PART : 7

1.2K 14 0
                                    

Hari2 ku di kampus seperti biasa berinteraksi dengan kawan yg banyak kepo dan pdkt kepadaku karena aku terlihat berbeda dengan mahasiswi baru lain. Terutama mereka yg dari kalangan orang kaya dengan mobil mewahnya. Tetapi aku kini adalah seorang profesional yg sedang menyamar. Tiba2 aku tertarik pada teman kuliahku satu angkatan yg duduk menyendiri di kantin.

" Hai.." Sapaku.

" Hai juga." jawabnya singkat.

" Aku Elisa."

" Aku Nurjanah "

" Kalau boleh tahu..ada apa sih kok kamu kelihatan sedih banget ?"

" Kalau gue ngeluh, lo gak bakal bisa nolongin. Masalah gue rumit." kata Janah sambil menyedot sisa es kelapa dalam gelasnya.

" Mudah2an aku bisa."

" Gue sedang depresi berat masalah keuangan. Gue harus cari uang untuk menebus papa gue yg ditahan polisi karena dituduh pengedar narkoba. "

Seingatku ancaman hukumannya 12 tahun penjara atau lebih jika terbukti.

" Menurut lo..tuduhan itu bener gak ?" tanyaku.

" Nggak tahu. Mungkin hanya fitnah dari pecundang." kata gadis itu dengan ekspresi wajah datar.

" Bokap lo kerja dimana ?"

" Di cafe Anumoto " jawabnya. Aku mulai bisa memahami jika dalam sindikat kerja malam itu ada banyak mafia. Yg pengedar obat sampai penguasa yg suka menyamar jadi pembeli obat. Aku kemudian berbisik ke telinga Janah yg kulihat cukup cantik untuk berada dalam dunia gemerlap.

" Bossku bisa mengatasi kesulitanlo kok asalkan lo mau kuajak dugem."

" Rencana gue juga ke sana mau ngilangin stress." kata Nurjanah.

" El..El..." panggil seseorang dari belakang kami. Aku menoleh dan ternyata Saipulloh. Teman dugem yg suka banget sama aku. Dia memang royal sih.

" Kok lo ada di sini ?"

" Biasaa..bisnis anuan." katanya sambil kasih kode ke aku dengan kerdipan mata. Aku paham maksudnya.

" Boleh main ke rumah lo ?"

" Itu yg gue mau. "

Aku kenalin Nurjanah dengan Ipul. Aku jadi mendesak mau ke rumah Ipul karena dah lama gak ketemu.
Aku minta nomer Janah dulu sebelum pergi.

" Ntar malem gue tunggu ya."

" Oke." jawab Janah tak acuh. Akupun langsung gandeng Ipul kabur.

Celakanya..Ipul merasa kepedean bisa gaet aku main ke rumahnya yg besar dan dia cuma sendirian di rumah.

" Ya udah lo di rumah gua dulu nenangin pikiran lo." katanya sambil keluarin minuman dingin dari kulkas

Aku dah paham apa mau Ipul pake kasih aku minuman kek gitu. Okelah
aku fine aja..
Aku tak tahu kenapa tiba2 aku merasa aneh minum sprite kok sepet kek jintonik. Tapi aku pura2 tidur aja abis minum.. Saat itulah Ipul menghampiriku untuk mencium bibirku.

***
Di dugem Gianco' aku bisa ketemu Nurjanah setelah kami saling video call usai ml dengan Ipul. Ipulpun ikut masuk ke dalam dugem untuk kuajak ngobrol memancing info.

" Bagaimana kalau kamu kerja di cafe Three Star ?" bujuk Ipul memberi solusi.

" Kerja apa ?"

" Jadi purel lah.." jawab Ipul.

" Lo gila kali. Dia tuh lagi butuh dokat buat bokapnya yg ada urusan."

" Sorry ya." jelas Ipul .

THE ROSE in MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang