Tigapuluh

1.3K 152 3
                                    

Jeno rasanya ingin menyerah sekarang juga. Harapannya, doanya, tak terkabul sama sekali. Ingatan Jeno kembali pada hari saat Ia melakukan 'itu' pada Jaemin.

Mungkinkah ini karma untuknya?

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan. Tapi sekarang, Jeno hanya ingin menemukan Jaemin. Sungguh, Jeno menyesal. Terlebih Donghae yang turut andil dalam masalah ini.

Tak terasa ini sudah memasuki tahun baru keduanya semenjak Jeno memutuskan keluar negeri. Tujuannya adalah Jerman. Entah ada apa di negara ini, tapi hatinya membawanya kesini.

Kurang lebih 20 bulan. Tidak sebentar waktu yang Jeno lalui. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi selama ini.

Termasuk kelulusannya beberapa minggu lalu.

Jeno memutuskan berhenti dari sekolah lamanya dan pergi ke Jerman untuk melanjutkannya. Di susul Mark yang lulus beberapa bulan kemudian dan melanjutkan kuliahnya di Canada.

Hubungan mereka berdua dengan sang ayah juga kian merenggang. Tidak ada yang memulai, dan tidak ada yang tahu mengapa mereka saling berjauhan. Semua terjadi begitu saja.

Tapi satu yang tetap menjadi tujuan hidupnya.

Jaemin.

Jeno bersumpah tidak akan menyerah mencari lelaki itu. Ia harus menemukannya. Itu prinsipnya.

Salju masih terlihat di pinggir jalan saat Jeno berjalan keluar dari apartemennya. Ia hanya ingin jalan-jalan di sekitar. Hawa dingin namun sejuk menyambutnya kala Ia mengambil segenggam salju dari atas tanah.

"Jika aku menemukan mu, aku bersumpah akan memakan salju detik itu juga." Monolognya.

Tangannya terayun hendak membuang salju. Tapi suara familiar mengalun di gendang telinganya.

"Juyeon-ah!"

Suara itu membuat kepala Jeno menoleh cepat. Dan dalam jarak hampir 50 meter, Ia melihat lelaki mungil tengah berlari mengejar seorang anak kecil.

"Renjun? Itu Renjun?" Gumamnya.

Langkah kakinya segera terdengar di atas salju. Mengejar lelaki mungil yang Ia yakini adalah Renjun.

Kakinya berhenti di sebuah taman. Banyak orang berlalu lintas di sana. Tapi satu objek menjadi pusat perhatiannya.

"Renjun."

Jeno segera mendekati Renjun yang berada tak jauh darinya.

"Renjun? Kau Renjun?"

Sementara yang dipanggil menoleh terkejut ketika melihat siapa yang memanggilnya.

"Jeno?"

Keduanya saling tatap. Tak tahu harus mengatakan apa.

Renjun yang masih terkejut, segera mendekap tubuh mungil bocah satu tahun di sampingnya. Sementara Jeno memandang heran pada bocah yang Ia ketahui bernama Juyeon.

"Dia mirip dengan ku." Gumamnya pelan. Tapi karena jaraknya yang begitu dekat dengan Renjun, membuat nya terdengar oleh Renjun.

"Dia keponakan ku."

"Kau tahu dimana Jaemin?"

Pertanyaan ini. Renjun sudah menduga jika Jeno akan mengeluarkan pertanyaan ini.

"Aku tidak tahu. Aku kehilangan komunikasi dengan nya sejak beberapa bulan yang lalu."

Dusta. Tentu. Sayangnya Jeno tak percaya.

"Jangan berbohong, Huang!"

"Untuk apa aku berbohong?"

"Kau...!"

Beautiful Prince [NOMIN] - EndWhere stories live. Discover now