JAEMIN

11.1K 830 62
                                    

ada yang malakin nih disuruh update, aku kasih soalnya aku orang nya suka memberi😦😭

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Hari ini Renjun dijemput oleh Jaemin. hanya Jaemin. Jeno masih ada urusan dengan ayahnya yang membuatnya tidak bisa pulang bersama Renjun. didalam hati Jeno, sumpah serapah terus keluar untuk ayahnya.

Jaemin menjemput Renjun dengan mobil barunya yang ia beli karena Renjun menyukai warna biru. alasan simpel untuk membeli mobil. pikir Jaemin, jika ia mempunyai sesuatu yang disukai Renjun maka Renjun akan menempel terus padanya.

suasana didalam mobil tampak suram. tidak ada pembicaraan sama sekali. Renjun terus memandang jendela, ia sedang merajuk karena Jaemin melarangnya membeli ice cream yang banyak. Renjun memang beralasan kalau semua ice cream itu untuk persediaan selama seminggu, tapi tentunya Jaemin tidak percaya. pernah suatu hari ia memergoki Renjun sedang makan didepan kulkas sambil berjongkok, takut ketahuan. setelahnya, Jeno dan Jaemin sepakat untuk membeli ice cream satu saja setiap mereka ke mini market. pencuri kecil.

Renjun cemberut, berharap ia akan di bujuk dan dibelikan ice cream sesuai yang ia inginkan. tangannya terlipat di dada.

"Renjun, kamu bisa pilek jika terus menerus makan ice cream. ini bukan yang terakhir kalinya kamu makan, jangan berlebihan." Jaemin terus membujuk dari tadi, ini mungkin sudah 15 menit berlalu sambil menunggu jalanan yang macet.

Jaemin berusaha menyentuh tangan Renjun, tapi anak itu menepisnya terus menerus. susah sekali dibujuk.

kalau sudah begini, cara yang bisa Jaemin lakukan adalah mengikuti cara yang Jeno pernah ajarkan. Jaemin membuka ikat pinggangnya, memegangnya. menarik paksa tangan Renjun dan mulai mengikatnya.

Renjun hanya diam, tapi dia mulai ketakutan. kalau Jeno atau Jaemin sudah mulai mengikatnya, hal yang paling salah dilakukan adalah memberontak. jadi Renjun hanya bisa diam.

"Renjun hanya ingin ice cream... kenapa di ikat." Renjun melihat Jaemin dengan ekspresi sedihnya. sekarang berganti Jaemin yang mengacuhkan Renjun. sedikit emosi tadinya, tapi mana bisa terlalu lama saat anak ini mulai berubah menjadi anak kucing yang menggemaskan?

"Renjun nakal, tidak bisa diatur." Jaemin memberikan alasannya. kalau tidak begini pasti Renjun tidak akan patuh. benar apa kata Jeno, bahwa Renjun harus terus takut pada mereka agar Renjun tahu batasan.

"iya.. maafkan Renjun.. Renjun tidak akan meminta ice cream kesukaan Renjun lagi. lepaskan Renjun, tangan Renjun sakit.." seperti yang Jaemin duga, Renjun akan menangis. air matanya mulai keluar.

"kamu itu lelaki, kenapa mudah menangis?" tolong, Jaemin tidak kuat. Renjun sepertinya diam saja sudah imut. bisa diabetes Jaemin jika diberikan keimutan Renjun setiap hari, tidak ada bosannya!

"maafkan Renjun karena mudah menangis." Renjun mengusap hidungnya, hidungnya tersumbat sepertinya.

"kemari." Jaemin mengangkat Renjun untuk duduk dipangkuannya. mumpung masih lampu merah. sebenarnya tidak diperbolehkan melakukan hal ini, tapi Jaemin mana peduli. ia mengelus punggung Renjun agar anak ini berhenti menangis. tapi, ada yang aneh sekarang. sesuatu yang basah hinggap di bahu Jaemin. Jaemin sedikit melirik apa yang Renjun lakukan.

"apa yang--" ucapan nya terhenti saat ia tahu bahwa Renjun menggigiti bahunya. ya tuhan, tangisan mereda dan Renjun sekarang sibuk menggigiti bahu Jaemin? padahal tangannya masih terikat. mungkin tangisannya bukan karena sakit tapi karena takut.

"Renjun, berhenti." Jaemin menepuk pantat Renjun pelan. Renjun karena masih agak takut ia dengan mudah melepaskan gigitannya dan menatap Jaemin. dengan semburat merah malunya ia berkata, "lapar, hehe."

HE'S OURS - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang