Chapter 4

526 103 10
                                    

"Lakukan apapun yang kau inginkan. Tapi jika dunia meninggalkanmu, jangan kembali padaku."

Demi Tuhan. Dahyun menumpahkan lagi air matanya yang memang sudah keluar sedari tadi. Kedua tangannya mencengkeram bajunya sendiri untuk menyalurkan rasa sakit yang dirasakannya menjalar begitu hebat saat ini. Min Yoongi yang dulu dikenalnya begitu lembut, kini berubah menjadi pria paling kejam dengan kalimat setajam mata pisau.

Yoongi sendiri tampak merasakan sakit yang sama setelah menghujamkan ultimatumnya pada Dahyun, kendati tidak ada permintaan maaf yang terlontar setelahnya. Hanya helaan napas pasrah yang terdengar larut dengan semiliran angin, sementara malam semakin dingin menerpa mereka.

Pertemuan malam ini sangat menyakitkan caranya. Jadi Yoongi harus pergi dari hadapan Dahyun secepat mungkin sebelum tangannya berkhianat dengan menarik wanita itu kedalam dekapannya.

"Masuklah. Aku akan mengantarkanmu kembali kesana." Kata Yoongi mengulurkan tangan untuk membuka pintu depan mobil. Tetapi Dahyun tidak bergerak dari tempatnya. Membuat Yoongi menautkan alis keheranan karena mantan wanitanya tak bergeming sedikitpun.

"Kumohon, jangan mempersulit keadaan." Pinta Yoongi dengan sorot mata semakin sendu.

Butuh beberapa detik untuk Dahyun akhirnya memaksakan diri bisa bernapas dengan normal tanpa merasa sesak akibat pertengkaran mulutnya dengan Yoongi malam ini. Ia lalu menyeka air matanya dengan punggung tangan sebelum merapikan pakaian.

"Kau tak perlu mengantarku, oppa."

"Kenapa? Apa kau diantar oleh supir?"

Tidak ada jawaban dari Dahyun. Tetapi entah bagaimana Yoongi bisa menyimpulkan dengan cepat kenapa tawarannya ditolak oleh Dahyun begitu saja.

Ia melempar pandangan pada jalan raya seraya mendenguskan tawa. Memainkan lidahnya diantara otot pipi karena kekesalan yang tertahan.

"Tentu. Bahkan sekarang hidupmu sudah bergelimang harta bukan?"

Dahyun tidak akan gentar setelah mendengar sindiran dari Yoongi barusan, "apa kau bersedia mendengarkanku jika aku berterus terang mengenai apa yang terjadi padaku selama ini?"

Yoongi menggelengkan kepala berkali-kali sambil mendenguskan tawa. Baginya sudah terlalu terlambat jika ia harus mendengar beberapa rangkaian penjelasan dari Dahyun sekarang.

"Unuk apa? Kita sudah lama berpisah, itu tak akan mengubah apapun diantara kita, Dahyun-ah. Kau sudah milik orang lain."

Sebenarnya penuturan Yoongi memang benar adanya. Dan lagi Dahyun tidak memiliki kalimat pembelaan diri yang sangat ampuh untuk membuat Yoongi bersedia mendengarkan penjelasannya. Mencoba berbicara dengan orang yang sedang dikuasai emosi hanya akan buang-buang waktu. Mungkin saat ini, Dahyun sudah pasrah dengan nasibnya.

Lantas ia menolehkan pandangan kearah supermarket seberang tidak berniat untuk memperpanjang bahasan, "aku memarkir mobil disana. Setelah pertemuan kita malam ini.. tolong jangan membenciku. Tidak ada yang bisa kulakukan selain meminta maaf padamu sekarang. Aku mencintaimu, Yoongi-ah. Kau tak pernah menghilang dari dalam hatiku."

Yoongi menahan napasnya tatkala Dahyun mengunci pandangan untuk yang terakhir kali sebelum ia berbalik dan meninggalkannya diujung jalan. Meninggalkan dirinya beserta segala kenangan yang tidak pernah dibawa serta oleh Dahyun dari dalam benaknya.

Kedua mata Yoongi mengekori Dahyun hingga ia menghilang dari jarak pandang dengan menahan air mata susah-payah.

Kedua mata Yoongi mengekori Dahyun hingga ia menghilang dari jarak pandang dengan menahan air mata susah-payah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seesaw | Min Yoongi x Kim DahyunWhere stories live. Discover now