[10]

133 28 0
                                    

"Kurasa kemampuan paling keren di dunia ini adalah teleportasi. Bayangkan kau bisa ke mana saja semaumu dalam hitungan detik"

"Haha, kau benar. Tapi kurasa yang paling keren dari kemampuan teleportasi adalah kembali ke masa lalu, kemampuan untuk memutar waktu"

"Wah, aku tidak terpikirkan sampai ke sana"

"Jika kau bisa memutar waktu, apa yang akan kau lakukan, Rae?"

"Cuma satu, hyung"

"Mencegah diriku untuk memilih keputusan yang salah, hanya karena kalah pada keadaan"

"Wah..tidak kusangka, kau ini cukup filosofis juga"

"Jangan salah sangka aku ini jahat"

"Apa kau menyindirku? Seolah-olah cuma kau saja yang jahat"

"Hyung..."

"Hm?"

"Baru sekarang aku sadar..."

"...bahkan jika hidupku tidak berjalan dengan baik, harusnya aku tidak menjadi orang jahat"

"...setuju"

"Kalau kau setuju, bukankah sudah saatnya kita akhiri?"

"Maksudmu?"

"Hidup yang seperti ini. Ayo kita akhiri"

***

Sudah berulang kali Raesung menelepon Byounggon namun tak kunjung diangkat. Ia menerima panggilan bertubi-tubi dari masters di ponselnya yang lain. Tak ada satupun yang ia angkat. Mereka juga mengiriminya pesan berisi ancaman-ancaman bahwa jika ia berniat untuk kabur maka nyawa bisa jadi taruhannya.

Namun, Raesung sudah tak peduli dengan itu semua. Lagipula ia sudah tahu identitas orang-orang di balik gelar masters sejak ia tanpa sengaja melihat notifikasi pesan dari Hyunsuk di ponsel Byounggon. Pesan itu berisi permintaan untuk datang ke basecamp mereka, lengkap dengan foto basecamp tersebut dimana ada Woong, Jihoon, dan Seunghun yang duduk bersebelahan di sofa. Di atas mejanya ia dapati sebuah kartu identitas top donatur.

Masters pernah mengatakan padanya bahwa hanya si juara bertahan dan top donatur yang boleh mengetahui identitas mereka. Meskipun dekat, Byounggon tak pernah membocorkan identitas para masters pada Raesung. Ia sering menanyakannya tapi Byounggon dengan tegas menolak memberitahunya dengan alasan itu melanggar perjanjian mereka.

Raesung sudah tak peduli lagi dengan anak-anak yang menyebut diri mereka masters itu. Pikirannya masih melayang ke sebuah pesan singkat pada ponsel pribadinya dimana sebuah pistol diarahkan pada adiknya yang sedang terbaring lemah di rumah sakit.

***

Sejak dua tahun lalu, adiknya itu koma tak sadarkan diri setelah mengalami sebuah kecelakaan. Adiknya itu lah satu-satunya orang yang masih dianggapnya sebagai keluarga dan sangat dikasihinya.

Setelah ayahnya mendekam di penjara, Raesung, ibu dan adiknya hidup terkatung-katung untuk memenuhi kebutuhan mereka. Raesung mulai mencari berbagai pekerjaan paruh waktu meski ia masih di bawah umur.

Sementara itu, ibunya tidak henti-hentinya merutuki ayahnya. Ia mulai bermain-main dengan pria-pria kesepian yang pernah dikenalnya dulu selagi masih kaya, ayah Yedam adalah salah satunya. Pria itu paling dekat dengan ibunya.

Raesung tidak pernah menganggap ibunya sebagai ibu lagi sejak itu meskipun ia sering diminta ibunya untuk berhenti bekerja dan menerima saja hasil uang pelacuran tersebut.

ACQUIESCE: A THREAD | SILVERBOYS ✓Where stories live. Discover now