PART : 4

2.2K 23 0
                                    

Target aku adalah Jimmy Pager. Aku denger info dari teman SMA, kalau ada teman yg lagi deket sama boss kelas kakap ini. Dia adalah Linggar.
Linggar masih sekolah di SMA swasta di Jakarta. Dia adalah anak dari seorang buruh pelabuhan yg tinggal di daerah kumuh karena sewa rumah papa yg dekat dengan pekerjaannya. Sedang mamanya cuma jualan lotek dibawah flyover. Linggar selalu berhadapan dengan lingkungan yg kumuh dan mesum karena daerah padat penduduk. Rumah sangat sempit dan mandi bersama dengan tetangga. Hingga tidur harus berjejal dengan papa keluarga. Kalau ada teman yg mau main selalu ditolak karena ortu galak. Padahal bukan itu, tapi karena tak ada tempat untuk menjamu tamu. Suatu hari gadis itu bingung ketika diminta guru menyiapkan uang 1 juta untuk tur ke Bali. Dia mau omong sama papa takut dibentak. Takut juga dijawab gak ada uang.

" Kalau lo mau..besok gue anter ke mami aku.." kata Comel yg sudah akrap dengan murid2 SMA.

" Ngapain ?"
" Kerjalah. Jadi purel"
" Ogah ah. Gue masih perawan tau!"
" Emang kenapa ?"
" Ya ogah..kalau ntar gak dihargai"
" Yaudah..eni kan solusi gue."

Purel..public Relation yg kek waitress yg nunggu tamu cafe, bisa dibooking. Booking paling ratusan ribu..sakitnya tahunan. Itu adalah curhat Linggar kepadaku. Aku belum bisa ngasih solusi kecuali aku suruh dia ikut Comel saja.

Aku menghela nafas ketika Linggar melanjutkan masalahnya yg rumit seperti aku.

Hp bergetar...kuangkat.
" Hallo..." kataku.
" Linggar ya ?"
" Iya om..ini siapa ?"
" Om Jimmy..yg ketemu di mall maren..pas kamu di atm"
" Oh hiyaa lupa sih."
" Ini Om mau cari orang yg butuh bantuan untuk biaya sekolah. Kalau Linggar mau..bisa datang ke kantor om di bank." kata om Jimmy. Aah.. Aku jadi lega mendengarnya. Om Jimmy Pager namanya. Dia seorang manager bank yg aku kenal baik. " cerita Linggar. Aku nyimak apa yg ia katakan karena aku pengin tahu siapa sesungguhnya si Jimmy. Targetku.

Akhirnya dia sepakat datang ke kantor om Jimmy untuk klarifikasi bantuan yg ia janjikan. Linggar sangat senang bila nanti bisa dapet bantuan itu. Semoga tidak ada embel2 lain seperti mau exploitasi misalnya.

Linggar datang sendiri dengan masih berseragam sekolah. Karena usai pulang sekolah aku buruan datang ke kantor.

Seorang satpam mengantarkan dia bertemu dengan pak Jimmy di ruang kantornya.
" Eh dik Linggar ! Duduk.." sambut om Darson yg seumuran papanya bangkit dari belakang meja kerjanya.
Lalu mrk bersalaman dan om Jimmy menyodorkan selembar formulir untuk kuisi. Ternyata benar apa yg dijanjikan. Igar harus mengisi data pribadi dan menandatangani pernyataan menerima bantuan bea siswa senilai 5 jt dan 500 ribu tiap bulan. Senangnya Linggar akan menerima uang sebesar itu.

" Ayo ikut om." kata om Jimmy setelah selesai mengisi formulir. Om Jimmy keluar kantor sambil merangkulnya ikut bersama Jimmy masuk ke dalam mobilnya.
" Ini aku sudah bawa uangnya. Kita ngobrol2 di resto ya..sekalian makan siang..." kata om Jimmy yg renyah bicaranya. Di dalam mobil. Linggar dikasih es krim satu dos.

" Ayo makan..esnya..bawa saja buat adik2 kamu nanti." kata om Jimmy sambil letakkan gepokan uang di dashboard mobil.

Masuk halaman resto yg tak jauh dari kantor Igar melihat itu resto ada di dalam lobby hotel kecil. Ah sudahlah. itu urusan om Jimmy. Yang penting ia berniat baik harus di terima.

Mrk sepakat duduk di pinggir dekat dengan pohon palm yg diletakkan di pot bunga dekat kasir. Igar duduk sambil main hp saat om Jimmy pesan minuman dan makan siang.

" Kamu cantik sekali dik Linggar."

" Ah..biasa aja Om."

" Anakku cowok semua. Aku pengin punya anak cewek, kan gampang diatur" kata om Jimmy sambil memandangi gadus itu. Igar jadi tidak enak kalo dipandang begitu sama lelaki tua seperti om Jimmy yg dihargai karena niatnya baik. Walau ia ganteng tapi kan usianya sudah 50 an.

Pelayan datang meletakkan minuman es jeruk dan makan ayam bakar. Igar mulai nyedot es jeruk yg buat membasahi tenggorokan yg kering.
Sambil makan Igar masih main hp. Ah ada w a dari Comel katanya besok mau dikenalin om Ali yg punya galangan kapal. Igar tertawa ndiri.

" Napa tawa sendri ?" tanya om Jimmy yg tampaknya perhatian.

" Ah enggak. Ini ada wa temen."

Usai ngabisin es jeruk, tiba2 Igar merasa ngantuk banget sampai akhirnya tundukkan kepala diatas meja makan dan tidur.

Seperti mimpi antara sadar dan tidak Igar dibawa om Jimmy masuk koridor kamar hotel. Igar tak kuasa menolak sampai akhirnya dibawa masuk ke dalam kamar. Igar sudah tak ingat lagi saat rasakan tubuhku terhempas di kasur yg empuk. Gadis itu tertidur dengan pulasnya. Rasanya sangat nikmat.

Aku tak sadar ketika semua telah terjadi. Om Jimmy meniduriku .

Usai melepaskan hajatnya om Jimmy tampak sangat puas tersenyum sambil merogoh sesuatu dari dalam saku celana yg digantung. Ia mengambil segepok uang dan dilemparkan ke kasur. Linggar yg masih terbaring tak berdaya di atas ranjang meraih uang itu masih terikat kertas putih dari bank senilai Rp. 10 jt.

". Itu bonus kamu dik. Bantuanmu tetap ku transfer nanti." kata om Jimmy.

Pulangnya Igar diantar sampai rumah oleh om Jimmy. Jimmy adalah targetku berikutnya yg kata om Johan akan memanfaatkan Linggar untuk menyogok penguasa yg membekingi.

" Ya udah itu lo tekuni dulu asal lo bisa tetep sekolah." kataku memberi semangat.

THE ROSE in MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang