Cekcok Himawari

264 20 11
                                    

Himawari memberikan tangannya ke Yuki yang sudah tak mampu bergerak. Tapi diacuhkan oleh Yuki

Matanya tetap menatap Hima Tajam.

"Kau Tau... bahwa dendam tidak akan menyelesaikan masalah,," Hima menghela napas

"Kau tau, jika bisa,, aku ingin memilih dilahirkan keluarga tanpa pengaruh,, setidaknya aku tidak dibayang-bayangi oleh jasa dan kekuatan Ayah dan Ibu ku"

Hima tersenyum getir.

"Setiap aku melakukan suatu hal, pasti menjadi sorotan,,, bukan karena mereka kagum.. tapi seakan mengejek"

"Ahh,, apakah dia mampu seperti Hokage-sama?"

"Apakah dia akan sehebat Hinata-sama?"

"Hari-hari aku tak bisa menunjukkan siapa aku dan bagaimana diriku sendiri"

"Seadainya aku bisa memilih, aku berharap hidup tanpa kekuatan dan bisa makan dengan nyaman dengan kedua orang tua ku setiap malam"

Himawari menatap Yuki lagi. "Kita memiliki masalah sendiri, kau juga tidak bisa memilih siapa kedua orang tua mu. Dan juga kau tak bisa memilih bagaimana cara orang tua mu hidup dan pergi.
Tidak ada yang ingin membunuh kedua orang tua mu... Rokudaime-sama justru yang menyelamatkan kau dengan Ryu"

"Cihhh,, jangan sok tau,, saat itu, kau bahkan belum bisa mengganti popok mu"

Himawari menunjuk dadanya

"Ini,, yang didalam,, kyubi... ia memberikan ku ingatan itu..."

"Kalau dipikir-pikir bukannya kau lebih bahagia yah,, punya ayah ganteng seperti Kazekage-sama dan kakak yang baik hati?,, mereka bahkan punya banyak waktu untuk mu,, kenapa kau harus bersusah payah untuk hal ini,, cukup,, nikmati hidup mu dan berhenti menganggu"

Hima berdiri, ia masih menatap Yuki.

"Ayo berteman,, eehh,, sepertinya..."

Hima nampak berpikir,

"Jika berhasil,, aku ingin menjadi ipar mu..." Hima tersipu malu.

Ia berlalu pergi. Meninggalkan Yuki yang masih terlihat mencerna perkataan Hima barusan.

"Oyyy bocah,, kau masih seumur jagung sudah memikirkan pernikahan"

"Aisshhh kakek kurama,, tenang lah,,, aku akan melamarnya ketika umur ku 25 tahun"

"Apakah sudah pantas umur segitu menikah?" Tanyanya pada diri sendiri

"Ahhh,, mungkin" kurama menjawab

"Ryu,, bagaimana?"

"Pingsan"

"KAKEK KURAMA"

"APA?"

"kenapa kau membuatnya pingsan, gak bisa kah lembut sedikit sama Teman ku itu?"

"Aku membenci orang pemarah"

"Aku lebih membenci orang kasar" balas Hima

"Kenapa kau mengikuti sifat jelek ayah mu? Cerewet"

"Aku anaknya, jika aku mengikuti sifat mu,, berarti aku anak mu lah"

"Ehh,, tapi, jika aku anak mu.. siapa istri mu kakek kurama?" Tanya Hima dengan polosnya

"Apa maksud mu?"

Hima mengangguk mengerti, "pasti Ichibi kn??"

"APA? AKU MASIH NORMAL"

"YANG MENGATAKAN KAU TIDAK NORMAL SIAPA?" balas Hima tak kalah dengan nada tinggi

"DIA PRIA"

"Oh ya?? Aku pikir wanita.. hahhahahha"

Percakapan yang tidak berfaedah itu membawa Himawari tak jauh dari ayahnya. Naruto.

--------------

Tbc

HimawariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang