarnya rasa gugup sangat menguasai dirinya. Tak lupa ia beri senyuman terbaik sampai hati para gadis meleleh dibuatnya. Namun, hal itu tak berlaku bagi gadis ini. Gadis itu sedikit tersentak namun tak lama wajahnya kembali datar. Ia menatapnya dalam beberapa sekon.

Sehun merasa sangat canggung. Gadis itu terus menatapnya seolah Sehun sudah mengganggu waktunya. Ingin ia bertanya keadaan gadis hari ini. Namun terpaksa mengurungkan niat kala bola mata indah itu bergetar dan menatap sekitar dengan was-was. Gerak-geriknya terlihat bahwa gadis itu sangat ketakutan. Dengan cepat gadis itu masuk kedalam rumah menutup pintu dengan kencang.

Ada apa dengan gadis berwajah datar itu? Saya semakin penasaran.

ᨓᨓ

"Sehun! Ayo makan!"

Sudah jadi hukum alam kala lapar perut akan berbunyi. Lekas ia keluar kamar netranya langsung di suguhi berbagai makanan di atas meja. Dengan segut ia menghajar makanan ini masuk kedalam alat pencernaan.

"Sehun."

"Kenapa Bu?"

Ibunya diam tak berdialog lagi. Ia menatapnya penuh tanya. Terlihat keraguan dari raut wajah sang ibu.

"Kamu tau gak gadis yang di depan rumah kita?"

Ternyata ibunya pun tertarik dengan si gadis berwajah datar itu. "Tau. Emang kenapa Bu?"

"Dia teh orang gila?"

"Astagfirullah Bu, kok bilang dia gila?" Tak sangka ibunya bisa menilai gadis itu gila.

ᖗ。 Aksara AsmaraWhere stories live. Discover now