21 - Jealousy

1.9K 218 100
                                    

Haiii, I'm back! maaf yaa updatenya agak lama karena aku akhir-akhir ini lagi sibuk sama tugas ospek huhuhu:( hopefully kalian suka yaa sama ceritanya❤️

Sebelum mulai boleh doong aku minta spam emoticon yang menggambarkan perasaan kalian baca thir chances sejauh inii..

met baca all!❤️❤️

***

"Cemburu itu pertanda hati nurani tak bisa mempercayai si dia untuk sepenuhnya."

***

Ini hari ketiga Rifqi berada di rumah sakit. Keadaan Rifqi sudah sangat membaik. Lelaki itu bahkan sudah bisa bergerak cukup bebas. Hanya saja jahitannya belum mengering sepenuhnya. Rifqi perlu beberapa hari lagi untuk menjalani rawat inap sampai keadaannya kembali seperti semula.

Sesekali Michelle datang untuk melakuakan follow up terhadap Rifqi selaku pasiennya. Michelle selalu melakukan pemeriksaan terhadap Rifqi setiap pagi. Perempuan itu harus melihat perkembangan lelaki itu dan dilaporkan kembali kepada dokter Franklin.

Tak dapat dipungkiri bahwa Rifqi merasa senang selama dia berada di sini. Rifqi bahkan sangat berharap untuk bisa menetap lebih lama lagi di rumah sakit ini. Di sini, dia tidak akan pernah merasa rindu karena setiap hari Michelle akan menjenguknya. Rifqi juga merasa sangat diperhatikan pada saat Michelle melakukan pemeriksaan yang sebenarnya sudah menjadi bagian dari tugasnya

"Tensi lo masih cukup tinggi yah, tapi masih aman kok," jelas Michelle setelah memeriksa tekanan darah Rifqi menggunakan tensi meter yang dia bawa itu.

"Kan udah gue bilang, detak jantung gue pasti lebih cepat kalau gue lagi sama lo," goda Rifqi.

"Masa playboy kaya lo deg-degan sih, bukannya udah biasa ketemu cewe?" sindir Michelle. Kali ini gombalan dari Rifqi tak berhasil membuat wajahnya memerah seperti tomat.

"Playboy juga tetep ngerasa deg-degan kalau ketemu sama cewe yang dia sayang," Rifqi melakukan pembelaan diri. Lelaki itu masih berusaha untuk membuat perempuan itu salah tingkah karena gombalan mautnya.

Rifqi terdiam sejenak. Tanpa dia sadari dia telah membenarkan pandangan Michelle terhadapnya. Rifqi baru saja membenarkan bahwa dirinya adalah seorang playboy.

"Lagian gue bukan playboy kok," lanjut Rifqi sekaligus meralat perkataannya sedikit.

"Hmm masa?" Michelle tak yakin dengan ucapan Rifqi barusan.

Michelle tahu betul bagaimana sikap Rifqi terhadap perempuan lain. Lelaki itu memang tak pernah berubah dari SMA. Rifqi sudah terlalu sering tertangkap basah olehnya dan Michelle berharap lelaki itu mulai berubah secara perlahan. Dengan Rifqi tetap bersikap seperti itu, sebagai seorang perempuan pasti Michelle akan merasa dipermainkan. Sikap ini juga sebenarnya menjadi salah satu alasan mengapa Michelle tidak yakin untuk kembali menerima Rifqi.

"Iya, cewe-cewenya aja yang terlalu baper pas gue baikin," Rifqi beralibi.

Michelle hendak mau membalas ucapan Rifqi. Namun, sayangnya dia harus mengurungkan niatan itu untuk saat ini. Sarah sudah menunggunya cukup lama. Perempuan itu bahkan sudah memanggilnya dari luar kamar, "Chelle ayo follow up pasien yang lain jangan macet di situ."

Bukannya Rifqi atau Michelle tidak mempersilahkannya untuk masuk tetapi Sarah memang sengaja tak mau menunggu di dalam kamar itu. Dia tak pernah suka menjadi nyamuk atau orang ketiga di suatu hubungan. Rasanya sangat tidak nyaman meskipun sebenarnya Sarah sudah sedekat itu dengan keduanya.

Third Chances (IPA & IPS 3) [TAMAT]Where stories live. Discover now