eps 4 [ Kebenaran 🧐]

61 8 5
                                    


Keduanya terlihat canggung saat pertemuan. Mereka sudah memutuskan untuk tidak membahas masalah ini lebih lanjut. Tapi seorang Junkyu masih dengan kekepoan nya ingin menguak lebih dalam permasalahan ini. Tapi satu hal yang mengganjal di pikiran Junkyu ialah bagaimana jika Ia merusak pertemanan yang baru saja mereka bangun?

Bukan tanpa alasan ia ingin bertanya melainkan ingin mengurangi sedikit beban pikiran Haruto. Ia ingin Haruto tak sungkan untuk meminta bantuannya.
"Katakanlah jika kau butuh bantuanku,kau taukan aku pasti akan membantu?"pernyataan Junkyu membuat Haruto merasa bersalah sudah marah pada Junkyu.

Junkyu pun meninggalkan Haruto sendiri di taman itu. Tanpa pamit ia langsung menghilang bak terhembus angin.
Haruto kini dapat mengeluarkan tangisnya setelah Junkyu pergi.
Tapi ia salah karena Junkyu masih memantaunya dari kejauhan. Ingin sekali ia memeluk teman barunya itu.

" Apakah ada yang mau berteman denganku jika mereka tau status ku?"pertanyaan itu terus menyelimuti Haruto. Bukan tanpa alasan ia bersikap dingin selama ini. Hanya untuk menjaga statusnya yang bukan anak kandung dari papa dan mamanya. Ia takut jika banyak yang tau soal status nya maka ia akan dijauhi teman-teman nya.

Tapi ia sudah bersikap salah selama ini karna justru dengan ia bersikap dinginlah ia dijauhi karna dianggap psikopat dingin.
Kini hanya Junkyu lah teman yang masih setia dengannya.

Seketika Haruto berhenti menangis karena tersadar ada orang didepannya yang memberikan tisu kepadanya. Ia menoleh ke atas untuk melihat orang tersebut.
" Seka air matamu " ucap orang itu lalu duduk disamping Haruto.
Haruto tak mengucapkan apapun hanya menyeka air matanya itu.
Namaku~ ah panggil saja Om Jay ucap orang itu.
Om? Tapi kenapa kecil banget? Pikir Haruto. Ia menatapi Jay dari atas sampai bawah.

Hei! Benar aku om mu! Aku memang kecil tapi aku sudah punya anak tau. Jay yang tau akan maksud pandangan Haruto pun kesal dan menjelaskan statusnya terang-terangan.
Ah haha maaf om. Haruto tertawa kecil. Jay tersenyum melihatnya sudah tidak menangis lagi.

Sepertinya anakku juga seumuran denganmu, kata Jay. Kau kelas 12 kan? Tanya Jay sok tau.
Tentu saja Haruto menjawab tidak karena dia masih kelas 11.
Jay yang malu pun tak lagi berkutik.
Ah~ baiklah sampai jumpa lagi. Jangan lagi menangis dan pulanglah ke rumahmu. Lain kali akan kukenalkan kau dengan anakku.
Jay pergi melambaikan tangannya kepada Haruto.

Mood Haruto kini sedikit membaik. Ia ingin pergi untuk jalan-jalan saja. Padahal ia sangat ingin menjenguk mama nya di rumah sakit tapi saat ia menelfon papanya, ia tidak diperbolehkan menjenguk Jennie tanpa persetujuan Jennie.

Aku harus cari mama kandungku dimana? Benar,mama ku tidak salah yang salah itu papa. Kenapa harus mempunyai dua wanita. Emang semua laki-laki itu brengsek kecuali aku dan Jaehyuk. Begitulah pikiran Haruto saat mengendarai motornya.

* Plakk *

Kaleng itu terjun di helm Haruto. Haruto kini meminggirkan motornya dan melihat sekeliling tapi tidak ada orang sama sekali.
" Aku! Aku yang lempar! " Kata orang itu yang tak tau datangnya dari mana. Apakah dia mabuk? Pikir Haruto.
Wajahnya merah dan jalannya sempoyongan. Lalu Haruto melihat kaleng yang kena helm nya tadi.
Ternyata itu bir. Wah Haruto menampar orang tersebut agar sadar. Tapi hal tersebut tak mempan karena yang mabuk adalah anak di bawah umur.

Haruto mengangkat orang tersebut ke motornya lalu membawanya menuju apartemen miliknya.
Apartemen yang diberikan papanya saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun. Apartment mewah seharga 750 juta.

Sesampainya di sana, Haruto membaringkan orang itu ke kasurnya. Ntah apa yang ia lakukan sekarang ia pun tak tau.
Tak lama dari situ orang itu muntah di atas kasur Haruto.
Haruto membeku melihat muntahan di atas kasurnya itu.
Itu masih baru, pikir Haruto.

Watanabe Haruto [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]Where stories live. Discover now