19. Mending The Broken Pieces

305 52 21
                                    

Now play: My heart —Acha septriasa

Happy reading ><





Suara jam dinding berdetak memenuhi ruangan zea yang begitu sunyi dan sepi. Masih dengan di tempat yang sama zea terduduk memeluk kedua kakinya di ranjang, memandangi pemandangan luar dari jendela. Isi pikirannya kemana-mana, wajahnya begitu sedih bahkan tanpa ia sadari sendiri ia belum makan siang.

Tenggorokannya sakit, kepalanya terasa sangat sakit ketika menahan tangis memikirkan ayden yang entah sekarang sedang apa.

Zea sedang menunggunya datang.

Matahari mulai terbenam, waktu berjalan begitu cepat. Dari bulan kemarin zea tidak bisa melupakan ayden. Setiap kali ia ingin beralih memikirkan yang lain, bayang-bayang ayden selalu ikut terlintas dipikirannya.

Ting tung!

Suara pesan masuk dari ponsel zea membuat zea menoleh ke arah ponselnya. Layar itu menyala, manik matanya menangkap pesan yang baru saja dikirimkan oleh kakaknya yaitu wish.

Kak wish ♡
Udah makan siang? Obat udah di minum? Kakak otw ke rumah sakit ya!

Gadis itu mengalihkan pandangannya kembali melihat pemandangan. Ia baru saja ingat, bahwa dia sakit, ia harus minum obat. Agar bisa sembuh.

Namun kemudian ia tertawa kecil. Sambil mengambil obat yang sudah disiapkan di atas mejanya.

"Emang gue bisa sembuh?" Zea menyeringai memandang obat yang kini berada di telapak tangannya.

Dan kemudian ia meminumnya.

Tepat pada saat itu, setelah zea meminum obatnya, seseorang membuka pelan pintu ruangannya. Suara deriknya masih terdengar di telinga zea. Gadis itu menaruh gelas minumnya di meja terlebih dahulu kemudian menoleh ke arah pintu.

Dan iapun membeku.

Seseorang dari arah sana terlihat sedang berdiri dengan wajah yang tampak menyedihkan, namun seketika ia tersenyum menyembunyikan mimik wajah sedihnya kepada zea.

Sementara zea masih membeku. Begitu air matanya mulai berkaca-kaca kembali dan pada akhirnya ia menangis.

"Katakan kalau ini bukan mimpi..." Lirihnya.

"Aku nyata..." balas pria itu masih dengan posisi yang sama.

"Ayden aku kangen kamu..." Zea beranjak dari ranjangnya, langsung menghampiri ayden dan memeluk pria itu erat, menangis di pundaknya mengatakan bahwa ia benar-benar menyesal dengan sikapnya waktu itu.

"Ayden maaf... aku salah... jangan pergi lagi..." Ucap zea menangis terisak di pundak ayden, membuat seragam pria itu basah dengan air mata zea.

Ayden mengelus punggung zea pelan, membalas pelukan gadis nya, dan menenangkannya.

"Aku yang seharusnya minta maaf, aku yang salah, aku sia-siain 2 bulan aku gak ketemu kamu. Aku menyia-nyiakan waktu berharga aku. Aku nyesel, aku minta maaf zea..."

Tak terasa waktu sore mulai terlewati dan terganti menjadi malam. Kedua insan itu masih berpelukan karena saking saling merindukannya.

Ayden sedikit tertekan, namun tidak apa-apa, biarkan zea mengeluarkan semua rasa rindunya kepada ayden dengan cara seperti ini. Ayden mengerti karena ia juga sangat-sangat merindukan zea.

Tidak sengaja mata pria itu menangkap makanan yang masih utuh di meja. Membuatnya mengerutkan kening dan spontan melepas pelukannya.

"Kamu belum makan ya..?" Tanyanya menatap wajah zea yang pengap, dan air mata yang masih mengucur deras dari matanya.

𝗔 𝗳𝗼𝗿 𝗭 || 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻  ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن