𝚗𝚒

32 7 0
                                    

Cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah ruangan membuat gadis itu sadar perlahan. Berusaha mengumpulkan nyawanya, ia baru ingat kembali bahwa dia sekarang sedang terdampar dipulau dengan penghuni sebagian besar robot.

Dan dia baru ingat lagi kemarin dia hampir mati diterkam ombak.

"Ughh aku hampir untuk kedua kalinya."

Menarik kembali selimutnya, sekarang ia benar-benar merindukan kasur kesayangannya. Mengambil posisi nyaman, gadis itu memutuskan tidur kembali untuk mengobati rasa rindunya.

Namun ia urungkan niatnya setelah mendengar pintu terbuka. Dengan terpaksa y/n berangsur ke ujung kasur.

"Shiki sudah menceritakannya, bagaimana keadaan mu?"

Y/n tersenyum kikuk, ia merasa tak enak karena sudah merepotkan. "Baik, Michael."

Menaruh nampan isi makanan diatas meja samping lalu Michael berucap seolah mengetahui isi pikiran gadis itu, "dia ada di bengkelnya sekarang, disamping tokoh bunga milik nyonya Fiona. Tapi sebelum itu habiskan dulu makanannya ya." Lalu Michael keluar dan menutup pintu.

Terdiam beberapa saat, y/n menerka bahwa kotak itu sekarang sudah diotak atik olah makhluk itu tanpa sepengetahuannya. Maka dari itu ia cepat-cepat menghabiskan sarapannya lalu mampir sebentar ke toilet untuk membersihkan diri dan segera bergegas menemui Shiki.

Begitu ia keluar rumah, para robot langsung mengerubunginya. Saking banyaknya hingga ia tak punya cela untuk lari.
Banyak pertanyaan yang dilontarkan para robot itu hingga membuat y/n bingung menjawab apa.

"Kau yang Shiki gendong kemarinkan? Aku pikir itu robot baru lagi."

"Bukan bodoh! Mana mungkin Shiki menggendong robot baru sambil histeris begitu."

Lagi lagi y/n hanya bisa menanggapi dengan senyuman kikuk, tak tau harus berekspresi seperti apa. Matanya terus menelusuri kesempatan yang bisa ia gunakan  untuk kabur. Lucky!

Begitu ada celah, tak tanggung-tanggung ia menerobos keluar dari kerumunan para robot, dan lari sekencang mungkin agar tidak terlihat dari para robot lagi.

Ia tidak peduli lari kemana, yang penting bisa bebas pikirnya. Serasa cukup jauh, y/n memperbaiki nafasnya hingga teratur. Sampai akhirnya gadis itu sadar bahwa ia tersesat sekarang.

⏤͟͟͞͞★

Segala upaya ia lakukan untuk menemukan bengkel Shiki, tentunya ia tidak mau bertanya pada robot. Walaupun memakan waktu, setidaknya ia tidak perlu lagi berdesakkan.

Namun nyatanya tidak sesuai dugaannya, mencari Shiki cukup menguras tenaga dan waktu. Apalagi dengan matahari yang begitu terik, membuat tenggorokannya kering. Bergegas gadis itu mencari tempat yang teduh untuk istirahat sementara.

Memejamkan matanya lalu mengambil nafas dalam dalam.

"Akhh!" Sesuatu yang dingin tiba tiba menempel pada pipinya, membuat ia tergelonjak kaget.

"Haha maaf nona, kau sepertinya tersesat ya?" Dengan refleks gadis itu menghadap kesamping, didapatinya sipembuat ulah yang membuatnya kaget yaitu seorang robot yang memegang kaleng. "Mau?" Disodorkannya kaleng tersebut.

Y/n menggeleng, "aku tidak minum oli."

Diambilnya tangan y/n paksa lalu robot itu menyerahkan kaleng tersebut, "ini jus apel, aku juga tau kau manusia."

Menerimanya dengan ragu lalu dibukanya kaleng itu dan benar saja itu jus apel, tanpa pikir panjang y/n langsung meneguknya hingga tandas dan tak lupa berterima kasih tentunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐁𝐨𝐫𝐧 𝐓𝐨 𝐒𝐡𝐢𝐧𝐞 𝐁𝐫𝐢𝐠𝐡𝐭-𝐸𝑑𝑒𝑛𝑠.𝑍「𝑟𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑠𝑒𝑟𝑡」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang