Part 5

503 50 6
                                    

Jimin berdecak kesal. Entah ia harus bersyukur atau merasa marah di waktu yang sama.

Saat Taehyung datang ke restoran nya, keadaan menjadi begitu riuh. Entah sang adik yang memang tampan dari dirinya atau Jimin saja yang baru menyadari kalau para pelanggan yang datang rata-rata dari kalangan anak remaja. Terlihat jelas Taehyung yang sedang mengobrol bersama para gadis di depan Jimin.

"Wah kakak umur berapa? Kenapa begitu tampan seperti ini?" Tanya seorang remaja yang sepertinya berumur di bawah Taehyung.

"Iya! Bahkan kakak mirip seperti V dari anggota BTS!" Timpal yang lain nya.

Taehyung hanya menggaruk belakang kepala nya yang tak gatal. Taehyung pun sebenarnya sangat malas meladeni semua bocah ini karena dirinya sudah mendapat perlakuan yang sama di sekolah.

Maklum saja, wajahnya yang tampan juga tegas membuat Taehyung banyak di sukai oleh lawan jenis. Matanya terlihat menatap Jimin melas seakan meminta pertolongan. Jimin yang mengerti menghela napas kasar lalu menghampiri Taehyung.

"Sudah. Semuanya bubar! Jangan ganggu adek gua, atau gua tutup resto cepet biar kalian gak liat adek gua lagi.." kata Jimin dengan nada yang sedikit tinggi.

Sontak mereka langsung menggeleng dan meninggalkan Taehyung yang berada di belakang Jimin. Setelah itu Jimin menarik lengan Taehyung menuju ke ruangan nya.

Jimin memijat pangkal hidungnya penat. Ia sudah lelah menghadapai pelanggan yang lumayan banyak, sekarang malah mendapat masalah dengan 'penggemar' dadakan Taehyung.

"Astaga untung aja kakak bisa terobos mereka. Kamu juga kenapa malah naik taksi? Apa gunanya punya mobil banyak-banyak di rumah?" tanya Jimin

"Lah? Gak papa lah. Toh kakak kesini kan pake mobil, jadi sekalian aku bisa pulang bareng. Kalau aku pake mobil nanti malah ribet, kakak gak mau lanjut kerja? Aku bantu ya?"

"Hm boleh. Tapi udah minum vitamin kan? Gak lupa sama kata-kata ka–"

"Tenang aja kak. Aku udah minum vitamin kok, yaudah Ayuk sekarang balik kerja!"

Jimin memang selalu menyuruh kedua adiknya agar meminum vitamin saat ingin keluar saat musim hujan seperti ini. Bukan tanpa sebab Jimin melakukan itu, ia hanya tak mau Taehyung mengalami hal serupa seperti Jungkook.

Keduanya langsung melaksanakan tugas dengan sedikit santai. Jimin menyuruh seseorang agar menggantinya di kasir, sementara dirinya yang akan mengantar pesanan bersama pekerja lainnya dan Taehyung mengelap meja.

Jimin tidak mau membuat antrean panjang saat Taehyung menggantinya di kasir atau malah mendapat tatapan genit saat mengantar pesanan. Bukan nya cemburu, hanya saja Jimin tak mau membuat Taehyung risih atau bahkan membuat pelanggan lain terganggu akibat teriakan gadis-gadis itu saat melihat Taehyung.

Cukup lama mereka melakukan pekerjaan sampai dimana waktu mereka akan tutup. Jarum jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan Jimin sudah menunjukkan pukul enam sore, agak lambat dari biasanya memang.

"Kak, kok aku kangen Kookie, ya? Kapan sih Kookie di bawa kesini sama paman?" Tanya Taehyung sambil menyenderkan punggungnya di mobil Jimin menunggu sang kakak.

"Kata bibi sih Minggu depan Tae. Bibi juga kan kangen Kookie hey! Lagipula ada kakak yang nemenin kamu" jawab Jimin

"Hehe .. iya juga sih. Cuman aku kangen Kookie kak, gak denger celoteh itu anak rumah sepi kak! Walau tiap hari aku denger omelan kakak terus hehe .."

"Kakak ngomel juga karena kamu susah diatur Tae. Jadi jangan salahin kakak, yaudah kuy pulang"

"Kuy lah"

•••

22.00 WIB

Malam semakin larut. Semua anak-anak harusnya sudah tertidur di jam segini, namun kedua kakak-beradik itu masih betah membuka mata tanpa ada rasa kantuk sedikitpun. Jimin tengah menghitung semua masukan dari restoran, sedangkan Taehyung tengah menonton televisi.

"Kamu gak ngantuk Tae?" Tanya Jimin tanpa menatap Taehyung.

"Gak. Lagian besok hari Sabtu, aku mau begadang aja" jawab Taehyung singkat.

Jimin berdecih saat mendengar jawaban Taehyung itu. Bilangnya sih ingin begadang, tapi malah tidur lebih dulu darinya.

"Heleh. Bilang nya pengen begadang, tapi malah tidur. Kalo gak kuat begadang ya gak usah" sinis Jimin pada Taehyung.

Taehyung berdecak sebal. "Lah wong kakak yang suruh aku tidur terus, ya aku sebagai adik yang baik harus nurut. Gimana sih?"

Jimin menghela napas tak membalas perkataan Taehyung yang sayangnya memang benar. Tiap kali Jimin memaksa Taehyung untuk tidur saat sang adik ingin begadang. Tapi kan Jimin sebagai kakak yang baik harus melarang Taehyung untuk tak bergadang agar tak jatuh sakit.

"Terserah mu lah. Kakak mau ke kamar dulu, kakak udah ngantuk"

Jimin mengelus surai Taehyung dengan lembut. Meninggalkan sang adik yang sepertinya masih betah menonton televisi yang menampilkan sebuah film luar negeri.

Taehyung hanya berdehem. Film ini terlalu seru untuk dilewatkan Menurutnya.

"Kok gua ngantuk sih? Aelah gagal begadang lagi ini mah. Gua tidur bareng kak Jimin aja" gumam Taehyung sambil mematikan televisi lalu masuk kedalam kamar Jimin.

Ia melihat Jimin yang tengah merebahkan diri namun sibuk memainkan ponsel. Ck ternyata Jimin sama saja dengannya.

"Katanya ngantuk. Tapi malah main hape, apa-apaan" ledek Taehyung membuat Jimin menatapnya malas.

"Suka-suka kakak. Kenapa suka-suka kakak? Ya suka-suka kakak"

Taehyung mengernyit. "Apa sih gak jelas. Aku tidur di kamar kakak ya? Takut tidur sendiri" cengir Taehyung diakhir ucapan nya.

Tanpa menunggu jawaban. Taehyung langsung naik ke kasur dengan rusuh membuat Jimin lagi-lagi menghela napas sabar.

'Sabar Jim. Dia adek lo'

"Kak. Besok mau ngapain? Di rumah aja? Apa mau pergi keluar?"

"Di rumah aja. Lagian besok hujan gede, mau pergi keluar pun percuma"

Taehyung mengangguk paham. Akhir-akhir ini selalu hujan turun dengan lebat karena memang sedang musim, bahkan bisa saja hujan turun malam ini dan berlanjut ke petang hari esoknya.

Mereka diam beberapa saat membuat suasana menjadi hening. Jimin melirik ke arah sang adik yang sudah memejamkan mata masuk ke alam mimpi, Jimin mengangkat sudut bibirnya lalu menaruh ponsel di atas nakas.

Dengan pelan Jimin menyelimuti tubuh mereka, mencium kening Taehyung dan masuk ke alam mimpi menyusul sang adik.

♦♦♦

Up lagi..
Hope you like it!
Sorry for typo
Keep healthy guys~

Little Brother 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang