Bagian XV🧩

15 7 0
                                    

"Berawal dari kata hai yang berlanjut apa kabar, menemui perhatian yang mengayuh waktu dan akan berakhir di kata kita temenan aja ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berawal dari kata hai yang berlanjut apa kabar, menemui perhatian yang mengayuh waktu dan akan berakhir di kata kita temenan aja ya."-Hello Zero!

🐢🐢🐢

Zero tersenyum miring. "Apa hubungan kamu dengan Leo, sehingga dia mau memberikan uang sebanyak itu?" Alis Zero terangkat, dia menatap Lily penuh intimidasi.

Lily sedikit bingung untuk menjawab pertanyaan itu, dia tidak boleh mengatakan yang sejujurnya sebab rencananya dengan Leo akan terbongkar.

Dengan cepat Lily menggunakan otaknya, mencari cara untuk menghindari topik ini. Beberapa detik kemudian, Lily menemukan topik lain, dengan senyum miring dia membalas perkataan Zero,

"Lalu, bagaimana dengan kamu yang nutupin keadaan mimisan dari depan banyak orang." Alis Lily terangkat.

Air muka Si Nol berubah datar, dia menatap santai pada Lily padahal hatinya meringis. Zero baru sadar jika gadis di depannya mengetahui tentang apa yang dia alami kemarin pagi.

Menghela napas. Zero memiringkan kepalanya dan berucap, "Itu bukan urusan kamu, dan lupakan itu."

Lily terkekeh, dia mengangguk pelan. "Begitu juga jawaban aku atas pertanyaan kamu sebelumnya."

Kedua remaja itu saling pandang, menyelami kepribadian di antara mereka. Zero tidak menyangka Lily handal dalam berbicara, awalnya dia mengira Lily akan mengaku sebab rautnya berubah terkejut. Namun siapa sangka, gadis itu begitu hebat bermain peran.

Zero menantang mata Lily untuk lebih lama bertatapan. "Aku curiga atas hubungan kamu dengan Leo, cowok gak akan pernah ngasih uang berjuta-juta untuk orang yang bukan kekasihnya."

Lily bangkit bersandar, dia bersila. Matanya tidak gentar menatap mata monolid Zero, dia bahkan tidak merasa deg-degan saat bertatapan dengan cowok populer seperti Zero.

"Oh jadi kamu nuduh aku sebagai orang ketiga gitu?" Lily bertanya, hal itu membuat Zero mengangguk pelan.

Lily terkekeh. "Bagaimana dengan kamu? Kamu juga orang ketiga, kan kamu berusaha deketin Zella."

Mata monolid itu menyipit, dia tidak tersulut emosi akan perkataan Lily, malahan rasa penasaran mencuat dihati Zero menanyakan tentang siapa gadis ini yang sebenarnya. Zero dapat melihat tatapan yang bermakna lebih itu, tapi entah mengapa dia tak juga mencari kejelasan dari sifat Lily.

Zero tidak mempermasalahkan jika Lily merupakan kekasih gelap Leo, tapi dengan mengetahui gadis ini dekat dengan Leo membuat Zero harus menaruh kecurigaan bahkan kewaspadaan. Karena bisa saja gadis ini berpura-pura di depannya.

"Kenapa?" tanya Lily.

Zero berdecih, dia tersenyum miring. "Aku benci kamu." Karena buat aku kembali mengingat kejadian di masa lalu, lanjut Zero dalam hati.

Hello Zero! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang