Welly, Lita, dan Jejak-Jejak Perjalanannya

2.3K 211 62
                                    

Belum pernah Lita merasa sangat bahagia hanya karena mendapat kabar baik dari orang selain anggota keluarganya. Setidaknya sampai ia mendapat kabar melalui pesan singkat yang Welly kirim. Dalam pesannya, laki-laki itu mengabarkan bahwa ia dinyatakan lulus dalam sidang akhir yang berlangsung selama hampir dua jam oleh seluruh penguji skripsinya. Gelar Sarjana Teknik lantas tersemat pada nama Welly dan Lita bisa merasakan dadanya penuh dengan perasaan haru juga bangga dalam bersamaan. Laki-laki itu berhasil melewati satu fase lagi dalam hidupnya.

Yang pertama kali mendengar kabar tersebut, tentu saja orang tua laki-laki itu. Kemudian, teman-temannya yang menunggu di kampus untuk merayakan hari kelulusan Welly, dan disusul Lita yang langsung mendapat kabar dari laki-laki itu.

Saat Lita tiba di Fakultas Teknik begitu UASnya berakhir hari itu juga, Welly terlihat sangat gembira. Lita bisa melihat letupan kegembiraan di binar matanya, di senyumnya, dan di gesturnya ringan. Seolah sudah melepaskan satu beban berat yang merundungnya selama ini. Ketika itu pula, Welly mengatakan bahwa hidup yang sesungguhnya sedang menunggu dan laki-laki itu sangat siap menyambut. Welly nyaris tidak pernah kehabisan stok semangat. Betapa gemasnya Lita pada laki-laki itu.

Seusai menyelesaikan revisi, menyetor duplikat skripsi pada perpustakaan fakultas dan universitas, serta mendaftar wisuda, Welly punya banyak waktu luang yang kemudian ia gunakan untuk menyiapkan segala administrasi dan beberapa syarat lainnya untuk mendaftar S2 di ITB. Intensitas pertemuan mereka pun kian membaik. Jika Lita tidak punya pulsa untuk membalas pesan Welly, bukannya menelepon seperti biasa, laki-laki itu pasti sudah di depan pagar rumah Lita sekurang-kurangnya setengah jam setelah pesannya tidak terbalas.

Mereka pun beberapa kali menghabiskan waktu di Puncak Rembangan, Pantai Papuma, dan beberapa tempat menentramkan lainnya. Sejauh itu, Lita masih bisa menerima. Sampai ketika ajakan Welly membuat Lita nyaris mengatakan tidak pada satu detik setelah ia mendengarnya.

Welly mengajaknya ke Surabaya untuk bertemu orang tua laki-laki itu.

Jika saat itu Lita sedikit saja kalah dengan pertahanannya, ia tahu mereka akan bertengkar dan ia pasti akan menyakiti Welly. Lita tidak mau itu terjadi. Bahkan tanpa sengaja pun, ia tidak mau menyakiti Welly. Dan berkat kepiawaian Welly dalam meluluhkannya—sekarang kekasihnya sangat ahli dalam hal itu, Lita berakhir dengan menyetujui ajakan laki-laki itu serta berat hati membiarkan Welly yang menanggung seluruh biaya perjalanan mereka. Dengan konsekuensi, Welly siap mendapat cecaran tidak mengenakkan dari Radit. Luar biasanya, respon Radit diluar dugaan. Welly berhasil meluluhkan Radit dengan caranya dan Lita benar-benar merasa takjub saat hal itu terjadi. Papanya pun mengizinkan. Meski kali ini, pesannya pada sangat panjang.

Maka, di sinilah mereka pada Sabtu pagi yang cerah. Di stasiun Wonokromo yang padat dan penuh hilir-mudik penumpang kereta api.

Kereta yang mereka tumpangi berangkat pagi-pagi sekali. Sekitar pukul setengah lima pagi. Welly memilih kereta paling awal yang berangkat dari Jember. Tidak mau membuang-buang waktu, katanya.

Menginjakkan kaki di kota Surabaya adalah yang pertama kali untuk Lita. Welly tidak berbohong ketika mengatakan bahwa Surabaya benar-benar panas bahkan ketika matahari belum naik sepenuhnya. Lita sudah merasakannya sejak keluar dari gerbong kereta.

Lita telah merapikan rambut dan penampilannya di kamar mandi kereta setengah jam lalu, sehingga ia tidak lagi menyeret Welly ke kamar mandi seperti yang biasa ia lakukan ketika sedang berada di satu tempat bersama laki-laki itu agar menemaninya. Karena itu pula, ia tidak bisa lagi menghindar dari pertemuan ini. Pertemuan pertamanya dengan orang tua Welly. Pertemuan yang akan menentukan arah hubungan mereka.

Welly sudah berkali-kali meyakinkan Lita bahwa mama dan papanya bukanlah orang tua yang gemar menuntut dan mematok kriteria untuk perempuan yang akan menjadi kekasih Welly. Berkali-kali pula, Lita tidak bisa mengenyahkan kenyataan bahwa Welly adalah anak tunggal dan satu-satunya harapan keluarga. Bukan tidak mungkin orang tuanya tidak memikirkan masa depan anak semata wayangnya, salah satunya pada aspek menentukan kriteria pasangan. Terlebih, Welly adalah sosok yang sempurna—terutama untuk Lita yang punya segudang kekurangan.

Connection (Prequel of Fears) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang