part 2

2.4K 230 13
                                    

"udah nggak usah dipikirin, lo masuk kekamar, mandi trus ganti baju" ucap jungkook lalu membuka pintu kamar jimin dan mendorong lembut laki laki manis itu

"Makasih ya jung"

"Ya udah, gue kekamar ya. Kalo ada apa apa langsung kasih tau gue"

Jimin mengangguk lalu membiarkan jungkook pergi kekamarnya, mereka satu kos namun beda kamar. Hanya dihalang satu kamar milik siswa yang lainnya.

Jimin memilih untuk duduk diatas kasurnya dan membuka ponselnya

Seperti biasa, setelah bertengkar yoongi akan menelfonnya puluhan kali dan mengirimkan pesan yang sangat banyak. Jimin tau isinya.

Angkat telfon aku ji

Aku nggak main main!

Ji!

Brengsek!!

Angkat telfon gue anjing!!

Ji aku minta maaf, please angkat telfon aku

Sayang.. maafin aku please..

Jimin meremas ponselnya lalu menunduk, mulai menangis dan menyesal telah mencintai laki laki seperti yoongi. Namun jimin punya alasan lain mengapa dia tetap bertahan dan percaya bahwa yoongi bakal berubah, untuknya.

"Uhuk! Shhh" tiba tiba jimin nyeri didadanya, sakitnya sudah semakin sering sekarang. Mungkin jimin harus kerumah sakit besok untuk menambah dosis obat nya, jimin tak ingin mati sekarang.

Dia segera meronggoh botol obat dari dalam sakunya lalu mengambil dua kapsul dan meneguknya dibantu air putih.

Jimin memejamkan matanya sembari mengatur nafas, dia menikmati rasa sakit yang sudah sering dia rasakan sejak 5 bulan terakhir. Jimin meremas tangannya saat sakit itu semakin terasa, air mata perlahan turun melewati pipinya yang sudah agak tirus karna penyakitnya.

"Hiks sakit... Hiks hiks jangan sekarang tuhan, hiks jimin mohon jangan sekarang" jimin meremas dadanya kuat berharap sakit itu hilang.

Keringat dingin membasahi dahi jimin, nafasnya tersendat. Perlahan sakit itu hilang. Jimin kembali bersandar dengan nyaman dan mengatur nafasnya.

Jimin memilih beranjak untuk membersihkan badannya tanpa menyadari hujan turun dengan lebat.

.
.

Jimin keluar dari kamar mandi dengan piyama berwarna biru muda kesayangannya, ini pemberian yoongi disaat merayakan satu tahun jadian mereka.

Jimin berjalan mengambil ponselnya dan mengabaikan beberapa panggilan dan pesan dari yoongi, dia memilih untuk berbaring ingin tidur saja.

Namun tiba tiba matanya melebar saat menyadari satu hal.

Hujan lebat!

Jimin kembali duduk lalu mengambil ponselnya, membuka pesan dari yoongi yang membuat badan jimin lemas seketika.

Ji maafin aku, disini hujan lebat ji. Aku takut!

Tanpa berfikir dua kali, jimin segera mengambil jaket dan payung lalu berlari keluar kamar, dia tak perduli seberapa lebat hujan dan seberapa dinginnya malam ini, tujuannya cuma satu. Yoongi.

Jimin segera berhenti ditepi jalan lalu menghentikan sebuah taxi, dia pun naik dan menunjukan jalan kerumah yoongi. Jimin benar benar khawatir sekarang.

Setelah sampai, jimin segera membayar taxi itu lalu keluar, dan berlari dibawah payung kuningnya. Dengan cepat dia berlari lalu mengetuk pintu rumah yoongi brutal

"Yoon!! Buka pintunya!!" Teriak jimin saat yoongi tak juga membuka pintu, tanpa fikir panjang dia membuka pintu yang syukurnya tak terkunci itu, dia menjatuhkan payungnya diluar lalu berlari masuk, dia tau yoongi dimana.

Brak!

Jimin membuka pintu kamar yoongi kasar lalu masuk, mengedarkan pandangannya lalu bernafas lega saat melihat seseorang yang tengah meringkuk di sudut kamar.

"Yoon" jimin berjalan mendekati yoongi yang nampak meringkuk ketakutan, setelah itu dia menarik badan bergetar itu lalu memeluknya erat, menyembunyikan kepala yoongi dalam dekapannya agar tak mendengar lagi suara hujan dan petir yang menggelegar.

Sedangkan yoongi yang terkejut dengan tarikan tiba tiba itu langsung mendongak, matanya terbelalak kaget saat melihat siapa yang mendekapnya erat. Saat mengetahui kekasihnya yang memeluk yoongi semakin merapatkan pelukannya lalu mulai menangis disana

"Ji hiks ji aku takut hiks aku takut" racau yoongi dengan badan bergetar.

"Shhh nggak papa, ada aku disini, kamu nggak sendirian. Aku disini sayang, aku disini" bisik jimin selembut mungkin, setelah itu dia mulai bergumam didekat telinga yoongi, dia mulai bernyanyi guna mengalihkan rasa takut yoongi.

Jimin terus bernyanyi dengan suara bergetar, hatinya sakit saat mengingat betapa jahatnya yoongi, namun dia juga sedih melihat betapa ketakutannya yoongi saat ini.

"Maafin aku ji hiks aku mohon maafin aku, a-aku janji nggak bakal nyakitin hiks kamu lagi, aku mohon jangan tinggalin aku~ aku sayang sama kamu hiks"

Jimin hanya diam dan menyandarkan kepalanya pada kepala yoongi, memilih mendengarkan kembali semua janji yang selalu yoongi ucapkan padanya. Namun tak satupun yang dia tepati.

Tapi, mungkin kali ini janjinya bakal dia tepati? Tak ada salahnya jimin memaafkannya bukan?

"Udah nggak papa, sekarang kita pindah keranjang ya, lantainya dingin nanti kamu sakit"

Setelah itu, jimin membantu yoongi berdiri lalu membaringkan laki laki pucat itu diatas ranjang

"Kamu mau kemana?" Yoongi mengenggam telunjuk jimin saat merasa jimin akan pergi

"Aku mau ambil air yoon, kamu tunggu ya. Kan hujannya udah nggak sekenceng yang tadi"

Yoongi menggeleng lalu menarik jimin dan memeluk lengan kurus itu erat "kamu nggak boleh pulang hiks kamu nggak boleh pulang"

"Aku nggak pulang, aku ada disini sama kamu"

Perlahan yoongi pun melepaskan cengkraman tangannya lalu membiarkan jimin keluar dari kamarnya.

jimin menutup pintu kamar dengan pelan, lalu dia pun menyandarkan punggungnya lemas, dadanya kembali sakit karna dia memaksa untuk berlari tadi, perlahan jimin luruh kebawah, dia menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan dan mulai menangis disana.

Dia ingin menyerah dengan hubungan ini, namun jimin tak bisa, dia mengetahui kelemahan terbesar yoongi dan dia tak bisa membiarkan laki laki itu melaluinya sendirian.

Jimin terus menangis namun tetap menahan isak tangisnya, dia takut yoongi tau dia menangis. Tiba tiba ponselnya berdering, dengan sesegukan jimin menarik ponsel dari saku piyamanya. Jimin mengatur nafasnya tak ingin jungkook khawatir jika dia menangis.

"Halo"

"Astaga jim, lo di mana!?"

"Gue dirumah yoongi"

"Ngapain lo kesana? Gila ini tuh udah malem, hujan deras juga kan?"

"G-gue ada urusan tadi"

"Lo.. nangis?"

Jimin mengusap air matanya lalu mengatur nafas

"Nggak kok, gue nginep dirumah yoongi ya sekarang, kayanya gue nggak sekolah besok. Lo tolong izinin gue ya besok"

"Ya udah, jaga diri lo ya"

Jungkook pun memutuskan panggilannya.

Jimin pun memilih bangkit lalu kedapur untuk mengambil air untuk yoongi yang sepertinya sudah tidur dikamarnya.

Tbc...

[End] Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang