13

1.7K 431 154
                                    

"Taehyun, semisal Ben mutusin lo... Lo bakal gimana?"

Pertanyaan yang Beomgyu lontarkan menciptakan keheningan sementara.
.

.

.

"Gue... Gatau harus apa dan gimana" Jawab Taehyun. Hati Beomgyu sakit mendengarnya.

"Kenapa?"

"Ben itu... Apa ya, ada alasan yang buat gue suka banget sama dia. Gue gabisa bilang itu apa, tapi. Dia bener-bener penting buat gue Gyu" jawab Taehyun, Beomgyu tidak mampu melihatnya. Dia menjawab penuh ketulusan, perih, rasanya perih.

"huuftt" Beomgyu menghela nafas, menghadap keatas. Berusaha agar air matanya tidak jatuh.

"Tadi lo minta tolong apa? Gue kesini sampe gemeteran bayangin elo kena yang aneh-aneh" alihnya.

"gada sih, gue cuma minta ditemenin. Gada yang bisa selain lo sekarang, dan gue juga gamau Ben khawatir, hubungan kita lagi ga baik. Gue bener-bener takut ditinggal Ben" jawabnya, Ben lagi, Ben saja terus.

"Kalau gue lompat dari sini terus guling-guling sampe danau bawah sana, kemungkinan matinya berapa persen?" tanya Beomgyu sambil menoleh kebawah.

"Ngapain lo nanya begituan, jangan aneh-aneh, 1000% btw" jawabnya, membuat Beomgyu tertawa.

"Bercanda, cuma memastikan sesuatu aja. Jaga gue ya Taehyun, takutnya gue kerasukan terus pengen terjun" iya, Beomgyu bisa mati lama-lama jika melihat Taehyun bicara bahwa dia mencintai saudara kembarnya dengan tulus setengah mati begitu.

"Gyu? Lo nangis?" tanya Taehyun.

"Hah?"

"Air mata lo jatoh" ucap Taehyun, sambil menyeka air mata dipipi Beomgyu.

"Hah?? Astaga, kenapa deh ini. Padahal gue ga lagi kenapa-napa" Beomgyu segera menyeka air matanya yang kembali keluar.

"Astaga, ini kenapa deh gabisa berenti" 

"Gyu, jangan digosok terus. Nanti makin merah" Taehyun menggenggam tangan Beomgyu yang sedari tadi tidak berhenti menyeka air matanya dengan kuat.

"Aneh, kenapa gamau, hiks... berhenti sih" Beomgyu mulai sesegukan.

Tidak dia sangka, perkataan Taehyun bisa menusuk pada hatinya yang paling dalam. Beomgyu tidak ingin goyah dari keputusannya mendapatkan Taehyun, tapi ini sakit sekali.

"Hiks, hiks... Huaaa" Tangis Beomgyu pecah. Taehyun segera memeluknya.

Sudah lama, semenjak Beomgyu menangis seperti ini. Terakhir sepertinya, saat pertemuan pertamanya dengan Taehyun terjadi, deja vu sekali.

.

.

"Sorry, malah ikutan nangis" ucap Beomgyu.

Keduanya tengah makan bubur instant, sedikit lapar setelah menangis tadi.

"Gapapa, gue ga nyangka lo bakal ikutan nangis denger cerita gue"

"Iya, gue cengeng. Kenapa? Mau ngejek lo?" lagi-lagi Beomgyu harus berbohong, dia bukan menangis karena cerita Taehyun. Tapi karena Taehyun begitu mencintai saudara kembarnya.

Rasanya Beomgyu berbohong bisa 5x sehari, lebih rutin dari jadwal makannya.

"Gabakal gue ejek, orang kita nangis bareng. Btw udah jam setengah lima, ayo jalan balik. Ntar keburu gelap, gue anter sampe tempat tadi" ucap Taehyun.

Ah, benar juga. Beomgyu tak bisa berlama-lama.

"Lo beneran mau disini seminggu?" tanya Beomgyu dibalas gelengan oleh Taehyun.

"Besok kayaknya gue balik, ga kerumah sih. Nyewa apart atau kost kek buat sebulan"

"Loh? Kenapa?"

"Kalau gue kelamaan disini, susah buat ketemu lo" jawabnya.

Sial sial sial, wajah Beomgyu pasti memerah. Terlebih lagi telinganya.

"Taehyun, gue mau nanya"

"Hm? Nanya apa?" jawabnya sambil menoleh kearah Beomgyu.

"Menurut lo, kalau gue menginginkan sesuatu, tapi sulit buat didapat. Lebih baik nyerah, atau lanjut?" tanyanya, Beomgyu menatap balik Taehyun, sehingga mata keduanya bertemu.

"menurut gue, lo gak boleh nyerah sih. Sulit itu bukan berarti gabisa didapetin, justru karena sulit, usaha lo harus ekstra. Memang mungkin capek, tapi lo harus coba" jawabnya, hening sebentar. Beomgyu menimbang-nimbang sebentar, sebelum kemudian bertanya lagi.

"kalau hal itu ditentang sama orang lain gimana? Karena kata orang, hal itu gabaik. Apa gue harus tetap maju?" tanyanya lagi.

"Lo harus lihat dulu konteksnya apa, kalau menurut orang gabaik. Tapi justru lo butuh, kenapa harus dengerin kata orang? Yang jalanin itu lo, yang usaha juga lo. Nanti apapun hasilnya, mau baik atau buruk bakal balik ke lo. Namanya juga usaha, harus terima konsekuensi" jawabnya.

Beomgyu mengangguk-angguk. Kemudian dia tersenyum.

"Kalau gitu, gue gabakal nyerah. Gue siap terima konsekuensinya, apapun hasilnya nanti, karena bener yang lo bilang. Gue butuh" ucapnya, sambil menatap Taehyun yang sedang menatap pemandangan sore didepan sana.

"Gue gabakal nanya ini tentang apa, karena lo juga kaya pengen rahasiain. Jadi gue cuma bisa kasih semangat" ucapnya sambil mengelus rambut yang lebih tua.

"Taehyun Taehyun Taehyun" panggilnya, membuat Taehyun menoleh dan menatap wajahnya.

"Kenapa?"

"Gimana kalau lo beres-beres langsung hari ini aja, gue tau tempat yang bagus dimana"

.

.

.

VOTE, pilih dan reply langsung. Ini bakal ngaruh ke cerita.

🍀?

🍁?

Xixixi, selamat penasaran.

Btw Gyu,

Jangan iri jangan iri, jangan iri dengki. Beomgyu, jangan iri. Jangan, iri dengki.

Wakakaka, dahlah segitu aja dulu. Puyeng dah pala gue buset.

Salam,

Nandy ♡

We Are Twins, Right? || TaeGyu ✅Where stories live. Discover now