✾Shock✾

14K 1.7K 199
                                    

“Baba, beri alasan yang jelas kenapa Injun harus ikut pulang ke China? Injun masih betah tinggal disini, Ba..” Renjun masih tidak menyerah, sejak matanya terbuka dan melihat sang Baba, pria manis itu terus merengek tidak mau pulang ke China. Segala bujuk rayu sudah pria itu lakukan, tapi Baba-nya masih diam tak menganggapi ucapannya.

Wendy yang sibuk berkutat dengan peralatan dapur hanya bisa menghela napas mendengar rengek kan Renjun sejak tadi dan sang suami yang hanya diam. Wendy bisa saja memberitahu Renjun sejak dulu, tapi dia menghormati Chanyeol, apapun keputusan Chanyeol Wendy sudah berjanji untuk mendukung asalkan alasannya bisa di terima dan untuk masalah yang satu ini Wendy memang mendukung Chanyeol, tapi di satu sisi ia juga tidak ingin terus diam seperti ini.

“Baba.. Ayolah, Injun janji nanti setiap dua bulan sekali Injun pulang ke China, tapi biarkan Injun tinggal disini, ya ya?” Renjun memasang wajah memohon, dulu Baba-nya akan luluh jika Renjun sudah memasang wajah memohon seperti ini.

Chanyeol menghela napas, di tatap nya sang anak yang kini duduk di sebelahnya dengan tampang memohon. Tangan Chanyeol terulur guna mengusap wajah sang anak dengan penuh kasih sayang. Tatapan matanya sulit untuk di artikan.

“Injun tahu bukan? Baba sayang dengan Injun dan Baba hanya ingin yang terbaik untuk Injun, kali ini menurut dengan Baba ya.. Kita pulang ke China..”

Renjun cemberut, dia lupa jika Baba-nya ini sama keras kepalanya seperti dirinya. Renjun berdiri, menghentakkan kaki layaknya anak kecil yang merajuk kemudian menghampiri sang mama yang sudah selesai menyiapkan sarapan. Dipeluknya pinggang sang mama dari belakang, “Ma, bantu Injun bilang ke Baba.. Injun tidak mau pulang ke China.” Ucap Renjun dengan aksen manjanya.

“Sayang, Injun tahu kan Baba itu seperti apa?”

“Injun tahu, makanya mama bantu Injun dong..” Renjun mempoutkan bibirnya, Wendy yang melihat itu terkekeh pelan. Sudah sebesar ini tapi Renjun-nya masih sangat mengemaskan jika sedang pundung seperti ini, itulah mengapa Chanyeol sangat sayang pada sang anak dan tidak ingin Renjun-nya sakit dan terluka.

Wendy melepaskan pelukan sang anak, kemudian memutar tubuh agar bisa berhadapan langsung dengan Renjun, tangannya terulur menangkup wajah mungil sang anak. “Kau ini sudah besar, kenapa masih mengemaskan seperti ini? Anak siapa huh?” Ucap Wendy dan menguyel-uyel pipi Renjun.

“Ah, mama pipi Injun sakit ihhh...”

Wendy terkekeh pelan, kemudian melepaskan tangkupan tangannya pada pipi Renjun, “Nanti mama akan bicara dengan Baba, tapi kalau akhirnya Baba tetap meminta Injun pulang, Injun harus menurut oke?” Renjun ingin protes tapi akhirnya ia mengangguk menurut dengan ucapan sang mama.

“Sana panggil Baba, ayo sarapan..”

“Iya..”

Renjun memanggil Chanyeol yang duduk di ruang tamu, keluarga kecil itu menikmati sarapan pagi bersama dengan sesekali Renjun menanyakan kabar sang kakak yang katanya sedang hamil. Ah, Renjun jadi merindukan kakaknya yang sudah hampir 2 tahun tidak ia temui, hanya menyapa lewat telepon dan pesan. Sepertinya akhir tahun nanti dia harus meminta sang Baba untuk berkunjung ke rumah sang kakak yang ada di Jepang.

Setelah sarapan, Jeno tadi menelpon Renjun dia bilang Chenle minta di jemput setelah pulang sekolah dan tentu dengan senang hati Renjun mengiyakan permintaan Jeno.

Renjun melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan tiga puluh, itu artinya setengah jam lagi sekolah Chenle akan selesai. Buru-buru Renjun keluar dari kamarnya setelah bersiap.

“Mau kemana?” Tanya Chanyeol yang sedang menikmati teh di ruang tamu, ditemani koran dan layar televisi yang menyala menampilkan berita terkini.

Suddenly I Became a Mother ✔Where stories live. Discover now