FWB 7

13.6K 501 2
                                    

SUDAH SATU Minggu lamanya Kanaya menunggu Nicko yang tidak masuk sekolah dan tak kunjung memberinya kabar. Selama itu juga Kanaya dan Glen saling bertukar pesan, mereka semakin dekat karena banyak bertukar cerita. Setiap harinya tidak luput dari kata "chattan" diantara keduanya.

Hari ini, hari dimana Kanaya akan pergi kerumah Glen. Karena Tasya yang meneleponnya secara langsung untuk segera datang kerumah menemaninya belajar.

"Kanaya"
 
"Kanaya woi" Haura mengguncang tubuh teman sebangkunya yang sedang melamun.

"Apa, Ra?"
 
"Siang-siang gini lo malah ngelamun. Ngelamunin apa sih?"
 
"Nicko Ra, dia kemana ya..Ngilang lagi gak ada kabar" raut wajah Kanaya berubah sedih.
 
"Bener-bener si Nicko, gue juga dah tanya ke Arsya, katanya Nicko gak masuk tanpa keterangan"
 
"Atau lo tanya aja ke nyokap nya, waktu itu juga kan lo bilang kalo Nicko bantuin nyokapnya"
 
"Iya ya..Ntar deh gue coba chat mamanya Nicko"
 
"Yaudah, mana PR yang kemaren lusa? Gue mau nyalin hehe" Haura tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya
 
"Ujung-ujungnya ada maunya, nih." Kanaya menggeleng heran lalu memberikan buku PR miliknya.

Ting!

Hp Haura berbunyi, dirinya melihat dari siapa pesan tersebut. Haura menoleh kearah Kanaya yang kembali melamun melihat ke arah jendela, ia pun membuka notif tersebut.

Arsya<3
/send a picture

Melihat itu Haura melebarkan matanya dan menutup mulutnya dengan tangannya supaya tidak berteriak, betapa terkejutnya ia saat melihat foto siapa yang dikirim Arsya. Haura segera mematikan ponselnya dan menyimpannya kembali ke dalam saku roknya. Haura menenangkan dirinya untuk bersikap biasa saja.

🤜🤛

Sore Ini hujan deras. Kanaya terdiam di parkiran menunggu supirnya datang menjemput, ada Vano disebelahnya yang sudah basah kuyup karena nekat mandi hujan.
 
"Vano! Lu ya bener-bener ntar kalo lu sakit gimana? Pake sana jaket lo" marah Kanaya, Vano pun mengambil jaket dari paper bag di motornya yang menggantung.

"Nih pake"
 
"Lah kok jadi gue yang make? Yang basah kan lu"
 
"Gue kuat Nay. Gak akan sakit. Udah lu aja yang pake ya dingin harinya, hujannya juga deras"

Vano memasangkan jaketnya ke tubuh Kanaya yang kecil. Jaket Vano bahkan menenggelamkan tubuh gadis itu
 
"Anget" Batin Kanaya
 
"Kebesaran Vano"
 
"Gak apa-apa biar anget semua badan lu nya. Lucu loh" Vano mengambil ponselnya dan memotret Kanaya dari samping
 
"Ih! Pelanggaran hak cipta! lo gak boleh foto gue sembarangan, tanpa seizin gue!"
 
"Siniin" Kanaya berhasil mengambil ponsel Vano dan melihat hasil jepretan sahabatnya itu
 
"Eh, bagus juga..kirim ke gue"
 
"Makannya jangan marah-marah mulu" Kanaya hanya cengegesan.

Tin tin

"Gue udah dijemput. Gue duluan ya Van, bye." Kanaya melambai lalu berlari memasuki mobil."Hati-hati Nay"

Di dalam mobil,
 
"Pak, anterin Naya ke alamat ini ya" Kanaya memberikan ponselnya kepada Pa Dirman, supirnya. "Gak langsung pulang mba?"
 
"Engga pak, mau nemenin adiknya temen naya dulu belajar"
 
"Siap mba Naya" mobil pun melaju menuju rumah Glen
 
Ting!

Glen
Lu jadi kerumah  gue?
 

Kanaya
Gue udah otw nih

Glen
Udah di jemput?
Atau perlu gue jemput?
Hujan soalnya, lu naik apa?

Kanaya
Gak usah. Gue sama supir kok

FRIEND WITH BENEFIT (Jangan ada perasaan lain ok?!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang